Acapkali untuk memulai suatu pembicaraan, orang akan menanyakan beberapa pertanyaan yang mungkin terdengar basa-basi. Misalnya rumahnya mana, asli mana, dari mana, mau kemana, sudah kerja atau masih kuliah, kerja dimana, kuliah dimana, jurusan apa, semester berapa dll.
Tiga pertanyaan terakhir ditanyakan kepada seseorang yang mungkin terlihat masih kuliah. Saya dahulu sering kebingungan untuk menjawab pertanyaan, “kalo gitu nanti kerjanya di pabrik dong?” setelah saya menjawab saya tengah menyelesaikan studi S1 Saya di UPN “Veteran” Yogyakarta dengan mengambil jurusan Teknik Industri.
Saya meng-iya-kannya karena memang saya berpikir nantinya sarjana teknik industri bekerja di bagian PPIC, Produksi, Quality Control. Di kuliah Kapita Selekta Industri mulailah sedikit terbuka wawasan saya.Sarjana teknik industri tak hanya bekerja di industri manufaktur saja namun juga bisa mengambil peran di industri pertambangan -dari hulu sampai dengan hilir-, bekerja di industri kimia maupun di industri agro.
Teknik industri adalah sebuah disiplin ilmu yang mengintegralkan antara manusia (sebagai operator) dan mesin-mesin yang digunakan. Kata Efektif dan Efisien sebenernya sudah cukup menggambarkan apakah itu teknik industri. Efektif dan efisien seringkali dikaitkan dengan produktivitas. Semakin efektif penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja, modal, informasi, teknologi) dan semakin efisien untuk mencapai tujuan maka produktivitasnya tinggi.
Produktivitas tinggi diukur dengan membandingkan antara output yang dihasilkan dengan masukan yang diberikan. Jika semakin efektif dan efisien maka dapat dikatakan semakin produktif. Produktivitas adalah sebuah hal yang kompleks karena melibatkan semua unsur dalam proses transformasi material/barang. Agar semakin produktif maka harus dicari cara bagaimana agar output yang dihasilkan lebih banyak tanpa menambah input.
Sayangnya, sewaktu saya mengambil mata kuliah Kapita Selekta Industri belum diberikan materi bagaimana seorang sarjana teknik industri bekerja di perusahaan sendiri. Seorang sarjana teknik industri mempunyai kesempatan besar untuk menjadi sebuah pengusaha yang berkompeten.
Seorang pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang berkompeten di bidangnya. Untuk menjadi kompeten perlu waktu untuk mewujudkannya bukan hanya perlu nekat maupun perlu uang saja. Pengusaha yang kompeten adalah pengusaha tangguh yang (biasanya) memulai usaha dari nol. Pengusaha yang seperti ini adalah pengusaha yang diawal-awal berdiri berada di level mikro atau makro.
Seorang sarjana teknik industri mempunyai peluang untuk menjadi pengusaha tangguh asalankan sejak dari awal kuliah. Jika dari awal, mahasiswa sudah diberikan gambaran, arahan, alasan mengapa harus jadi pengusaha maka waktu selama empat tahun bisa dipergunakan sebaik mungkin untuk mempersiapkan dirinya menjadi seorang pengusaha. Selama 4 tahun mahasiwa dapat belajar menjual, memperluas jaringan, dan belajar segala ilmu bisnis lain dari para mentor. Selama itu pula, di bangku kuliah para mahasiswa teknik indutri belajar empat pilar managemen usaha.
Berikut adalah empat pilar managemen usaha menurut Suryono Ekotama dalam bukunya Trik Jitu Pengusaha Cerdas Mengelola SDM:
(1) Managemen Produksi.
(2) Managemen Pemasaran dan distribusi.