Mohon tunggu...
Inayah Ainun
Inayah Ainun Mohon Tunggu... -

Sedang menuntut ilmu di UIN Jakarta Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pacaran? Ntar Dulu Deh!

1 Desember 2014   11:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:22 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta adalah suatu kata yang tidak akan pernah lepas dari diri seorang manusia. Setiap insan yang diciptakan di dunia ini pastilah diberi sebuah anugerah yang luar biasa yaitu cinta. Cinta terkadang membuat kita bahagia, tapi terkadang bisa membuat hati kita terluka. Akupun merasakannya. Cinta bisa datang kapan saja, takkan pernah kenal waktu. Ia tak akan pernah memberi tahu kita akan kedatangannya. Begitupun ketika ia akan pergi meninggalkan kita. Ketika kita belum bisa menemukan cinta sejati kita, perasaan itu terkadang akan dan datang dan pergi begitu saja.

Tetapi perlu diingat bahwa cinta yang paling kekal adalah cinta kepada Sang Mahacinta yaitu cinta kepada Allah SWT. Berbicara tentang cinta, aku teringat pesan ustadzku ketika aku baru masuk pesantren, yaitu PONPES Nurul Huda Sukaraja, ketika itu aku duduk di bangku Madrasah Aliyah, beliau bernama Ustadz Sujari. Seorang ustadz yang sangat luar biasa menurutku.

Beliau mengatakan bahwasannya cinta itu terbagi menjadi enam, yang pertama cinta kepada AllahSWT; yang kedua cinta kepada Rasulullah SAW; yang ketiga cinta kepada orang tua; yang keempat cinta kepada sesama manusia; yang kelima cinta kepada diri sendiri; dan yang terakhir cintai kepada seseorang yang kamu cintai.

“Cinta itu yang pertama harus kepada Allah, kemudian Rasul, kemudian orang tua, terus sesama manusia, diri sendiri dan baru cinta kepada pacarmu”. “Lah, cinta sama Allah, Rasul dan orang tua aja belum bisa bener, kog udah berani pacaran. Apa gak malu kamu?”. Kira-kira seperti itu penyampaian beliau di depan kelas dengan suaranya yang khas.

Beliau juga berpesan, bahwa kita tidak boleh main pacar-pacaran. Kalau ada yang mengajak pacaran katakan saja pada lelaki itu begini “Mas, saya masih ingin fokus belajar, dan gak kepengen pacaran, tapi tenang saja, kalau kita jodoh pasti akan bertemu”. Beliau memang sangat mewanti-wanti para santrinya untuk tidak pacaran dan hanya fokus kepada pelajaran dan pendidikan. Beliau juga sering mengatakan bahwa “pacaran itu mbahayani” (pacaran itu berbahaya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun