Mohon tunggu...
inayahnurhidayati
inayahnurhidayati Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang suka menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Hadits Tarbawi dalam Kajian Rutin di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

24 Desember 2024   14:10 Diperbarui: 24 Desember 2024   14:09 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar kajian rutinan di masjid kampus 2 UIN Bandung 

Pada kajian rutin setiap hari Selasa-Kamis sore di masjid kampus 2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung dijelaskan mengenai Hadits Tarbawi. Sebagai pembukaan beliau mengutip sebuah pepatah yang berbunyi "Your best quote that reflects your approach, its one small step for man, one giant leap for mankind" adalah ucapan seorang legendaris Neil Amstrong. Artinya adalah itu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan raksasa bagi umat manusia. Dipahami bahwa satu kata bisa bermakna untuk orang banyak, maka itu bisa menjadi langkah besar untuk merubah kehidupan seseorang.

Sama halnya dengan hadits. Hadits-hadits nabi ini mempunyai makna untuk direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga manusia bisa menjadi lebih baik dengan mengamalkan hadits. Bukan tentang seberapa banyak hadits tersebut dihafal tapi seberapa banyak hadits itu diamalkan sehingga bisa merubah kehidupan umat manusia.

Mengutip dari M. Quraish Shihab, Jika ditinjau dari beberapa pandangan tentang pendidikan Islam, istilah tarbawi pada dasarnya mencakup tiga konsep utama: tarbiyah, ta'lim, dan ta'dib. Ketiga istilah ini menjadi akar dari konsep pendidikan dalam Islam. Namun, dalam konteks lembaga pendidikan formal, istilah tarbiyah lebih sering digunakan dibandingkan dengan ta'lim dan ta'dib. Jadi 2/3 dari Al-Qur'an itu tentang pendidikan. Semua hadits nabi itu adalah pendidikan bagi umat manusia.

Menurut Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Hadits Tarbawi adalah sebuah hadits yang berisi pengajaran yang dapat membuat manusia menjadi optimal.

Hadits Tarbawi terbagi menjadi 4 bagian:

  • Hadits tentang pendidikan spiritual atau keimanan
  • Sebagai contoh hadits tentang spiritual yaitu hadits yang menjelaskan tentang Iman, Islam dan Ihsan. Iman adalah percaya kepads Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir dan Taqdir. Islam adalah meliputi syahadat, sholat, zakat, puasa, dan pergi haji ke baitullah jika mampu. Ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan-akan kau melihatnya, artinya merasa segala yang kita lakukan itu Allah pasti melihatnya. Dimana dalam hadits ini diajarkan mensifati orang bisa dilakukan dengan cukup dengan melihat pakaian dan warna rambutnya.

  • : : : : : : . : . : : . : : . .

"Dari Umar radhiyallahu 'anhu pula dia berkata; pada suatu hari ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian sangat putih, dan rambutnya sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya, kemudian ia duduk di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mendekatkan lututnya lalu meletakkan kedua tangannya di atas pahanya, seraya berkata: 'Wahai Muhammad jelaskan kepadaku tentang Islam?' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah Al Haram jika engkau mampu mengadakan perjalanan ke sana." Laki-laki tersebut berkata: 'Engkau benar.' Maka kami pun terheran-heran padanya, dia yang bertanya dan dia sendiri yang membenarkan jawabannya. Dia berkata lagi: "Jelaskan kepadaku tentang iman?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "(Iman itu adalah) Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta engkau beriman kepada takdir baik dan buruk." Ia berkata: 'Engkau benar.' Kemudian laki-laki tersebut bertanya lagi: 'Jelaskan kepadaku tentang ihsan?' Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "(Ihsan adalah) Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sungguh Diamelihatmu." Dia berkata: "Beritahu kepadaku kapan terjadinya kiamat?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui dari yang bertanya." Ia berkata: "Jelaskan kepadaku tanda-tandanya!" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Jika seorang budak wanita melahirkan tuannya dan jika engkau mendapati penggembala kambing yang tidak beralas kaki dan tidak pakaian saling berlomba dalam meninggikan bangunan."

Umar radhiyallahu 'anhu berkata: 'Kemudian laki-laki itu pergi, aku pun terdiam sejenak.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadaku: "Wahai 'Umar, tahukah engkau siapa orang tadi?" Aku pun menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dia adalah Jibril yang datang untuk mengajarkan agama ini kepada kalian." (HR Muslim)

  • Hadits tentang pendidikan akhlak atau karakter
  • Bagaimana mengukur Iman, Islam, Ihsan? Dengan melihat akhlaknya. Karena sebaik-baiknya orang adalah yang paling baik akhlaknya. Kunci masuk surga adalah dengan jujur. Karena dengan jujur akan terbentuk sikap baik lainnya. Ibaratnya jujur adalah pusat perbuatan baik dan yang lainnya adalah cabang.
  • Hadits tentang pendidikan sosial
  • Intinya sebagai manusia kita tidak boleh hasud atau dengki, jangan mengata-ngatai atau mencela orang lain, jangan benci terhadap orang lain, dan berbuat baiklah jangan saling membelakangi artinya cuek atau sombong karena tidak saling menyapa.
  • Hadits tentang pendidikan peradaban manusia

Untuk bisa membentuk peradaban manusia, maka harus melalui pendidikan spiritual. Kalau akhlaknya sudah terbentuk, sosialnya sudah terimplementasi maka akan terbentuklah manusia yang beradab. Begitupun sebaliknya jika tidak paham hadits maka tidak akan terbentuk peradaban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun