Menanggapi pernyataan Prabowo Subianto soal issue Gibran Rakabuming Raka diusulkan  akan menjadi pendampingnya di Pilpres 2024 Prabowo seringkali meyakinkan  khalayak dengan pernyataan singkat dan tegas bahwa wacana pemilihan cawapres jika jatuh ketangan Gibran itu adalah kehendak rakyat lalu apa yang mau kita perdebatkan jika sudah kehendak rakyat?  rasanya pernyataan ini memasung kreatifitas untuk berpikir atau apakah  pernyataan Prabowo sesederhana ini adalah sebagai  bentuk kemalasan PS dalam menanggapi berbagai pertanyaan yang menyudutkan seolah memaksakan Gibran sebagai Cawapres  bukan kah kita mengetahui bahwa  keputusan Cawapres  yang disampaikan oleh pimpinan partai itu menjadi hak dan kewenangan pimpinan partai Koalisi jadi rasanya  pernyataan Prabowo terlalu menyederhanakan persoalan bukankah pengerucutan nama Cawapres itu atas kesepakatan para elit politik yang tergabung dalam koalisi Indonesia Maju (KIM)  terdiri atas Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Gelora, PAN, PBB, Partai Garuda, dan Prima semua ketum yang hadir inilah yang harus menyepakati suara bulat soal siapa yang layak akan mendampingi Prabowo Subianto tentu saja dengan berbagai pertimbangan elektabilitas dan popularitas tingkat keterkenalan tokoh dan partai tertentu di mata publik tentang  seberapa banyak publik mengetahui tokoh atau partai politik tertentu namun perlu mendapatkan perhatian adalah bahwa bahwa popularitas yang tinggi tidak berarti membuat suatu tokoh atau partai politik berpotensi mendulang  suara di pemilihan umum maka elektabilitas tingkat keterpilihan suatu tokoh atau partai politik tertentu harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan Cawapres karena bagaimanapun  elektabilitas erat kaitannya dengan popularitas karena orang atau partai yang popularitasnya rendah otomatis memiliki elektabilitas rendah karena tidak banyak public mengetahui rekam jejak dari partai politik terlebih calon yang diusung karenanya penting menjadi pertimbangan bagi partai koalisi dalam memutuskan nama Cawapres karena nama yang diusung harus memiliki  aura magnet positif  untuk meraih simpati tinggal bagaimana koalisi KIM cermat dalam memilih Cawapres
Lalu bagaimana kalau pilihannya jatuh  kepada Gibran Rakabuming Raka maka pertanyaan berikutnya adalah apakah sosok Gibran memiliki persyaratan elektabilitas dan popularitas  ?  Sebagai Walikota Solo tentu saja  popularitas  Gibran tidak diragukan lagi sangat dikenal alias tidak asing dimata sebagian masyarakat  dan ini bisa menjadi salah satu tambahan amunisi bagi KIM untuk menghantarkan Capres dan Cawapres 2024 namun bagaimana tingkat elektabilitas Gibran?  meskipun erat hubungannya dengan populartas  tetap saja Koalisi Indonesia Maju (KIM)  harus melakukan terobosan startegi politik dalam mempublikasikan Capres Cawapres yang diusung  namun lagi-lagi keputusan Gibran sebagai Cawapres yang diusulkan mendampingi Prabowo Subianto  harus menunggu terbitnya hilal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai penetapan syarat batasan umur jadi kalkulasinya amat sangat tergantung  kepada putusan MK dan kita belum tahu apakah keputusan MK ini akan memberikan karpet merah  untuk Gibran  bisa melenggang dengan mulus sebagai Cawapres Prabowo Subianto atau sebaliknya terganjal  persyaratan kita tunggu terbitnya hilal MK  . Wallahu A’lamu
Sabtu, 14 Oktober 2023
Kreator: Â Inay Thea Cileungsi - Kab. BogorÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H