Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Marah Awal Kegilaan, Endingnya Penyesalan

6 Januari 2025   07:30 Diperbarui: 6 Januari 2025   07:18 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marah Awal Kegilaan, Endingnya Sebuah Penyesalan  

Tidak bisa dipungkiri terkadang manusia memiliki sifat cepat marah terlebih ada pemicu yang menimbulkan amarah berlebihan, meski kita mengetahui bahwa marah adalah salah satu emosi dasar manusia yang seringkali muncul sebagai reaksi terhadap situasi atau peristiwa yang dianggap akan mengancam, menyakitkan, menyudutkan, dan tindakan tidak adil maka otomatis perasaan marah itu muncul dengan berbagai reaksi yang ditampilkan, meskipun marah bisa juga positif sebagai daya ungkit untuk mendorong perubahan yang bersifat konstruktif meski pada kenyataannya marah lebih banyak mengarah terjadinya destukstif terlebih saat tidak terkendali yang akan membawa dampak negative bagi diri, orang lain, dan lingkungan sekitar, pada akhirnya agama pun melarang marah sebagaimana dalam sebuah riwayat disampaikan "la taghdab" faradad miraran qal la taghdab" "Jangan marah!" Beliau mengulanginya tiga kali." ini menunjukkan tentang bahaya yang ditimbulkan akibat marah  


Marah dalam bahasa arab yaitu alghadab atau  aghaidha, yang berarti kemarahan, sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian marah adalah perasaan tidak senang karena diperlakukan tidak sepantasnya, dalam kontek  psikologis dan sosial, marah diartikan sebagai kondisi emosional yang ditandai dengan rasa tidak puas, frustasi, dan keinginan untuk melakukan tindakan agresif, sebagai reaksi instan terhadap suatu kejadian yang tidak diinginkan atau sebagai akumulasi dari berbagai pengalaman negative, dan jika marah tidak terkendali akan menimbulkan dampak negative bagi diri dan orang lain , kalau seseorang telah diliputi perasaan marah, maka seluruh kejelekan bisa diundang untuk masuk ke dalam dirinya dengan leluasa, dengan  berbicara keras, kasar, semua bahasa binatang akan keluar tidak peduli apakah perkataan yang disampaikan akan menyakiti orang lain atau tidak, mengapa demikian ? karena kondisi dimana darah dan jantung mendidih, detak jantung yang semakin kencang, sebagai respons terhadap situasi merugikan atau reaksi emosional kepada pihak yang telah merugikannya, hal inilah yang seringkali mengakibatkan munculnya kata-kata kasar dan perilaku-perilaku yang buruk, dan puncak kemarahan seseorang adalah  saat telah menguasai hati, dapat mengakibatkan seorang kehilangan kendali, kehilangan akal sehat, berdampak liarnya lisan melemparkan celaan, umpatan, hinaan, dengan  kata-kata kasar, sementara anggota badan bisa mengekspresikan dengan penyerangan, pemukulan atau permusuhan, seringkali  rasa marah yang dipendam menimbulkan tekanan psikis yang lebih berat, rasa marah yang terus bergejolak menimbulkan suasana hati yang tidak nyaman, sensitif, dan tidak mengenakkan, pada akhirnya pelampiasannya adalah dengan melakukan tindakan  negatif seperti membanting barang-barang, berteriak teriak, bahkan bisa menimbulkan kerusakan, merenggangkan rusaknya hubungan sosial, meningkatkan konflik dan kekerasan, serta merusak keharmonisan hubungan social, memicu pertengkaran, kebencian, dan permusuhan yang mengganggu kedamaian, dan untuk  mengatasi bahaya marah, penting bagi individu untuk mengendalikan emosi mereka dengan meningkatkan kedewasaan ruhani sehingga mudah dalam meredam emosi diri .

Pixabay
Pixabay

Mengatasi amarah maka Agama  telah memberikan tuntunan dalam hal ini, agar ketika seorang itu marah ia dapat mengendalikannya, salah satunya  adalah jangan banyak bicara, tutup mulut dan diam seribu bahasa.  "Kalau salah seorang di antara kalian marah, maka diamlah." (HR. Ahmad) ingat karena  ucapan yang didasari dengan kemarahan hanya akan menambah suasana menjadi runyam, bola api yang ada di dalam hati akan menggelinding bebas kesegala arah  membakar segala yang ia lewati, bahkan pihak-pihak  yang tidak tahu apa-apa pun akan terkena imbasnya, kalau pun tidak sampai terbakar minimalnya mereka terkena percikan apinya. Oleh sebab itu, jika kita marah maka diamlah, tutup mulut rapat-rapat. Jangan biarkan kemarahan itu keluar dan membesar sehingga akhirnya pun akan menimbulkan penyesalan panjang, dengan demikian wajar dalam Agama marah disebutkan sebagai "lghadab 'awaluh jununu, wanihayatuh nadam' "Marah itu awalnya adalah kegilaan dan ujungnya adalah penyesalan." (Al Manhaj Al Masluk fii Siyasah Al Muluk )

Pngtre
Pngtre


Kesimpulan 


Dalam pandangan Agama marah merupakan perbuatan yang dilarang karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain., berikut beberapa pandangan tentang marah :

  • Marah dapat merusak iman. Nabi bersabda, "Kemarahan merusak iman sebagaimana bumbu merusak madu"
  • Marah dapat diumpamakan sebagai bara api yang dikobarkan oleh setan.
  • Marah dapat menimbulkan dampak negatif, seperti melakukan tindakan merusak, anarkistis, hingga saling bunuh.Marah dapat membahayakan kesehatan mental dan fisik, seperti darah tinggi.
  • Rasulullah SAW senantiasa mengingatkan muslim untuk menahan amarah. Beliau bersabda, "Jangan kamu marah, maka bagimu Surga (akan masuk Surga)".
  • Jika seseorang marah, sebaiknya segera duduk, dan jika kemarahannya sudah hilang, maka hendaklah berbaring.
  • Jika kemarahan tersebut harus dikeluarkan, muslim perlu melakukannya sesuai dengan adab yang benar, seperti tidak mengucapkan kata kasar, tidak berlebihan, dan memiliki tujuan jelasMenahan marah dapat membantu menjaga ketenangan batin, menghindari stres yang berlebihan, dan menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain.
  • Menenangkan diri dan mengalihkan ke hal-hal yang positif
  •  Mengkomunikasikan perasaan dengan tepat, dan benar. Demikian semoga bermanfaat

Senin, 06 Januari 2025

Kreator Kompasiana  : Inay Thea

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun