Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Membuat Sayyidina Ustman bin Affan Tidak Menangis Saat Mendengar Siksa Neraka dan Hari Kiyamat

23 April 2024   07:25 Diperbarui: 23 April 2024   09:42 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." (Yang bermaksud) "Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang di belakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya" (Hadits riwayat Utsman bin Affan RA, yang dinukilkan Imam At-Tirmidzi)

Apa Yang Membuat Sayyidina Ustman bin Affan RA  Tidak Menangis Saat Mendengar Siksa Neraka, dan Hari Kiyamat

Terdengar ini agak janggal jika tidak menangisnya sahabat Ustman bin Affan saat disebutkan soal siksa neraka, dan huri hara hari Kiyamat bukan karena tidak menggetarkan jiwanya, atau bukan karena sudah mendapatkan jaminan sebagai salah satu sahabat yang sudah dijamin sebagai ahli syurga sehingga apapun gambaran akhirat tidak membuatnya menangis ?

Rasanya sekaliber sahabat Usman bin Affan sangat sangat mustahil tertanam dalam jiwanya merasa tenang karena ada jaminan masuk syurga sehingga tidak perlu menangis saat mendengar siksa neraka terlebih kita mengetahui dari catatan sejarah bahwa seluruh sahabat  Rasulullah SAW ibadahnya tidak bisa dibandingkan dengan generas selanjutnya dari mulai sahabat Abu Bakar Siddiq RA, Umar bin khattab RA, Ustman bin Affan RA, dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. 

Mereka yang disebutkan itu adalah para sahabat yang hatinya langsung terconnect sehinga jiwanya begitu bergetar saat disebutkan tentang bagaimana kerasnya siksa neraka, huru hara kiyamat  dan nikmatnya syurga begitu juga dengan amaliyah-amaliyah ibadah tentu saja seluruh yang dilakukan Rasulullah SAW para sahabat tanpa berpikir panjang langsung mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari  sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW bahkan diceritakan bahwa para ahbat memiliki kebiasaan dalam membaca Al-Qur'an tidak mau beranjak ke ayat berikutnya  sebelum mengamalkan apa yang telah dibacanya

Dok. Khasanah Republika
Dok. Khasanah Republika

Kembali ke partanyaaan lalu apa yang membuat  Sayyidina Ustman bin Affan begitu tenangnya saat mendengar siksa neraka, hari kiyamat  dan nikmatnya syurga sementara sahabat-sahabat lainnya bercucuran air mata menandakan rasa takutnya para sahabat tentang gambaran siksa neraka, begitu juga tentang bagaimana kejadian kiyamat dan  terharunya para sahabat saat mendengar kenikmatan syurga sebagai balasan atas amal yang sudah dilakukan hamba-Nya pemandangan inilah yang membuat penasaran sahabat lainnya untuk menjawab rasa penasaran itu pada akhirnya sahabat lainnya memberanikan diri menanyakan langsung kepada  Usman bin Affan sebagaimana i dikisahkan Abu bakar al Ismaili, mengutip sumber dari laman Islami.co, mengapa Engkau jika mendengar tentang ikhwal neraka, hari kyamat dan nikmatnya syurga  tidak menangis, apa yang membuat engkau begitu tenang sementara sahabat-sahabat lainnya bergeta dan menangis ? mendengar sahabatnya tersebut, Ustman pun menjawab, " ketahuilah Jika aku di neraka aku masih bersama dengan orang-orang lain, begitu juga saat hari kiamat pun aku masih bersama dengan orang-orang lain tetapi lain halnya saat   aku berada di alam kubur aku sendirian dan tak seorang pun mau tinggal bersamaku di alam kubur." Itulah alasan yang membuat sahabat Rasulullah SAW  Utsman bin Affan radhiyallahu anhu tidak menangis saat disebutkan syurga dan neraka, namun dia menangis ketika dikatakan perihal kubur.

Bahkan disebutkan oleh  Syeikh Husain bin Audah al-Awaisyah, diriwayatkan dari Hani, dia berkata: "Utsman menangis jika berdiri di sisi kuburan sampai air matanya membasahi pipinya hingga jenggotnya basah karena derasnya tangisan sahabat Usman bin Affan kemudian beliau menyampaikan bahwa  'Sungguh, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." (Yang bermaksud) "Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang di belakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya." 

Dengan demikian sangat masuk akal jika Sayyidina Ustman bin Affan tidak menangis saat disebutkan Neraka dan dasyatnya hari kiamat mengapa? Karena  yang sahabat Ustman pikirkan adalah justru gelap dan seramnya suasana kubur yang dihuni sendirian tanpa ditemani yang lainnya dan mengingatkan kita semua bahwa   kuburan adalah tempat pertama yang disinggahi sekaligus menjadi tempat penentu selamat tidaknya untuk menuju fase perjalanan  berikutnya sebagaimana hadist tersebut diatas yang menyatakan jika selamat dari siksa kubur maka perjalanan berikutnya akan jauh lebih mudah namun sebaliknya jika mengalami siksaan kubur maka fase berikutnya jauh akan lebih berat lagi.

Dari hadist ini kita baru tersadar mengapa Ustman bin Affan begitu tenangnya saat mendengar neraka dan hari kiyamat tetapi berbeda saat mendengar istilah kuburan  karena dalam pemikiran Sayyidina Ustman bin Affan justru kuburan sebagai salah satu tempat yang sangat menentukan  perjalanan berikutnya, dan beliau menuturkan  "Aku juga mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 'Aku tidak pernah melihat pemandangan yang lebih menyeramkan daripada kuburan'" Hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun