Desa Kedungwuni kembali tenang, tetapi legenda kutukan Mbah Parni tetap hidup. Setiap tahun, pada hari kematian Mbah Parni, warga desa mengadakan ritual penghormatan untuk mengenang jasanya. Mereka percaya bahwa selama mereka menjaga tradisi ini, kutukan tidak akan pernah kembali.
Namun, di setiap sudut desa, selalu ada cerita tentang orang-orang yang lupa atau meremehkan kutukan itu. Mereka yang berani menantang legenda Mbah Parni akan selalu berakhir dengan nasib buruk. Kutukan Mbah Parni menjadi pengingat abadi bahwa menghormati leluhur dan orang tua adalah kunci untuk hidup damai dan sejahtera.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!