Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Preman Asal Semarang

28 Juli 2024   17:00 Diperbarui: 28 Juli 2024   17:08 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iwan adalah anak yang tumbuh besar di Banyumanik, Semarang. Dari SD hingga SMP, ia dikenal sebagai anak yang culun dan sering menjadi sasaran buli teman-temannya. Lingkungannya yang keras dan kurang mendukung membuat Iwan sering merasa rendah diri dan tidak berdaya. Setiap hari ia harus menghadapi hinaan dan perlakuan kasar dari teman-temannya, baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya. Meskipun begitu, Iwan selalu mencoba bertahan dan menyembunyikan kesedihannya dari keluarganya.

Saat memasuki SMA 4 Semarang, Iwan memutuskan untuk mengubah nasibnya. Rasa dendam terhadap perlakuan teman-temannya di masa lalu membakar semangatnya untuk menjadi lebih kuat dan berani. Perlahan tapi pasti, Iwan mulai menunjukkan sikap berandalan. Ia mulai bergaul dengan anak-anak nakal dan terlibat dalam berbagai perkelahian. Kebiasaannya mabuk dan mencari musuh membuatnya semakin terkenal sebagai preman di Banyumanik. Ia merasa puas setiap kali berhasil mengalahkan musuh-musuhnya, seolah-olah itu adalah balasan atas semua penderitaan yang ia alami dulu.

Namun, kebrutalan Iwan akhirnya memakan korban. Tindakannya yang semakin liar dan tidak terkendali membuat pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkannya. Iwan dikeluarkan dari SMA 4 Semarang, meskipun ia berhasil lulus dengan nilai yang pas-pasan. Perasaan malu dan marah bercampur aduk dalam dirinya, namun ia tahu bahwa ia harus mencari cara untuk melanjutkan hidupnya.

Setelah lulus, Iwan memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Di ibu kota, ia bekerja sebagai kuli bangunan. Kehidupan di Jakarta jauh berbeda dengan Semarang. Di sini, Iwan menyadari bahwa menjadi preman bukanlah pilihan yang bijak. Banyak preman di Jakarta yang jauh lebih ganas dan berbahaya. Suatu hari, Iwan bertemu dengan Hans, seorang preman yang sangat ditakuti. Pertemuan itu berakhir dengan Iwan dihajar habis-habisan oleh Hans dan anak buahnya. Pengalaman itu meninggalkan trauma mendalam pada diri Iwan. Sejak saat itu, ia kembali menjadi sosok yang culun dan penakut.

Dalam keterpurukannya, Iwan bertemu dengan Siti, seorang cewek Sunda yang bekerja di warung makan dekat tempat kerjanya. Siti adalah perempuan yang lembut dan penuh perhatian. Ia melihat sisi baik dalam diri Iwan dan perlahan-lahan membantu Iwan bangkit dari trauma dan ketakutannya. Hubungan mereka berkembang menjadi cinta, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Kehidupan Iwan mulai berubah ke arah yang lebih baik. Mereka pindah ke Subang, tempat asal Siti, dan memulai hidup baru di sana.

Di Subang, Iwan dan Siti hidup bahagia. Mereka dikaruniai tiga orang anak dan hidup sederhana namun damai. Namun, meskipun kebrutalan Iwan telah luntur, ada satu kebiasaan yang masih tersisa: minum hingga mabuk. Iwan merasa bahwa alkohol adalah satu-satunya cara untuk menutupi nyalinya yang telah menciut. Siti selalu bersabar dan berharap suatu saat Iwan bisa benar-benar lepas dari kebiasaan buruknya.

Seiring bertambahnya usia, Iwan mulai merenungi perjalanan hidupnya. Dari anak culun yang dibuli, menjadi preman yang ditakuti, hingga kembali menjadi pribadi yang sederhana namun masih terjebak dalam kebiasaan mabuk. Iwan sadar bahwa masa lalunya telah membentuk dirinya yang sekarang, namun ia juga menyadari bahwa masih ada kesempatan untuk berubah. Dukungan dari Siti dan anak-anaknya memberi Iwan harapan bahwa ia bisa menjadi sosok yang lebih baik dan benar-benar meninggalkan sisa-sisa kepremanannya.

Dengan tekad yang kuat, Iwan mulai berusaha untuk berhenti minum. Ia mengikuti berbagai program pemulihan dan mencari dukungan dari komunitas sekitar. Perlahan tapi pasti, Iwan mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Kebahagiaan dan kedamaian yang ia rasakan bersama keluarganya menjadi motivasi terbesar baginya untuk berubah. Meskipun jalan yang harus ia tempuh masih panjang, Iwan yakin bahwa ia bisa melewatinya dengan dukungan orang-orang tercinta.

Kisah hidup Iwan adalah perjalanan panjang penuh liku dan perubahan. Dari anak yang dibuli, menjadi preman, hingga menemukan cinta dan harapan baru. Iwan menyadari bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri. Dengan tekad dan dukungan dari orang-orang terdekat, Iwan terus berjuang untuk menjadi sosok yang lebih baik, meninggalkan masa lalunya yang kelam, dan menikmati hari tuanya dengan penuh damai di Subang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun