Mohon tunggu...
Inaya Devi
Inaya Devi Mohon Tunggu... -

saya lahir di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Buang yang Ada di Tanganmu

16 Januari 2011   07:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:32 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin banyak yg sudah mendengar tentang cerita ini. Meski demikian saya akan mencoba menceritakannya kembali.

Alkisah, disebuah desa ada seekor anjing yg memang dipercaya oleh penduduk desa untuk menjaga kampung mereka dari binatang pengggangu. Suatu saat sang anjing menyeberangi sungai yg memisahkan desanya dengan desa yg lain. Anjing itu tampaknya kelaparan karena desa tempat sang anjing sedang dilanda kekeringan hingga anjing tsb jarang sekali mendapaatan makanan.

Di desa seberang anjing terseebut berputar-putar untuk mencari makanan, hingga sanmpailah anjing tsb ke temoat pemotongan hewan. Pegawai pemotongan hewan cukup berbaik hati dan memberikan sepotong daging untuk anjing tsb. Lalu kembalilah anjing dengan bergegas sambil menggigit daging itu pada mulutnya. Dia sangat hati-hati menjaga daging tsb. Anjing itu menyeberangi jembatan yg memisahkan kedua desa itu. Di tengah penyebrangan dia berhenti sejenak dan memandang ke air sungai yg jernih.Tampak olehnya ada "anjing" lain yg juga sedang menggigit daging. Anjing itu berpikir dan membatin,"Kalau aku bisa merebut daging itu maka aku pulaang dengan dua potong daging"...

Tanpa pikir panjang anjing itu bersiap-siap untuk merebut daging itu  dan segera membuka mulutnya lebar-lebar. Saat mulutnya terbuka, lepaslah daging yang dia gigit dan terjun bebas masuk kedalam sungai....

Anjing tersbut tertegun karena dagingnya  hilang dan gagal pula merebut daging dari bayangannya sendiri yang ada di dalam air sungai.

Kisah sang anjing di atas banyak sekali terjadi di sekitar kita. Bahkan mungkin Anda atau saya sendiri pernah mengalaminya.

Belajar dari semua itu, tampaknya kita harus lebih berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan. Harus kita sadari bahwa semua yang ada pada diri kita adalah anugerah-Nya dan janganlah membuang anugerah itu gara-gara ada iming-iming untuk memperoleh sesuatu yang kelihatannya lebih besar. Janganlah membuang sesuatu yang sudah ada di tangan kita untuk mendapatkan sesuatu yang belum jelas dan belum pasti di tangan kita.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun