Wajah Kalijodo Tambora Jakarta Barat Dulu dan Kini Â
Untuk menjawab rasa penasaran dari berita yang saya dibaca  melalui media massa ataupun jagad medsos bahwa ada perubahan yang signifikan di lokasi Kalijodo yang dulu lebih dikenal dengan sebutan kawasan prostitusi akhirnya memutuskan saya untuk berkunjung langsung ke lokasi.Â
Sekitar jam 7.00 pagi udara Jakarta masih lumayan terasa sejuk dengan matahari yang malu-malu  mulai menampakan wajahnya namun tetap bisingnya suara kendaraan, bunyi klakson tat tit tut, serta suara music sepanjang perjalanan dan hiruk-pikuk kesibukan warga Jakarta  yang beraktifitas sudah menjadi ciri khas di Ibu Kota Jakarta yang sangat padat, macet, dan seabreg masalah lainnya.Â
Namun hanya butuh waktu 10 menit saja  menuju lokasi dengan menggunakan roda dua dari arah Jelambar Baru, Grogol Petamburan tetapi bisa juga menggunakan pilihan moda transportasi lainnya menuju Kalijodo. Bisa menumpang Transjakarta lokasinya mudah karena tepat berada Jl. Pangeran Tubagus Angke Kelurahan Angke, Kec. Tambora, Kota Jakarta Barat,
kalijodo adalah tempat para hidung belang mencari mangsa mudah mendapatkannya kelam bangettt bukan ?Â
Mendengar Kalijodo siapa  yang tidak kenal pasti pikiran kita akan tertuju bahwa lokasi itu adalah tempat sebut saja proststitusi. Pikiran itu tentu saja tidak salah karena faktanyaYa saat itu karena  segala bentuk hiburan malam tersaji dari mulai prostitusi, perjudian, mabok-mabokan, sudah menjadi pemandangan biasa soal kriminalitas biasanya  turut mewarnai kelamnya di Kalijodo.Â
Padahal sebagaimana kita ketahui tempat itu juga merupakan  permukiman warga yang masuk RT 07 - RW 10 Kelurahan Angke, Kecamatan  Tambora Jakarta Barat  dan tidak bisa dipungkiri  saat itu  permukiman warga kerap dijadikan  sebagai tempat untuk melampiaskan hasrat para hidung belang  dihampir setiap rumah dijadikan tempat seperti diskotek ataupun tempat prostitusi karena itu wajar jika banyak mengundang hasrat orang untuk berkunjung bahkan dari  berbagai daerah sekedar melepas kepenatan Kota Jakarta untuk menikmati hiburan malam yang tersedia lengkap di Kalijodo.Â
Bahkan para pengunjung datang dari berbagai kalangan  ada yang menggunakan mobil namun mayoritas menggunakan roda dua dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa mayoritas pengunjung  lokalisasi Kalijodo adalah kelas menengah ke bawah Â
Harus diakui dengan kehadiran Kalijodo sebagi lokalisasi disatu sisi dapat meningkatkan perekonomian warga setempat  melalui jasa parkir, warung rokok, kopi, aneka makanan dan minuman lainnya. Namun ada pula sebagian warga yang merasa terganggu  dengan  bisingnya suara music hampir 24 jam namun apa daya tidak bisa berbuat apa-apa diakui dulu Kalijodo kacau balau lebih dikenal dengan citra negatifnya sebagai lokasi prostitusi dengan warung  remang-remang yang berjejer di pinggir jalan berikutÂ