Kado  Terindah Bulan Agustus 2023Â
Untuk Terpidana Ferdi Sambo (FS)
Dari sejak mencuatnya kasus pembunuhan yang dilakukan FS  terhadap anak buahnya saya termasuk orang  yang tidak tertarik mengikuti perkembangan kasus ini  tak terlintas  dalam pikiran  hukuman apa yang pantas  untuk seorang FS yang telah menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja dan berencana pula  hmm rasanya buang-buang waktu  mengikuti kasus yang menimpa FS  apa sebab ?  bukankah pada perjalanan  kasusnya tak ubahnya  seperti cerita dalam  sinetron televisi walaupun berdarah-darah kadang menguras kesedihan, cucuran air mata namun endingnya tetap akan dimenangkan aktor utama gampang  di tebak oleh  penonton lalu bagaimana hubungannya dengan kasus FS ?   Ah masa tidak tahu siapa dulu  yang melakukan pembunuhan apakah dari kelas kakap, kelas kere, kelas teri, rakyat jelata konon status social  sangat menentukan  begitu kira-kira pikiran keruh saya jadi jangan terlalu berharap soal rasa keadilan dalam penegakkan hukum di Indonesia  sebagaimana pernyataan yag sering kita baca  "Hukum itu selalu tajam ke bawah tumpul ke atas", pernyataan ini  rasanya masih sangat relevan sebagai salah satu bentuk kritik terhadap penegakan hukum lantaran sering ditemukan kasus mengenai ketimpangan putusan sidang untuk rakyat kalangan bawah dengan kalangan atas jika diartikan secara  gamblang bahwa masyarakat memandang penegakan hukum di negeri ini konon lebih memihak kalangan atas atau kelompok berduit (upper class or wealthy groups) bisa dari pejabat , penguasa, pengusaha kakap  dari pada kelompok masyarakat miskin (Poor Community Group) harusnya pernyataan ini merupakan tamparan keras bagi  penegak hukum yang dianggap  lebih memihak kalangan yang memiliki status sosial yang tinggi dari pada masyarakat yang memiliki status social rendah, tidak bisa dipungkiri  fakta menunjukkan  penerapan hukum terhadap high class community  (secara ekonomi, pendidikan, jabatan dan kekuasaan) tidak terlalu serius sebaliknya jika kasus hukum terjadi  pada low level community memiliki kelas sosial rendah berlaku hukum sangat tajam , cepat dan tepat....
Rasanya tidak berlebihan jika ada  ungkapan siapa dulu yang melakukan kasus pembunuhan, hanya bisa menerka nerka hukuman apa yang akan diputuskan namanya juga menerka nerka  bisa salah tapi bisa juga tepat,  bukankah kasus pembunuhan kali ini melibatkan seorang FS memiliki jabatan  bukan kaleng-kaleng di Institusi kepolisian mantan pejabat kepala divisi profesi dan pengamanan polri yang dipecat dari kepolisian dengan pangkat terakhir inspektur jenderal membunuh ajudannya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat pada Juli 2022 dan divonis hukuman mati pada Februari 2023 di pengadilan tingkat pertama lalu Ferdy Sambo mengajukan banding atas vonis mati yang dijatuhkan PN Jakarta Selatan, dan pada  12 April, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menguatkan putusan hukuman mati  namun FS tidak patah arang  terus berjuang mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung pada akhirnya  pucuk dicinta ulam pun tiba Mahkamah Agung (MA) mengabulkan permohonan kasasi Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat. MA menganulir hukuman mati  FS menjadi penjara seumur hidup tanggal 08 Agustus tahun 2023 menjelang hari peringatan kemerdekaan yang ke-78 anggaplah ini sebagai kado terindah  buat FS karena terselamatkan dari jerat hukuman mati kini FS yang sempat tersohor  dengan gayanya yang nyentrik, kharismatik, menarik, dan berwibawa, saat menduduki jabatan tinggi di inststitusi  kepolisian tetapi sayang  tidak bisa mengelola emosi  hingga melakukan perbuatan diluar nalar ukuran seorang pejebat menghilangkan nyawa anak buahnya yang seharusnya berada dalam bimbingannya akibat ulahnya merusak semuanya kehilangan  jabatan, nama baik,  bahkan institusi kepolisian ikut  tercoreng karena ulah  FS  padahal saat itu sedang menduduki jabatan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) jabatan mentereng  yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam penegakan disiplin menjadi tempat yang paling kokoh tetapi yang terjadi malah kedodoran karena dirusak oknum FS
Bicara soal hukuman untuk FS  teringat beberapa tahun lalu cukup heboh bahwa dalam setiap kasus bisa dicari pasal benar atau salahnya menurut hukum, tinggal  siapa yg lihai mencari atau membeli Intelektual tukang bisa mencarikan pasal-pasal sesuai dengan pesanan dan bayarannya  ( Sumber Twitter Mahfud MD tanggal 9 November 2017 ) tweet tersebut secara langsung mengatakan bahwa hukum dapat dibeli tergantung dengan pesanan dan bayarannya. Dari hal ini tentu kita dapat mengetahui jika perkataan tersebut memang benar, maka orang berduit lebih diuntungkan daripada kalangan bawah dalam menghadapi meja hijau pengadilan di Indonesia namun demikian  kita tidak boleh  menyimpulkan bahwa FS  dalam menghadapi kasusnya melakukan kelihaian supaya terbebas dari hukuman mati,  bahwa kemudian MA mengabulkan kasasinya itu anggap saja sebagai hadiah istimewa dari MA buat Sambo di bulan Agustus sebagai bulan istimewa bagi bangsa Indonesia karena sedang  memperingati hari kemerdekaan. Congratulations to Ferdi Sambo, his cassation was granted by the Supreme Court...
Bogor, 21 Agustus 2023