Indonesia sedang banyak dilanda penyakit menular yang cukup mengkhawatirkan masyarakat dan pemerintahan. Di tengah kepanikan warga menghadapi virus Covid-19, masyarakat diingatkan untuk tetap menjaga diri dari penyakit menular Malaria. Malaria merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp.Â
Parasit tersebut akan menginfeksi sel darah merah dan berkembangbiak secara aseksual di jaringan hati dan eritrosit manusia. Tidak berhenti disitu, Plasmodium akan keluar dan mulai menginfeksi lebih banyak jaringan lainnya dalam tubuh manusia. Penyakit Malaria dapat dilihat dari munculnya gejala seperti: demam tinggi, keringat dingin, menggigil, sakit kepala, radang, muntah, dan diare.
Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah dengan kawasan yang masih terbilang asri. Jika berkunjung ke area Magelang, pengunjung masih bisa melihat pepohonan yang rindang dan area persawahan yang luas. Selain itu di Kabupaten Magelang juga terdapat anak-anak sungai yang mengalirkan air dari pegunungan.Â
Sehingga dapat dibilang tergolong dalam kawasan yang sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles jika tidak dijaga kebersihannya. Karena pada dasarnya nyamuk jenis ini akan berkembangbiak di daerah pantai, rawa, persawahan, hutan, dan pegunungan.
Memasuki musim pancaroba atau pergantian musim dari musim penghujan ke musim kemarau menyebabkan tingginya kelembaban udara yang sangat disukai nyamuk Anopheles sp. Selain itu, vektor pembawa Plasmodium ini, juga menyukai tempat yang berair menggenang dan intensitas cahayanya rendah. Nyamuk Anopheles biasanya akan aktif mengigit manusia pada tengah malam hingga menjelang pagi hari.
Dikutip dari Buku Saku Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2015 - 2019, jumlah kasus penyakit Malaria tertinggi di Kabupaten Magelang terjadi pada tahun 2018 dengan 7,93% kasus per 100.000 penduduk. Angka kasus penderita Malaria memang terus meningkat mulai tahun 2016 dengan jumlah kasus 3,93% per 100.000 penduduk. Sedangkan hingga tahun 2019 akhir angka kasus penyakit Malaria sedikit menurun, sekitar 6% kasus per 100.000 penduduk.Â
Meskipun mengalami penurunan, tetapi jumlah kasus penyakit Malaria ini masih terbilang sangat tinggi. Penyebaran penyakit Malaria juga dipengaruhi oleh faktor-faktor resiko. Faktor resiko merupakan suatu karakteristik, tanda, atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita individu dimana secara statistik berhubungan dengan peningkatan kasus baru berikutnya. Faktor resiko dari penyebaran Malaria adalah faktor geografis kawasan Kabupaten Magelang khususnya di area yang terdapat pohon besar dan ada aliran sungainya. Tidak hanya itu, di Kabupaten Magelang curah hujannya terbilang tinggi sehingga memungkinkan adanya genangan-genangan air di beberapa tempat yang tidak diperhatikan.
Hal tersebut menjadi kekhawatiran bagi kita penduduk Indonesia khususnya di area Kabupaten Magelang. Dengan terus meningkatnya kasus Malaria, tentunya pemerintah Kabupaten Magelang tidak diam saja dan terus melakukan upaya penanggulangan dan pencegahan. Akan tetapi, hal ini masih tidak cukup untuk menghentikan nyamuk Anopheles sp. Sebagai masyarakat yang peduli, seharusnya kita juga turut serta dalam program penanggulangan Malaria yang dilakukan pemerintahan.Â
Jika tidak, kita dapat melakukan hal yang mudah seperti pembersihan area sekitar rumah dari genangan air dan tumpukan sampah, membersihkan bak mandi secara rutin untuk menghindari adanya perkembangbiakan nyamuk, menaruh larvasida atau abate di bak mandi, dan jika perlu dapat melakukan pengecekan kesehatan secara rutin ke rumah sakit atau puskemas terdekat.
Pernahkah kita berpikir ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menanggulangi Malaria di Kabupaten Magelang. Apalagi jika program penanggulangan yang terlah dilakukan, tidak mampu mengurangi jumlah kasus yang terjadi. Perlu diketahui bahwa pencegahan melalui fogging sudah tidak efektif digunakan lagi.Â
Hal ini terjadi karena terlalu sering terpapar zat-zat tersebut nyamuk akan menjadi resisten atau tahan terhadap bahan-bahan yang biasa digunakan dalam fogging. Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi program pengendalian dan menentukan program pengendalian secara terpadu, terintegrasi, dan berkelanjutan meliputi beberapa aspek seperti melakukan penelitian mengenai resistensi nyamuk terhadap fogging dan pembasmian jentik nyamuk dengan harapan dapat ditemukan solusi baru dalam mengatasi kasus Malaria di Kabupaten Magelang.Â