Saat Dua Komunitas Kompasiana KOTeKA dan KOPAJA 71 Bertemu di Taman Margasatwa RagunanÂ
Siapa yang tidak kenal dengan Taman Margasatwa Ragunan sebagai salah satu tempat wisata murah terpavorit yang ada di Ibu Kota  Jakarta ya namanya juga wisata rakyat tentu saja semuanya harus serba murah supaya terjangkau semua lapisan masyarakat  harga tiket masuk terbilang sangat ramah di kantong tidak akan sampai menguras isi dompet terlebih sampai mengernyitkan dahi segala dijamin aman
karena untuk dapat  masuk ke area kebun binatang ini hanya  dengan  membayar untuk  orang dewasa dibanderol dengan harga Rp 4.000,sedangkan untuk anak-anak hanya Rp.3.000 saja dengan tiket semurah itu kita akan melihat semua satwa, flora dan fauna yang bisa jadi belum kita lihat sebelumnya
tetapi acara yang sangat menarik dari kunjungan ke Ragunan kali ini adalah bertemunya duo komunitas kompasiana yaitu Travel Kompasiana (KOTeKA), dan KOPAJA 71 yang digagas  oleh Edwar Horas mewakili Kopaja 71 dan Ibu Palupi Mustajab mewakili KOTeKA pada akirnya sepakat untuk melakukan pertemuan offline tempatnya murah meriah Taman Margasatwa Ragunan banyak hal yang dapat digali dari pertemuan iniÂ
walaupun sifatnya dadakan tetapi tidak mengurangi makna pertemuan antara dua komunitas ini sebagaimana yang disampaikan Ibu Palupi Mustajab dalam sambutannya mewakili KOTeKA bahwa ini sebagai pertemuan iftitah (pembuka) untuk saling kenal, bertukar pikiran, berbagi pengalaman, terlebih berbagi pengalaman tentang bagaimana menulis di kompasiana tentu saja hal ini langsung disambut oleh Om Jay begitu biasa dipanggil dengan gayanya yang khas dan unik bahwa menulis di kompasiana sangat mudah asal mau dan mengikuti koridor penulisan yang baku Â
jika tidak, sambung  bang Horas  otomatis tulisan yang dikirimkan  kena  takedown seraya om jay melanjutkan bahwa tulisannya yang tayang  kompasiana  tidak lebih selalu dikunjungi tidak sekitar 200 orang woowww sangat pantastis ini untuk mengugah kompasianer lainnya  karena itu  nulisnya kata Om Jay  jangan yang berat-berat seperti  tulisannya bapak dosen Merza Gamal berat dibacanya karena saking ilmiahnya, berkualitas  dan sarat dengan keilmuanÂ
pokoknya tulisannya diatas rata-rata kemudian Merza Gamal menambahkan bahwa menulis bagi saya  tidak orientasi untuk mendapatkan sesuatu dari kompasiana tetapi kompasiana saya jadikan  sebagai saluran media dari  aktifitas supaya menjadi rekam jejak sejarah apa yang sudah dilakukan terdokumentasikan dengan baik dan memberikan manfaat untuk orang lain aplausss  tepuk tangan gemuruh pun turut mewarnai pernyataan Merza Gamal sebagai tanda setuju dari peserta yang hadir, dan menambah keseruan lagi saat Merza Gamal memberikan kenang-kenangan sebuah buku karyanya diserahkan langsung kepada Ibu Palupi Mustajab dari KOTeKA
Lain pak Merza, lain ibu Palupi, dan Om Jay rasanya kalau tidak ngomongin anak muda yang satu ini merasa belum afdhal  karena berkat kegigihannya  acara silaturahmi dua komunitas KOTeKA dan KOPAJA 71 bisa terlaksana anak muda satu ini disamping murah senyum baik dan tidak sombong sudah pasti, berpikir kritis, tajam dan terpercaya, selalu bertindak terukur dan terencanaÂ