Tetangga Akan Mendapatkan Warisan  ?
"Dari Aisyah r.a., dari Nabi Muhammad saw. bersada, "Tidak henti-hentinya Jibril memberikan wasiat kepadaku tentang tetangga sehingga aku menduga bahwa ia akan memberikan warisan kepadanya." (Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Dari hadist tersebut Siti Aisyah RA istri Rasulullah SAW sampai-sampai berpikir bahwa tetangga akan mendapatkan warisan karena seringnya Malaikat Jibril berwasiat kepada Nabi Muhammad untuk berbuat baik kepada tetangga karena pesannya ini, Siti Aisyah sampai mengira  bahwa Jibril akan menjadikan tetangga sebagai salah satu yang akan menerima  ahli waris mengingat  pesannya wasiat tersebut terhadap Rasulullah SAW, ini berdasarkan  beberapa hadist yang berisi pesan penting tentang hidup berdampingan dengan tetangga maka rasanya tidak berlebihan jika Siti Aisyah RA mengira bahwa tetangga termasuk salah satu yang akan mendapatkan warisan mengingat pesan Malaikat Jibril terhadap Rasulullah SAW tentang  hidup bertetangga berikut salah satu hadistnya "Dari Aisyah r.a., dari Nabi Muhammad saw. bersada, "Tidak henti-hentinya Jibril memberikan wasiat kepadaku tentang tetangga sehingga aku menduga bahwa ia akan memberikan warisan kepadanya." (Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Mengapa Islam memikirkan tentang hidup bertetangga ?  semestinya kita menyadari bahwa betapa pentingnya hidup rukun, berdampingan dengan baik  bersama tetangga karena ia adalah orang yang letak rumahnya berdekatan dengan kita otomatis tidak akan bisa menghindari dari interaksi sosial tanpa melihat perbedaan Agama, Suku, Budaya, bahasa, dan warna kulit hendaknya perbedaan ini  tidak menjadikan sebagai noise dengan memutuskan hidup menyendiri menjauh dari tetangga bukankah dengan membuka jendela komunikasi akan membentuk suasana keakraban, suasana  saling menghormati, saling menghargai, saling memuliakan otomatis akan menciptakan lingkungan yang tentram, sejuk, dan damai  dengan tidak membeda-bedakan apapun  karena semua dikemas menjadi satu album kehidupan bernama  relasi social, mengingat  manusia sebagai makhluk social rasanya  mustahil buisa hidup sendiri terlebih  jika ada permasalahan menimpa justru saudara terdekat adalah tetangga, lalu sekuat apa diri kita tanpa bantuan orang lain, sehebat , sepintar apa diri kita sehingga orang lain dianggap menjadi tidak penting,  dan sebaik apa amal kita  dimata Tuhan sehingga harus mengurung diri demi menjaga martabat kemurnian amal dengan  mengabaikan  hubungan sosial  teramat merugi mereka yang mengikuti ego dalam diri dengan  meninggalkan  pentingnya relasi bertetangga sebagai pertanda bahwa kita masih memiliki saudara dekat yang seharusnya memiliki rasa empati atau  jangan-jangan kita terlalu oper pede bisa mengatasi sendiri tanpa harus menjalin komunikasi dengan  tetangga tapi rasanya jika masih bernama  manusia dimuka bumi pasti akan membutuhkan pihak lain untuk saling berbagi, saling menolong, saling membantu, saling melengkapi kekurangan diri atau sebaliknya menopang kelemahan orang lain dengan kekuatan diri, saling menasehati, tanpa harus mengklaim diri paling hebat, paling benar, paling baik  bukankah lembaran sejarah kelam menggambarkan betapa  mentalitas  Fir'aun yang selalu membanggakan diri, merasa hebat, merasa baik  dengan ucapan yang sangat terkenal "Hadzaa Lii" (ini aku)  dengan melemahkan, merendahkan  peran orang lain  namun ingat pada akhirnya Fir'aun harus tenggelam dalam keangkuhan, dan kesombongan, ini  sebagai sebuah gambaran penting bahwa kita tidak boleh merasa lebih baik sehingga harus mengasingkan diri dengan menghindari dari pergaulan social Â
Dalam Islam tetangga memiliki hak untuk diperlakukan dengan sangat  baik bahkan dari sejak lahir hingga meninggal, setiap individu membutuhkan bantuan dari orang lain yang ada di sekitarnya, dan oleh karena itu, seorang muslim harus menjaga hubungan baik dengan sesama, sebagaimana dalam sabdanya  "Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan menyakiti tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menghormati tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam." (Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah), dengan  demikian sesibuk apa pun seorang muslim dalam aktifitas keseharian  tetap harus ada ruang untuk  interaksi sosial dengan tetangga karena tetangga  dalam Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membangun hubungan mesra tanpa harus saling menyakiti berikut salah satu hadist sebagai penguat dala bertetangga "Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi saw bersabda, sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya (HR at-Tirmidzi)'
Berikut adab bertetangga dengan selalu mengembangkan sikap baik dan hormat yang dilakukan kepada tetangga, seperti:
*   Bersikap baik: Menyapa, berbicara dengan sopan, lemah lembut  dan tidak melakukan tindakan fisik yang menyakiti
* Â Â Tidak mengganggu: Tidak mengusik atau mengganggu tetangga, sebaliknya membuat hiduo tentram dan berdampingan
* Â Â Berbagi: Berbagi makanan dengan tetangga dapat membantu mereka mengatasi kesulitan dan mempererat silaturahmi
*   Tidak sombong: Tidak membanggakan diri, berprilaku sombong terhadap  tetangga
* Â Â Menjenguk ketika sakit: Â Menjenguk tetangga yang sedang sakit
* Â Â Bertakziah: Â Bertakziah kepada tetangga yang sedang berduka
* Â Â Berbahagia: Â turut berbahagia karena kebahagiaan atas kehidupan tetangganya Â
* Â Â Memaafkan: membuka pintu maaf lebar-lebar atas kesalahan tetangga
*   Jauhi Perbuatan Buruk yang merugikan : Tidak melakukan perbuatan  yang membuat tetangga tidak nyaman
* Â Â Tidak meremehkan pemberian: Tidak menyepelekan pemberian tetangga walau hanya berupa sepiring nasi sekalipun
Kesimpulan
Islam menganjurkan setiap mukmin untuk bersikap baik kepada tetangga apapun latar belakangnya , karena hal ini merupakan bagian penting dari ajaran agama, ingat tetangga dapat berfungsi sebagai cermin bagi setiap orang, sehingga dengan mengenal mereka, kita akan memiliki lebih banyak peluang untuk belajar dan memperbaiki demikian anjuran dalam bertetangga seperti diajar kan Rasulullah SAW dalam hadits-haditsnya. Semoga kita dapat mengamalkan sunnah Nabi tersebut sehingga kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggal dapat berlangsung harmonis dan nyaman dengan berbuat baik semaksimal mungkin, sesuai kemampuan hatta  hanya dengan menampakkan wajah cerah saat berjumpa, mencari tahu jika tidak kelihatan, membantunya ketika memerlukan bantuan, mencegah berbagai macam gangguan, material maupun inmaterial, menghendaki kebaikannya, memberikan nasehat terbaik, mendoakannya bermuamalah dengan santun, menutupi kekurangan dan kesalahannya. Wallahu A'lamu semoga bermanfaat
Rabu, 25 Desember 2024
Kreator Kompasiana : Inay Thea Cileungsi-Kab. Bogor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H