Di sebuah desa terpencil di Pulau Jawa, hiduplah seorang dukun santet yang dikenal sebagai Ki Rengga. Selama puluhan tahun, namanya begitu ditakuti karena kekejamannya. Namun, di masa tuanya, kehadiran seorang cucu membuatnya merasakan penyesalan yang mendalam hingga ajal menjemputnya. Ini adalah kisah tentang Ki Rengga, dari kelahiran hingga kematiannya, yang penuh dengan misteri, kekejaman, dan akhirnya penyesalan.
Ki Rengga dilahirkan dengan nama Renggawijaya di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan lebat. Ibunya, Nyi Sumi, adalah seorang wanita yang dikenal memiliki ilmu kebatinan tinggi, sementara ayahnya, Karta, adalah seorang petani sederhana. Sejak kecil, Rengga sudah menunjukkan tanda-tanda keanehan. Ia sering berbicara sendiri, seolah-olah ada makhluk gaib yang menemani.
Di usia 12 tahun, Rengga mulai belajar ilmu hitam dari ibunya. Nyi Sumi adalah dukun hebat yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan makhluk halus. Rengga tumbuh menjadi anak yang pendiam dan misterius, sering kali menghilang ke dalam hutan selama berhari-hari.
Ketika berusia 18 tahun, Rengga memutuskan untuk meninggalkan desa dan mengembara mencari ilmu hitam yang lebih mendalam. Di sebuah desa jauh dari tempat asalnya, ia bertemu dengan seorang dukun tua bernama Ki Somo yang menguasai ilmu santet. Rengga belajar dari Ki Somo selama bertahun-tahun, hingga akhirnya ia menjadi seorang dukun santet yang sangat ditakuti.
Kisah kejahatan Ki Rengga dimulai dari sini. Ia menerima bayaran untuk mencelakai orang lain. Korbannya bukan hanya orang-orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Tidak ada yang berani menentangnya karena siapa pun yang mencoba, akan menemui kematian mengenaskan.
Dalam masa kejayaannya, Ki Rengga menjadi sangat kaya dan berkuasa. Orang-orang datang dari berbagai tempat untuk meminta bantuannya dalam mencelakai musuh mereka. Rengga tidak pernah menolak permintaan selama ada imbalan yang cukup besar.
Salah satu kejahatan terbesar yang pernah dilakukannya adalah membunuh seorang pemimpin desa yang jujur dan adil. Pemimpin desa tersebut telah mencoba melawan pengaruh jahat Rengga, namun akhirnya tewas dengan cara yang mengerikan. Hal ini membuat Rengga semakin ditakuti dan dihormati oleh mereka yang ingin menggunakan jasanya.
Waktu berlalu, dan Ki Rengga mulai menua. Tubuhnya yang dulu kuat kini melemah, dan wajahnya yang garang mulai menua. Di masa tuanya, ia hidup menyendiri di sebuah rumah tua di pinggir hutan. Kejahatan yang pernah dilakukannya mulai menghantuinya dalam mimpi-mimpi buruk.
Suatu hari, seorang wanita muda datang ke rumahnya bersama seorang anak kecil. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Ningsih, putri dari salah satu korban santet Ki Rengga. Anak kecil yang dibawanya adalah cucu Ki Rengga, yang bernama Joko. Ningsih menceritakan bahwa suaminya telah meninggal, dan ia tidak punya tempat lain untuk pergi. Ki Rengga merasa terkejut dan malu, namun ia menerima mereka dengan hati yang berat.
Joko adalah anak yang lugu dan ceria. Kehadirannya perlahan-lahan mengubah hidup Ki Rengga. Joko tidak tahu tentang masa lalu kakeknya dan selalu memandangnya dengan kasih sayang. Ki Rengga mulai merasakan kembali kasih sayang yang sudah lama hilang dari hidupnya.