Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir Suatu Persahabatan

13 Juli 2024   18:50 Diperbarui: 13 Juli 2024   18:52 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ayruzallein.blogspot.com/2010/06/bedanya-sahabat-sejati-dengan-teman.html?m=1

Di sebuah SMA di kota kecil, tiga sahabat akrab bernama Bima, Damar, dan Ayu mengisi hari-hari mereka dengan tawa dan cerita. Mereka bertemu pertama kali di kelas sepuluh, ketika masing-masing dari mereka merasa sedikit asing di lingkungan baru. Bima dan Damar cepat akrab karena kesamaan minat mereka dalam olahraga basket, sementara Ayu, dengan kecerdasan dan keceriaannya, menjadi magnet yang menyatukan mereka bertiga.

Tahun pertama SMA mereka dipenuhi dengan kebersamaan yang menyenangkan. Setiap pulang sekolah, mereka sering menghabiskan waktu di lapangan basket atau sekadar nongkrong di kafe kecil di dekat sekolah. Tawa dan cerita selalu mengiringi kebersamaan mereka, membuat hari-hari yang panjang di sekolah menjadi lebih ringan.

Namun, seperti halnya kehidupan, segalanya berubah. Di tahun kedua, Ayu mulai sering menghabiskan waktu dengan seorang siswa dari kelas lain, Arga. Ayu dan Arga menjadi semakin dekat dan akhirnya resmi berpacaran. Bima dan Damar, meski senang untuk Ayu, tak bisa menyembunyikan rasa kecewa yang mulai tumbuh di hati mereka.

Bima sudah lama menyimpan perasaan kepada Ayu. Bagi Bima, Ayu bukan hanya sekadar sahabat. Damar, meski tidak seterang Bima dalam mengekspresikan perasaannya, juga merasakan hal yang sama. Kedua sahabat itu terjebak dalam dilema perasaan yang rumit.

Sementara itu, Ayu, yang merasa bahagia dengan hubungannya bersama Arga, tidak menyadari gejolak yang terjadi di antara kedua sahabatnya. Dia masih berusaha menjaga persahabatan mereka bertiga seperti dulu, meski tanpa sadar, kebersamaannya dengan Arga telah mengurangi waktu yang biasanya dia habiskan bersama Bima dan Damar.

Suatu hari, saat mereka bertiga sedang duduk di kantin, Bima akhirnya tak bisa menahan perasaannya lagi. "Ayu, aku ingin bicara sesuatu," kata Bima dengan suara yang bergetar. Ayu menatap Bima dengan penuh perhatian, sementara Damar hanya bisa menunduk, merasakan ketegangan yang memenuhi udara.

"Aku suka sama kamu, Ayu," lanjut Bima. "Dari dulu. Tapi aku nggak pernah berani ngomong karena nggak mau merusak persahabatan kita."

Ayu terdiam, terkejut. Dia menatap Damar, mencari jawaban di matanya. Damar hanya bisa mengangguk pelan, mengakui perasaan yang sama. Ayu menarik napas panjang, merasa bingung dan bersalah.

"Aku nggak tahu harus bilang apa, Bima, Damar," jawab Ayu akhirnya. "Aku sayang kalian berdua sebagai sahabat. Tapi aku juga sayang sama Arga. Aku nggak bisa memilih."

Ketegangan semakin memuncak, dan akhirnya, Damar yang biasanya pendiam pun angkat bicara. "Ayu, kita hanya ingin jujur sama kamu. Tapi kita juga harus jujur sama diri kita sendiri. Mungkin persahabatan ini memang harus berubah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun