Apa Positifnya Puasa Media Sosial Bukannya Malah Menjadi Gelombang Tsunami Bagi Diri
Kalau puasa Ramadhan menahan dari makan dan minum serta dari yang membatalkan terhadap pahala puasa sepertinya tidak asing dan kita wajib melakukan hal tersebut jika tidak ingin pahala puasanya terdegradasi lalu bagaimana dengan istilah puasa media sosial ini nampaknya gampang-gampang susah meski secara makna  ada kemiripan yaitu sama-sama menahan (imsak) untuk tidak menggunakan media social.
Pertanyaannya adalah kenapa harus melakukan puasa media sosial, dan bisakah ini dilakukan di saat media social sudah menjadi menu melezatkan dikonsumsi  semua kalangan?
Jawabannya tentu sangat beragam ada yang bisa ada yang tidak bisa karena media social sudah menjadi kebutuhan individu karena itu sebuah benda bernapa hape sulit lepas dari genggaman  karena dalam benda tersebut tersimpan tabung memory informasi sangat  menggoda dari mulai X, Instagram, facebook (FB) TikTok, sehingga seringkali kita tidak terasa saat membuka sudah dua jam mata ini terpapar layar lebih parah lagi kita akan menjadi bingung, linglung jika  benda kecil itu  lepas dari genggaman tangan seolah  dunia terasa sepi karena bagaimanapun hape sudah menjadi sahabat karib yang setia menemani ke mana saja si empunya pergi lho. Bagaimana harus dipisah, bukannya malah menjadi sakit bagi penggunanya? Â
Namun demikian harus disadari  bahwa media sosial disamping ada positifnya terdapat sisi negatifnya. Jika sering menggunakan media social terkadang saya selalu berpikiran menerka-nerka kegilaan apa yang diakibatkan oleh media social sehingga perlu diwaspadai karena konon jika keseringan akan berakibat fatal bagi penggunanya. Bagaimana tidak akan berdampak buruk kalau faktanya kita tidak bisa lepas dari genggamannya dari mulai akan tidur, bangun tidur, di kantor, saat rapat, bahkan di masjid sekalipun atau dimana saja titik ordinat kita berada.
Tidak bisa lepas dari media social tidak bersentuhan sehari saja  rasanya seperti mau kiyamat. Sebegitu dasyatnya pengaruh media social  bagaimana mau puasa media sosial sementara hati masih merindukannya sebagaimana bait lagu yang dinyanyikan  Mansur S,
"Bagaimana ku melupakan, sementara hatiku rindu, menyesal ku tak memilikimu, sesungguhnya ku membutuhkanmu, terbelenggu aku terbelenggu, tak mampu jauh darimu, tak mampu jauh darimu." Berjudul "Menyesal"
Itulah kira-kira gambaran jika kita puasa media sosial.