Ketika aku pertama kali bertemu dengan Rina, aku merasa seolah-olah dunia berhenti sejenak. Dia adalah wanita yang mempesona dengan kecantikan yang memukau dan sikap yang penuh percaya diri. Kami bertemu di sebuah acara relawan, di mana dia tampak begitu menonjol di antara kerumunan. Dengan senyuman yang memikat, dia dengan cepat menarik perhatianku.Â
Malam itu, kami berbicara lama dan aku semakin terpesona dengan kepribadiannya yang menpesona. Rina adalah seorang wanita yang cerdas, pandai berbicara, dan selalu tahu bagaimana membuat orang di sekitarnya merasa istimewa. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk jatuh cinta padanya.
Dalam beberapa bulan, hubungan kami berkembang dengan cepat. Aku merasa seolah-olah telah menemukan belahan jiwaku. Meskipun ada beberapa tanda yang menunjukkan sisi lain dari kepribadian Rina yang kurang menyenangkan, aku selalu mengabaikannya. Setiap kali ada seseorang yang mencoba memperingatkanku tentang sifat asli Rina, aku selalu menolak mendengarkan. Bagiku, cinta kami lebih kuat daripada apa pun.
Kami menikah dalam sebuah pesta pernikahan yang sederhana. Semua teman dan keluargaku hadir, tetapi aku bisa merasakan ketidaknyamanan di antara mereka. Mereka tahu tentang sifat asli Rina, tetapi mereka tidak ingin merusak kebahagiaanku. Aku, di sisi lain, buta oleh cinta dan tidak bisa melihat apa pun selain kecantikan Rina.
Setelah menikah, sifat asli Rina mulai terlihat lebih jelas. Dia sering kali menunjukkan sikap sombong dan merendahkan orang lain, terutama keluargaku. Dia tidak pernah berusaha untuk mengenal mereka lebih baik atau mencoba memahami nilai-nilai yang mereka pegang. Setiap kali kami berkumpul bersama keluarga, Rina selalu membuat suasana menjadi tidak nyaman dengan sikapnya yang angkuh.
Suatu hari, saat kami sedang makan bersama keluarga, Rina tiba-tiba mulai mengkritik makanan yang disajikan. "Apakah kalian tidak tahu cara memasak makanan yang layak?" katanya dengan nada merendahkan. Semua orang terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Aku mencoba mengingatkannya tetapi Rina terus bersikap tidak menyenangkan
Setelah kejadian itu, keluargaku mulai menjauh. Mereka tidak ingin berurusan dengan sikap Rina yang  sok serba tahu, angkuh dan sombong. Mereka merasa terluka dan kecewa karena aku seolah-olah tidak bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi. Aku tahu bahwa mereka mulai tidak menyukai Rina, tetapi aku tetap buta oleh cinta dan selalu membela istriku.
Rina juga mulai menunjukkan sifat liciknya dalam kehidupan sehari-hari. Dia sering kali memanipulasi situasi untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, tanpa peduli dengan perasaan orang lain. Jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya, dia akan menggunakan segala cara untuk meraihnya, bahkan jika itu berarti menyakiti orang lain.
Aku mulai merasa terjebak dalam pernikahan ini. Aku mencintai Rina, tetapi aku tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa dia adalah seorang wanita yang sombong, Â culas dan licik. Aku merasa gagal sebagai suami karena tidak mampu mendidiknya atau mengubah sifatnya yang buruk. Setiap kali aku mencoba berbicara dengannya tentang sikapnya, dia selalu play victim pura-pura nangis atau mengancam mau minggat. Aku mengerti tapi tak berdaya.
Sikap Rina yang sombong dan licik juga mulai berdampak pada hubungan kami. Kami sering kali berdebat karena hal-hal sepele, dan dia selalu berusaha memenangkan setiap argumen dengan cara apa pun. Aku merasa semakin terasing dan tidak tahu harus berbuat apa.