Menerapkan Frugal Living Menjadikan Hidup Lebih Bermakna
Frugal living atau pola hidup sederhana adalah bukan sesuatu yang baru dari sejak dahulu orang tua kita sering mengajarkan kepada anaknya agar hidup sederhana. Tentunya dengan keteladanan sikap  orang tua yang selalu menampilkan sosok yang sederhana, bersahaja bahkan mungkin masih teringat saat kecil orang tua mengajarkan, "nak ingatlah bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik."
Nasehat orang tua ini masih sangat relevan jika diterapkan coba direnungkan dengan baik karena pesan ortu ini a memiliki makna yang mendalam tentang  bagaimana hidup sederhana tidak berlebih-lebihan baik dari sisi penampilan keseharian, cara berpakaian, makan dan minum  dsb dengan tidak berlebihan.
Nasehat orang tua sangat berguna untuk diterapkan dimasa kini  saat dimana semuanya  tersedia dengan instan karena itu dalam menerapkan frugal living  tidak semudah membalikan tangan  godaan hidup bermewah-mewahan semakin menggila.Â
Terlihat jelas dari mulai  seringnya kita dipaksa untuk menyantap  sederetan menu kekayaan dimedsos yang dimiliki ada sebagian orang yang sudah tidak malu-malu lagi  melakukan  flexing  dengan terus terang memamerkan harta kekayaan yang dimiliki  bahkan menjadi sebuah tren atau kebanggaan manakala kekayaan yang dimilikinya dipublikasikan terhadap khalayak, padahal mungkin saja ada orang yang tersakiti karenanya  menyikapi ini ada baiknya kita mengambil pesan penting dari pesan Agama "Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Tuhan yang telah diberikan ."
Dari sini saja seharusnya bisa memetik sebuah pesan mulia agar menjadi manusia yang bersyukur dengan melihat orang-orang yang nasib hidupnya jauh berada dibawah kita sehinga ada rasa selalu tertanam rasa  bersyukur dengan tampil apa adanya terhindar dari sikap flexing dari  kepemilikan harta
Lalu seberapa  pentingkah  frugal living kembali diangkat padahal ini sejatinya sudah dikenal dari sejak dahulu kala mengapa saat ini mulai ramai menghiasai jagad maya menjadi perbincangan menarik seolah-olah barang  baru  apa persoalannya sehingga ini menjadi seksi untuk diperbincangkan ?
Masih menjadi daya tarik-kah  jawabannya mungkin masih sangat relevan terlebih jika melihat  perkembangan zaman kiwari yang serba digital semua sudah serba mudah transaksi bisa dilakukan sambil tiduran, duduk di sofa empuk tanpa harus keluar rumah misalkan melakukan transaksi  melalui dompet digital  dari mulai  Ovo, Dana, ShopeePay, iSaku, LinkAja, GoPay, dan Doku hingga transaksi serba cepat dengan metode pay later  "membayar nanti".Â
Kita bisa mendapatkan barang tanpa perlu mengkhawatirkan pembayarannya sekaligus tidak butuh waktu lama cukup tunggu beberapa saat saja sampai mereka memberikan approval dan kita  sudah bisa menggunakannya namun yang harus diingat adalah transaksi model seperti ini memunculkan seseorang menjadi lebih konsumtif, konsumerisme  dan mungkin menjadi lebih boros meski demikian kita tidak bisa dihindari model transaksi serba digital  karena  semuanya akan kembali kepada diri masing-masing apakah kita akan menjadi boros atau tetap menampilkan sebagai sosok yang hidup serba sederhana tidak bermewah mewahan dari apa yang dimiliki