Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seonggok Manusia Miskin

27 Januari 2024   07:15 Diperbarui: 27 Januari 2024   11:06 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

         

Seonggok Manusia Miskin 

  • Mereka yang merelakan diri dijadikan alas dudukmu, sandaranmu, bahkan dijadikan umpan sekalipun
  • Mereka telah merelakan diri jadi anak tangga untuk pijakan kakimu perlahan kau tapaki tangga demi tangga  tanpa kau sadari betapa beratnya menahan bebanmu yang teramat berat tapi kau tak peduli
  • Mereka tak rasakan beban beratmu hanya agar engkau  sampai di puncak kemenangan
  • Meski setelah duduk dikursi empuk mereka  kau campakkan
  • Tak ada sedikitpun raut wajah pendendam diwajah mereka, senyuman seperti biasanya tetap mengembang walau dalam keterbatasan
  • Meski lehermu kini mendadak teramat kaku untuk sekedar menoleh, apalagi singgah di gubuk reot mereka berat rasanya
  • Percayalah kebencian sudah dibuang dalam kamus mereka yang sempat jadi anak tangga  untuk kakimu
  • Namun bagaimanapun engkau harus segera siuman dari egomu, angkuhmu, kesombonganmu, ketidak pedulianmu atas mereka  jangan menunggu gelombang besar siap menerjang
  • Bukankah bisa saja  seonggok manusia miskin nan lemah seketika dapat berubah menjelma bagai Singa yang lapar dan terlukaaaa
  • Siap menanti kapan saat paling  tepat menerkam dengan penuh angkara murkaaaaa………

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun