Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Waspada Tanda-Tanda Kematian Hati

30 Januari 2025   08:15 Diperbarui: 30 Januari 2025   08:37 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waspada Tanda-Tanda  Kematian Hati

Mengapa harus menjaga hati agar tetap hidup, mengingat  semua aktifitas dalam kehidupan bermuaran kepada kejernihan hati berkaitan dengan perilaku seseorang  baik, buruk nya  kembali kepada keputusan hati apakah cenderung berbuat  kepada kebaikan atau keburukan  itulah mengapa  hati menjadi unsur yang sangat penting dalam diri kita, bahkan hati menjadi pendorong sekaligus penentu dari perilaku  baik yang di lakukan, namun ingat pada saat yang sama hati juga dapat menjadi sarana untuk mencegah sikap manusia  terhadap semua hal yang  dilarang  agama, itulah sebabnya mengapa  mesti menjaga hati dari segala hal yang merusak, sehingga hati ini terus hidup, bersinar, jernih selalu cenderung  mengajak terhadap kebaikan sebagai bekal kita di dunia untuk menghadapi kehidupan berikutnya, terkait ini Rasulullah SAW telah mengingatkan dalam sebuah sabdanya, sebagaimana berikut "Ingatlah bahwa dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika daging itu baik, maka baik pula seluruh tubuh. Jika daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Daging tersebut ialah hati," (HR al-Bukhari) Sabda Rasulullah tersebut harus menjadi alarm agar jangan sampai hati ini rusak atau bahkan lebih mengerikan lagi menjadi hati yang mati, sehingga tak punya sensitivitas terhadap apapun termasuk terhadap petunjuk dan ajakan-ajakan untuk tetap istiqomah dalam menjalankan amal kebaikan sesuai perintah-Nya, dari sini hendaknya kita bisa memahami  betapa sangat strategis peran hati dalam membentuk karakter kehidupan manusia

DakwahPost
DakwahPost

Seorang ahli bahkan mengibaratkan  hati dan bathin laksana bumi yang dapat tumbuh, subur, dan membahagiakan, tetapi juga bisa mengalami kekeringan atau bahkan mati, sedangkan air kehidupan yang turun dari langit adalah keimanan yang akan membuat bumi menjadi subur sehingga tanaman dapat tumbuh subur dengan baik hingga bisa memenuhi kebutuhan manusia, itulah gambaran hati seseorang yang jernih yang selalu dibingkai oleh agama, dengan kata lain disebt dengan qalbun salim, salamatul qalb 'anisy-syirk awil-aqa'id al-fasidah, yakni selamatnya hati dari syirik atau kepercayaan-kepercayaan yang sesat, hati yang sehat berarti memiliki akidah yang benar, aqidah yang kuat,  lurus, serta bebas dari segala bentuk kemusyrikan, (hati yang memiliki spiritualitas sangat tinggi sehingga sangat peka terhadap Asma Allah dan bacaan ayat-ayat al-Qur'an). 

Qolbun salim berasal dari dua kata yaitu qolbun yang berarti 'hati' dan salim  yang berarti 'bersih, suci, dan lurus'. Jika kedua kata ini digabungkan, maka akan membentuk arti 'hati yang lurus, bersih, suci, dan ikhlas dalam segala gerak, pikiran, perasaan, perbuatan dan lain sebagainya hanya kepada Allah Swt' Sementara tanah yang kering diibaratkan laksana hati yang kering atau lebih dengan bahasa lain disebutkan sebagai qolbun maridh atau hati yang sakit yang dihinggapi banyak penyakit dalam hatinya antara lain hidup tidak pernah tentram, galau, was-was, cemas, tidak menikmati hidup, tumbuh perasaan  sakit memiliki perasaan iri hati, hasad, arogan, sombong, ujub, takabbur dan penyakit hati yang lain, bahkan hati yang mati, kering, dan gelap tidak akan merasakan apapun, tidak akan memiliki sensitivitas spiritual. Ia tidak akan merasakan manis, pahit, asamnya spiritualitas sehingga hatinya tidak merasakan kelezatan ibadah dan kepedihan atas kesempatan ibadah yang luput darinya, terkait ini  seorang tokoh sufi  Imam Ibnu Athaillah dalam buku Al-Hikam-nya menyebutkan tanda hati seseorang yang sedang mati menyampaikan :

Dephositphotos
Dephositphotos


"Min alamaatu mawtul alqalbu a'damu alhuzni a'laa maafataka minalmuwaafiqati  watarkunnadmi alaa maa faalta min wujudi alzzalati"  Artinya, "Salah satu kematian hati adalah tidak adanya kesedihan atas kesempatan ibadah yang terlewat dan tidak adanya penyesalan atas kekhilafan yang pernah dilakukan."  Demikian ini, sama halnya dengan apa yang dijelaskan Syekh Ibnu Ajibah. Namun, beliau menambahkan satu lagi tanda hati yang sudah mati.   Tanda-tanda yang disebutkan Imam Ibnu Athaillah sebagai sebuah peringatan bagi semuanya atau jangan-jangan ada pada diri kita tanpa disadari, bahwa ada kesempatan untuk melakukan investasi kebaikan namun hal itu lewat begitu saja tanpa ada penyesalan secuilpun dan ini sebagaimana yang digambarkan Ibnu Ataillah adalah tanda-tanda dari kematian hati seseorang. Naudzubillah

Pixbest
Pixbest

Kesimpulan

Kematian hati adalah kondisi hati yang tidak hidup secara spiritual dan tidak memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai kebaikan sebagaimana yang dianjurkan Agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun