Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kutukan Pesugihan Nyi Blorong

5 Agustus 2024   22:43 Diperbarui: 5 Agustus 2024   22:50 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ratno adalah pria yang dibesarkan dalam kemiskinan di sebuah desa terpencil di Jawa Tengah. Kehidupan yang keras membuatnya putus asa mencari jalan keluar. Ia mendengar berbagai kisah tentang pesugihan, namun selalu menolak terlibat karena tahu risikonya. Namun, ketika situasi keluarganya semakin parah, dan dia tak mampu lagi menahan rasa lapar keluarganya, Ratno mulai mempertimbangkan pilihan yang gelap itu. 

Suatu hari, Ratno mendengar cerita tentang pesugihan Nyi Blorong dari seorang tetangga. Nyi Blorong dikenal sebagai siluman ular yang bisa memberikan kekayaan melimpah dengan syarat-syarat tertentu. Meskipun terdengar menyeramkan, Ratno tergiur dengan janji kekayaan yang ditawarkan. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang ritual tersebut.

Ratno pergi menemui seorang juru kunci yang dipercaya sebagai penghubung antara manusia dan Nyi Blorong. Juru kunci itu, seorang pria tua dengan tatapan tajam dan sikap dingin, memandang Ratno dengan tajam sebelum mengangguk, seolah mengetahui niatnya. "Jika kau ingin bertemu dengan Nyi Blorong, kau harus menyiapkan sesajen dan bertapa di gua sakral," kata juru kunci itu dengan suara serak. Ratno diminta menyiapkan ayam hitam, kembang tujuh rupa, kemenyan, dan sebuah kendi berisi air kelapa sebagai sesajen. Juru kunci itu juga memperingatkan Ratno bahwa apa pun yang terjadi, ia tidak boleh menunjukkan rasa takut.

Malam itu, Ratno membawa sesajen ke gua yang terletak di tengah hutan. Dengan hati-hati, dia menata sesajen di dalam gua yang gelap dan lembab. Setelah semuanya siap, dia duduk di sudut gua, menutup mata, dan mulai bermeditasi seperti yang diajarkan oleh juru kunci. Suasana di dalam gua begitu hening, hanya suara gemericik air yang terdengar dari kejauhan.

Setelah beberapa waktu, Ratno mulai merasakan kehadiran yang aneh di sekitarnya. Suhu udara tiba-tiba menjadi sangat dingin, dan suara mendesis pelan mulai terdengar. Ratno membuka matanya dan melihat seekor ular besar dengan sisik berwarna hijau zamrud mendekat ke arahnya. Ular itu merayap perlahan, matanya yang bercahaya menatap langsung ke mata Ratno. Meski rasa takut mulai merayap dalam hatinya, Ratno tetap berusaha tenang.

Ular itu kemudian melilit tubuh Ratno, dan dalam sekejap, tubuh ular itu berubah menjadi sosok wanita cantik dengan rambut panjang dan kulit seputih pualam. Dia adalah Nyi Blorong. Wanita itu tersenyum manis, tetapi ada kegelapan di balik senyumnya. "Kau ingin kekayaan, Ratno?" tanyanya dengan suara lembut namun menggema. Ratno mengangguk, terhipnotis oleh kecantikannya.

Nyi Blorong mendekat, wajahnya semakin dekat dengan Ratno. "Kau harus membayarnya dengan kesetiaan dan tubuhmu," bisiknya. Tanpa bisa menolak, Ratno pun tenggelam dalam pengaruhnya. Mereka melakukan persetubuhan di dalam gua itu, dan setelahnya, Nyi Blorong menjanjikan bahwa kekayaan akan datang kepadanya. Sebagai syarat, Ratno harus kembali setiap malam Jumat untuk melakukan ritual yang sama. Ratno setuju, pikirannya telah dikuasai oleh keinginan akan harta.

Benar saja, setelah malam itu, kehidupan Ratno berubah. Kekayaan mulai menghampirinya. Ia mendapat rejeki nomplok, mulai dari hasil panen yang melimpah, undian yang dimenangkan, hingga bisnis yang tiba-tiba sukses besar. Ratno menggunakan kekayaannya untuk membangun rumah besar dan membeli segala kemewahan yang dulu hanya bisa ia impikan.

Ratno menikahi seorang wanita cantik dari desa bernama Ratih, dan mereka dikaruniai lima orang anak. Kehidupan mereka tampak sempurna di mata tetangga. Namun, di balik kebahagiaan itu, Ratno menyimpan rahasia gelapnya. Setiap malam Jumat, ia selalu meninggalkan rumah dengan alasan yang dibuat-buat, menuju gua tempat ia bertemu Nyi Blorong untuk melanjutkan ritual.

Setiap kali Ratno melakukan ritual, kekayaannya semakin bertambah. Namun, ada satu syarat tambahan yang disampaikan Nyi Blorong. Setiap malam 1 Suro, Ratno harus menumbalkan salah satu dari anak-anaknya. Ratno, yang telah dibutakan oleh kekayaan dan ketakutannya pada Nyi Blorong, setuju tanpa ragu. Satu per satu, anak-anaknya mulai sakit-sakitan dan meninggal secara misterius. Ratih, yang mencintai suaminya dengan tulus, tidak pernah menyangka bahwa Ratno berada di balik kematian anak-anak mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun