Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Maraknya Babacakan di Kampung Halaman Saat Momen Lebaran

9 April 2024   08:37 Diperbarui: 9 April 2024   08:49 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah babacakan di Banten kerap menghadirkan menu nasi yang ditaruh di atas daun pisang. Namun, sangat jarang sajian Babacakan dalam bentuk nasi congcot atau tumpeng, nasi liwet diikuti oleh minimal dua atau tiga orang. Semakin banyak peserta yang ikut maka akan semakin meriah tradisi makan bersama tersebut adapun pola  makan Babacakan dilakukan biasanya dengan cara memanjang. peserta dapat makan secara berhadap-hadapan sambil jongkok ini terutama diikuti oleh peserta yang lebih sedikit dan lebih bersifat tradisional karena menggunakan daun pisang sebagai media alasnya. namun berlainan halnya dengan Babacakan dengan peserta yang lebih banyak saat menyantap hidangan mereka kerap menggunakan pola ngariung (berkumpul membentuk lingkaran) secara berkelompok.  (BOK 1X)

"Maraknya Babacakan di Kampung Halaman Saat Moment Lebaran "

Setiap perayaan lebaran, biasanya diiringi dengan ragam aktifitas unik dari berbagai elemen masyarakat mulai dari pawai obor, bahkan ada yang menyalakan meriam bambu, kentongan dan bedug sepanjang malam ditabuh sampai menjelang subuh dan warga setempat tidak merasa terganggu toh itu dilakukan hanya setahun sekali sebagai bentuk kebahagiaan datang nya lebaran selain itu ada salah satu kebiasaan yang cukup unik dilakukan oleh masyarakat Banten khsusunya Kabupaten Pandeglang adalah  makan menjelang hari raya yang dikenal dengan istilah babacakan atau bancakan itulah yang menyebabkan jika pulang ke kampung di daerah Jiput  Pandeglang yang terbayang dalam pikiran bukan suguhan aneka kue lebaran, bukan pula aneka masakan yang akan disajikan dimeja makan rumah orang tua dahulu tetapi yang ada dalam benak pikiran saya adalah bagaimana saat nanti pulang adalah momen makan bersama keluarga besar , tetangga, dan kawan-kawan lainnya dikampung halaman tetapi jangan dibayangkan makannya dimeja makan besar pakai kursi, piring dan peralatan lainnya kalau makan gaya begini nampaknya biasa saja tidak ada bedanya namun yang menjadi daya tarik adalah makan bersama di atas daun pisang yang sudah dibersihkan lalu kemudian diisi dengan nasi liwet yang masih panas telihat dari asapnya yang mengepul  berjejer sepanjang daun pisang atau sebanyak orang yang ikut makan, lalu diatas nasi ada ikan yang sudah dibakar ada ikan mas, gurame, mujaer, panggang ayam bakar, tidak lupa ada sambal dengan campuran honje membuat sambal semakin terasa nikmat jarang sekali kita menemukan  honje seperti dikampung yang bisa dijadikan sebagai pelengkap sambal saat babacakan akan menambah selera makan semakin maknyuss saja  

Dok. Disway
Dok. Disway

Uniknya makan ala babacakan tidak dilakukan sambil duduk tetapi semuanya harus jongkok dengan berhadap-hadapan tak terkecuali orang tua, dewasa, remaja dan anak-anak semuanya wajib jongkok konon ini juga ada filosofinya sebagai sebuah pembelajaran bahwa manusia pada dasarnya harus berdiri sama tinggi duduk sama rendah ya bisa saja menggunakan tafsir cocok logi

Makan cara ini di wilayah Banten popular disebut dengan  istilah babacakan nama hidangan makan yang diwadahi nyiru (niru), dengan tilam dan tutup daun pisang, disajikan nuntuk dimakan bersama pada selamatan atau acara apapun   tetapi dapat ditemukan dalam ensiklopedi sunda kita dapat temukan bahwa , bancakan atau babacakan ialah nama hidangan maka yang diwadahi nyiru (niru), dengan tilam dan tutup daun pisang, disajikan nuntuk dimakan bersama pada selamatan atau syukuran. macam makanan yang dihidangkan lazimnya nasi Congcot atau tumpeng beserta lauk-pauknya antara lain urab sebagai sesuatu yang khas dalam hidangan selamatan atau acara apapun terapi moment lebaran ini saat orang-orang yang merantau dari Jakarta pada pulang kampung maka bisa dipastikan acara babacakan semakin marak ada banyak beberapa tempat pilihan untuk dijadikan sebagai tempat bacakan karena tidak membutuhkan tempat yang sangat luas maka pilihannya antara laina : dipinggir sawah,  ada yang dipinnggir sungai,  pingir kolam , ada yang dikebun, ada yang dipinggir sungai, dan ada pula yang cukup disamping rumah saja yang penting suasana sekitarnya akan menambah sensasi babacakan semakin nikmat

Dok. Steemet
Dok. Steemet

Lalu apa yang terlebih dahulu diolah tentu saja membakar  ikan terlebih dahulu karena bakar ikan tidak bisa sebentar cukup lama adapun apinya supaya lebih mengundang aroma  adalah menggunakan batok kelapa atau sabut kelapa yang sudah kering dibakar lalu kemudian pamggang ikannya dibakar diatas bara api yang menyala sambil sesekali dikipas-kipas supaya bara api tetap dalam kondisi menyala sekitar 30 menit untuk bakar ikan sampai matang, sambil bakar biasanya juga dibarengi dengan membakar bahan sambal yang sudah disiapkan adapun yang biasa digunakan sebagai bahan sambal  antara lain :

Tomat

Cabe

Honje

Gula Merah

Cuka 

Garam

Sasa

Dok. Banten Healine
Dok. Banten Healine

Setelah semuanya sudah oke baru bahan sambal ini digerus sampai halus lalu kemudian dibagikan diatas tumpakan nasi yang sudah digelar di daun pisang, dan ikan yang sudah dibakar pun juga dibagikan diatas daun pisang wow rasanya luar biasa nah ini sajian yang biasa  lumrah dilakukan didaerah Jiput Pandeglang jika kami pulang ke kampung halaman rasanya kalau belum melakukan babacakan atau bancakan belum terasa nikmat pulang kapungnya  jadi jangan heran jika banyak kumpulan orang-orang secara berkelompok ada disudut-sudut sawah, pekarangan rumah, tepi sungai dan di kebun itu menandakan mereka sedang mengadakan acara babacakan alias bancakan ini bancakan susungguhnya bukan bancakan dalam pengertian bagi-bagi uang hasil korupsi. Anda penasaran silahkan mencoba

Selasa, 09 April 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun