Mohon tunggu...
Inayah Hanum
Inayah Hanum Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya menyukai dunia tanaman. Tapi juga mulai menyukai menulis dan bergabung di grup-grup menulis. Orang bilang saya pendiam. Namun, dalam diam saya ingin mempunyai karya. Harapan saya saat ini bisa mengajak anak didik saya juga menyukai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Percaya Diri, di Manakah Dirimu?

9 September 2022   14:20 Diperbarui: 9 September 2022   14:34 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak semua anak tumbuh dengan percaya diri yang baik. Anak yang sudah mempunyai percaya diri yang baik pun kadang mengalami krisis percaya diri. 

Percaya  diri berasal dari konsep diri. Konsep diri berasal dari bagaimana pendapat teman sebaya  yang ada sekitar kita dan  orang dewasa terutama orang tua dan guru tentang kita ketika masih kecil. Baik itu penampilan fisik maupun tingkah laku.

Percaya diri terbangun dari hubungan cinta dan kasih sayang  antara orang tua dan anak. Orang tua yang penuh cinta dan kasih sayang akan lebih melihat sisi positif yang dimiliki oleh anak daripada sisi negatifnya. Orang tua lebih fokus pada potensi  dan kelebihan anak. Semakin anak diingatkan pada hal-hal positif tentang dirinya semakin kuat tumbuh rasa percaya dirinya. 

Sebaliknya jika anak kurang percaya diri lebih disebabkan oleh sikap orang tua yang hanya melihat sisi negatifnya saja daripada hal-hal positifnya. Akibatnya, akan lebih mudah melihat negatifnya daripada sisi positifnya.

Percaya diri mulai terbentuk 6 tahun pertama dalam diri manusia. Jika setiap hari dibombardir dengan kata-kata negatif dan akhirnya dicap negatif maka yang terngiang dan dan akhirnya diyakini bahwa tidak ada kebaikan atau kelebihan yang anak tersebut miliki. Reaksinya adalah anak menjadi pendiam, malu, takut berpendapat, takut gagal, bahkan tidak mudah percaya pada orang lain.

Orang dewasa baik itu orang tua atau guru hendaknya memberikan ruang yang cukup bagi anak untuk membangun rasa percaya dirinya dengan menunjukkan hal-hal positif, kelebihan, dan potensi yang ada pada diri anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun