Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masih Gelapkah Negeri Ini?

15 Februari 2023   07:35 Diperbarui: 15 Februari 2023   07:48 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. CNN Indonesia, 29 Oktober 2021

Masih Gelapkah Negeri ini?

Masih gelapkah negri ini gelap akan semuanya, gelap dari cahaya keilmuan, negri yang sangat makmur namun  rakyatnya hidup tersungkur, negri yang kejahilannya berlimpah dimana-mana, bahkan agama bisa dipermainkan dengan hiasan syahwat kotor dengan menebar virus menghilangkan kejernihan Agama, masihkah budaya mengalamatkan stereotip terhadap kelompok yang berbeda dengan narasi negative , masihkah aliran sesat bertebaran  teringat dengan tagedi Serial Killer Wowon 'Menjelma' Jadi Aki Banyu pembunuhan aki Wowon CS  yang telah mengklaim  memiliki kemampuan penggandaan uang lalu meracuni pikiran sebagian masyarakat padahal sejatinya adalah penipuan untuk mencari fulus dengan cara instan ujung-ujungnya melakukan pembunuhan supaya kedoknya tidak terbongkar untung saja kepolisian lebih pintar dari sandiwara yang dilakoni Aki wowon  hmm, atau  juga masihkah suara adzan dianggap bising ? masihkan maling uang Negara disambut karpet merah,  masihkan ribuan pekerja asing masuk dengan mudah ke Negri ini? Masihkah kritik membangun  dianggap sebuah ancaman? 

Tentu saja pertanyaan ini seringkali menggelayuti pikiranita namun terkadang tak mau  ambil pusing ah pragmatis saja bukankah ini bagian dari  dinamika  kehidupan  maka jangan terlalu bersedih  tetaplah tersenyum mungkin hanya itu yang bisa dilakukan ketika sudah tidak tahu lagi harus bertanya pada siapa? Untung nya kita masih menjadi manusia merdeka kemana-pun pergi jangan merasa kesunyian, tersudut, terasing, dan terpinggirkan tetaplah berdiri tegak ditengah derasnya arus masuk perusak bangsa

Tetapi sampai kapan terus begini? Karena apapun yang terjadi dampaknya akan terasa bagi rakyat jelata sekalipun, belum lagi soal betapa ketakutan kini menjadi gejala yang akut di masyarakat, ada ketimpangan yang terjadi maka lebih baik memilih  diam karena terbayang dipuncak sana seoalah sedang mengintai layaknya dictator siapa yang dianggap sebagai penghalang maka harus berakhir di hotel prodeo  jadi teringat sebagaimana gambaran sejarah kehidupan  kaisar Romawi Caligula, berkata dengan sangat angkuhnya  ,"Oderint dum metuant bahwa tidak peduli mereka membencinya selama mereka takut akan kekuasaannya." Caligula adalah warisan sejarah kelam ribuan tahun yang lalu. Dalam hidupnya yang singkat hanya 29 tahun, ia mengalami tragedi yang mengerikan, kebencian yang mendalam terhadap orang-orang yang membunuh keluarganya, kekuatan besar sebagai kaisar Romawi, dan akhirnya, terjadi kematian demi kematian yang sangat brutal sebuah tragedy kemanusiaan yang hanya akan terjadi dalam sejarah kelam Romawi, tidak akan pernah  terjadi di negri kita yang dicintai dengan penuh ke-adaban dalam mengelola bangsa sebagaimana pepatah mengatakan bahwa Pemerintah yang bermoral akan dilayani oleh rakyat yang bermoral sebaliknya jika  Pemerintah yang tak bermoral akan ditandingi oleh rakyat yang rusak moralnya, memang begitulah laksana hamba sahaya ia akan mencerminkan tuannya artinya warga negara itu bayangan dari pemerintahnya.

Lalau bagaimana dengan  bayangan korupsi yang konon sudah menjadi budaya bangsa, menjadi  virus yang menggila  menggerogoti bangsa ini, kondisi ini pernah disampaikan oleh pendiri bangsa Bung Hatta puluhan tahun lalu bahwa korupsi telah menjadi budaya bangsa kita, dan  melihat telah lamanya pernyataan ini  sementara virus korupsi sudah mendarah daging , menjadi kebiasaan belum ada obat mujarab  sehingga rada sulit  tercerabut dari kebiasaan, sukar untuk menolak bahwa Indonesia Negara yang terlalu lembek dengan  membiarkan korupsi jadi budaya meski ada niat baik dengan mendirikan lembaga anti Risywah KPK sudah hadir menjelma sebagai lembaga yang menakutkan bagi para koruptor tetapi belum sepenuhnya bisa membersihkan rayap mental para korupsi yang sudah terlanjut menggerogoti disemua lini kehidupan

Masih  adakah  lilin harapan dapat menerangi  walau secuil cahaya sebagai solusi dari penyakit ini ?   kita harus yakini  bahwa harapan akan tetap menjadi amunsi andalan   dalam merubah keadaan menjadi lebih baik yakinlah bahwa lilin harapan bahwa Negara akan menjadi lebih baik  tidak pernah mati selalu ada dalam hati  dan masing-masing kita dapat menjadi alat penerang untuk menjadi lebih baik dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali cahaya kehidupan  pada akhirnya negri yang gelap akan kembali menjadi cahaya yang dapat menerangi rakyatnya. Semoga

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun