Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Tak Terduga

31 Juli 2024   05:07 Diperbarui: 31 Juli 2024   05:14 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar via Fimela.com/relationship

Senja mulai turun, mewarnai langit dengan gradasi oranye yang indah. Di sebuah taman kota yang penuh dengan bunga-bunga berwarna-warni, Adi duduk di bangku kayu sambil memandangi sekeliling. Angin sepoi-sepoi membawa harum wangi bunga yang semerbak, namun yang paling dia rasakan adalah kehadiran seseorang di sebelahnya. Hana, wanita yang kini mengisi hari-harinya dengan penuh cinta dan kehangatan.

Adi tidak pernah membayangkan akan menemukan cinta seperti ini. Semua bermula dari pertemuan tak sengaja di sebuah kafe kecil di pinggir kota. Hana adalah barista yang melayani pesanan kopi Adi hari itu. Pertama kali mendengar suaranya yang lembut dan penuh keramahan, Adi merasa ada sesuatu yang berbeda. "Melalui suaramu aku merasakan kasihmu," pikir Adi saat itu. Seolah suara itu membawa ketenangan, menyelimuti hatinya dengan perasaan hangat yang tak bisa dia jelaskan.

Waktu berlalu, dan mereka semakin dekat. Setiap kali mereka bertemu, Adi selalu terpesona dengan pandangan Hana. Matanya selalu bersinar dengan keceriaan dan penuh perhatian, membuat Adi merasa dihargai dan disayangi. "Melalui pandanganmu aku merasakan sayangmu," Adi merenung, merasakan betapa tulusnya perasaan Hana setiap kali dia menatapnya. Di mata Hana, Adi menemukan cerminan dirinya, seseorang yang dicintai tanpa syarat.

Setiap kali mereka berdua, Adi merasa dunia seakan berhenti berputar. Dalam momen-momen kebersamaan itu, sering kali mereka hanya duduk berdekatan, menikmati keheningan atau berbicara tentang segala hal. Suatu hari, saat mereka berjalan di taman yang sama, hujan tiba-tiba turun. Mereka berlari mencari tempat berteduh dan akhirnya menemukan sebuah gazebo kecil. Di sana, di bawah naungan atap sederhana itu, Hana tiba-tiba mendekat dan mengecup bibir Adi dengan lembut. "Melalui kecupan bibirmu aku menikmati kasih sayangmu," kenang Adi, momen itu terasa seperti keajaiban yang menghangatkan hatinya hingga kini.

Namun, di balik kebahagiaan itu, Adi sering bertanya-tanya mengapa dia merasa begitu dalam dengan Hana. Apa yang membuatnya begitu istimewa? Hana bukanlah wanita pertama yang pernah hadir dalam hidupnya, tetapi dengan Hana, ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang tak bisa dia pahami, tetapi sangat dia rasakan. "Yang aku tidak tahu mengapa semua ada pada dirimu," bisik hatinya. Setiap kali dia mencoba mencari jawaban, dia selalu kembali pada satu kenyataan: Hana membuatnya merasa lengkap.

Hana, dengan segala kesederhanaannya, berhasil membuat Adi merasakan cinta yang tulus dan murni. Dia tidak pernah menuntut, tidak pernah meminta lebih dari apa yang Adi bisa berikan. Hana selalu ada, dengan senyumnya yang menenangkan dan sentuhan lembut yang membuat segala kekhawatiran Adi menghilang. Setiap kali mereka berbicara, Adi merasakan kedamaian yang luar biasa, seolah-olah setiap kata yang keluar dari mulut Hana adalah mantra yang menenangkan jiwanya.

Suatu hari, di taman yang sama tempat mereka sering bertemu, Adi memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. Mereka duduk di bangku kayu, memandangi matahari yang perlahan tenggelam. Adi merasakan detak jantungnya semakin cepat, tetapi dia tahu, inilah saatnya.

"Hana," panggilnya dengan suara yang sedikit bergetar. Hana menoleh, matanya yang selalu cerah menatap Adi dengan penuh perhatian. "Aku... aku selalu merasa ada yang istimewa dalam dirimu. Suaramu, pandanganmu, bahkan setiap kecupan yang kau berikan membuatku merasakan kasih sayang yang begitu tulus. Aku tidak tahu mengapa, tapi aku merasa semua itu hanya ada pada dirimu."

Hana tersenyum lembut, lalu memegang tangan Adi dengan hangat. "Adi, aku juga merasakan hal yang sama. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, tapi setiap kali kita bersama, aku merasa seperti menemukan bagian dari diriku yang hilang. Mungkin, ini yang disebut cinta sejati," kata Hana dengan suara lembut.

Mendengar itu, Adi merasa hatinya meluap dengan kebahagiaan. Dia memeluk Hana erat, merasakan kehangatan yang mengalir di antara mereka. "Aku mencintaimu, Hana," bisiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun