Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Harapan Selalu Ada

14 Juli 2024   23:32 Diperbarui: 14 Juli 2024   23:36 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sudut kota yang ramai, di antara gedung-gedung tinggi yang menjulang, terdapat sebuah kampung kecil yang nyaris terlupakan. Di sana, hidup sebuah keluarga kecil yang mencoba bertahan dari kerasnya kehidupan. Di kampung itu, hidup seorang gadis bernama Lila, seorang anak muda yang penuh dengan mimpi dan harapan meski ia tumbuh dalam keterbatasan.

Lila adalah anak tunggal dari seorang ibu yang bekerja sebagai penjahit rumahan. Ayahnya sudah lama meninggal dunia karena penyakit yang tidak dapat diobati. Setiap hari, Lila melihat ibunya bekerja keras, menjahit pakaian dengan penuh ketelitian untuk mendapatkan sedikit uang yang bisa mereka gunakan untuk bertahan hidup.

Di sekolah, Lila adalah siswa yang cerdas dan rajin. Meski sering diejek oleh teman-temannya karena berasal dari kampung miskin, Lila tidak pernah menyerah. Ia selalu percaya bahwa pendidikan adalah satu-satunya jalan untuk mengubah nasibnya. "Jika besok masih ada harapan," pikirnya, "aku akan meraih semua impianku dan mengubah hidup keluargaku."

Suatu hari, ketika Lila sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah, ia melewati sebuah pusat kota yang sedang diramaikan oleh kampanye politik. Para kandidat berbicara lantang tentang janji-janji mereka untuk memperbaiki kehidupan rakyat kecil. Mereka berjanji akan menyediakan pekerjaan, perumahan yang layak, dan pendidikan yang lebih baik. Lila hanya bisa menghela napas panjang. Baginya, janji-janji itu sudah sering ia dengar, namun realitanya, kampungnya masih terabaikan.

Di rumah, Lila berbicara kepada ibunya tentang apa yang ia lihat dan dengar. "Ibu, mereka selalu berjanji. Tapi, kapan ya kita bisa merasakan perubahan?" tanyanya dengan nada putus asa. Ibunya hanya tersenyum lembut dan mengelus rambut Lila. "Nak, kita tidak bisa hanya bergantung pada janji orang lain. Kita harus berusaha sendiri untuk memperbaiki hidup kita."

Perkataan ibunya membuat Lila merenung sepanjang malam. Ia tahu bahwa hidup ini tidak akan berubah jika hanya menunggu orang lain untuk bertindak. Lila memutuskan untuk mulai bertindak sendiri. Ia mulai belajar dengan lebih giat, mengikuti berbagai lomba dan beasiswa, berharap bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik.

Waktu terus berlalu, dan usaha Lila tidak sia-sia. Ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di sebuah universitas ternama di kota besar. Dengan keberhasilan itu, Lila pindah ke kota besar, meninggalkan kampungnya dengan harapan suatu hari ia bisa kembali dengan membawa perubahan.

Di universitas, Lila bertemu dengan banyak orang yang memiliki mimpi dan visi yang sama. Mereka bergabung dalam sebuah organisasi sosial yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat miskin. Lila dan teman-temannya sering turun langsung ke lapangan, membantu mengajar anak-anak di kampung-kampung, memberikan pelatihan keterampilan, dan menyuarakan hak-hak mereka.

Perjuangan Lila tidak mudah. Ia menghadapi banyak tantangan dan rintangan, tetapi semangatnya tidak pernah padam. Setiap kali ia merasa lelah, ia teringat wajah ibunya yang selalu penuh harapan. Ia teringat kampungnya yang masih terpinggirkan. "Jika besok masih ada harapan," ia selalu berbisik pada dirinya sendiri, "aku akan terus berjuang."

Bertahun-tahun kemudian, Lila lulus dengan predikat cum laude dan kembali ke kampungnya. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang ia dapatkan, Lila memulai berbagai program pemberdayaan di kampungnya. Ia bekerja sama dengan pemerintah lokal, NGO, dan berbagai pihak lainnya untuk membangun infrastruktur, meningkatkan kualitas pendidikan, dan menciptakan lapangan pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun