Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tugas dari Kerajaan Majapahit

5 Juli 2024   06:14 Diperbarui: 6 Juli 2024   07:23 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernikahan Aditya dan Ratih yang penuh cinta dan harapan menjadi pusat kebahagiaan di Desa Wuluh. Namun, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Belum genap tiga bulan mereka merasakan manisnya kehidupan berumah tangga, datanglah panggilan dari Istana Majapahit.

Utusan raja tiba di Desa Wuluh, membawa surat dari Raja Hayam Wuruk. "Aditya, engkau diharapkan segera menghadap ke istana. Ada tugas penting yang menantimu," kata sang utusan dengan nada serius.

Aditya membaca surat itu dengan perasaan campur aduk. Raja Hayam Wuruk memintanya untuk memimpin pasukan di bawah komando Patih Gajah Mada guna melawan pemberontakan yang dipimpin oleh Nambi, salah satu bekas pejabat tinggi kerajaan yang kini berkhianat.

Ratih, meskipun cemas, mendukung suaminya dengan sepenuh hati. "Kau harus pergi, Aditya. Kerajaan membutuhkanmu. Aku akan berdoa untuk keselamatanmu setiap hari."

Aditya mengecup kening Ratih dengan lembut. "Aku akan kembali, Ratih. Kau adalah kekuatanku."

Dengan hati yang berat, Aditya meninggalkan Desa Wuluh dan menuju istana. Di sana, ia bertemu dengan Patih Gajah Mada, seorang pemimpin yang bijaksana dan tak kenal takut. "Aditya, aku tahu kau adalah pahlawan yang handal. Kita harus menghentikan Nambi sebelum dia menghancurkan kerajaan," ujar Gajah Mada.

Mereka segera mempersiapkan pasukan untuk menghadapi Nambi yang telah mengumpulkan pengikut dan mendirikan markas di daerah yang sulit dijangkau. Perjalanan menuju medan pertempuran penuh dengan tantangan. Pasukan harus melewati hutan lebat, sungai deras, dan medan berbatu.

Saat mencapai perbatasan wilayah pemberontak, Gajah Mada memimpin rapat strategi. "Nambi memiliki kekuatan yang besar, tapi kita memiliki keberanian dan kebenaran di pihak kita. Kita harus menyerang dengan cerdas dan terkoordinasi."

Pertempuran pun dimulai. Pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Gajah Mada bertempur dengan gagah berani. Aditya, dengan keterampilan bertarungnya yang luar biasa, menjadi inspirasi bagi prajurit lainnya. Namun, Nambi juga bukan lawan yang mudah dikalahkan. Ia memimpin pasukannya dengan taktik licik dan menggunakan segala cara untuk menang.

Pada suatu titik kritis, Aditya dan Gajah Mada berhasil memecah pertahanan utama Nambi. Namun, Nambi sendiri masih bertahan di benteng terakhirnya, sebuah tempat yang sulit dijangkau. Gajah Mada memutuskan untuk mengirim Aditya bersama sekelompok prajurit elit untuk menyerang benteng tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun