Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasih Ibu Sepanjang Masa

30 Juni 2024   08:05 Diperbarui: 30 Juni 2024   08:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
id.theasianparent.com

Lambat laun, Desi merasa kebahagiaan kembali hadir dalam hidupnya. Meski Anton masih mengabaikannya, Desi menemukan pengganti dalam bentuk persahabatan yang tulus dan kehidupan sosial yang aktif.

Sementara itu, Anton mulai mengalami kemunduran dalam kariernya. Perusahaannya bangkrut karena skandal finansial dan ia kehilangan semua hartanya. Istrinya meninggalkannya, membawa serta anak-anak mereka. Anton yang dulu begitu sombong kini menjadi pria yang putus asa dan miskin.

Dengan tidak adanya dukungan finansial, Anton mulai merasakan kelaparan. Rumahnya dijual untuk membayar hutang, dan ia tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Tidak ada yang peduli padanya, bahkan teman-teman yang dulu dekat kini menjauh.

Suatu hari, dalam keadaan sekarat karena kelaparan, Anton teringat akan ibunya. Dengan sisa tenaga yang ada, ia berjalan kaki menuju kampung halamannya. Ketika sampai, ia jatuh pingsan di depan rumah ibunya.

Desi yang saat itu sedang menyapu halaman, terkejut melihat Anton tergeletak tak berdaya. Tanpa berpikir panjang, ia membawa Anton masuk ke dalam rumah dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Meski hatinya pernah tersakiti, Desi tetaplah seorang ibu yang tidak bisa melihat anaknya menderita.

Selama beberapa minggu, Desi merawat Anton dengan penuh perhatian. Setiap hari, ia memasakkan makanan yang bergizi dan mengurus semua keperluan Anton. Perlahan-lahan, kesehatan Anton mulai membaik.

Anton yang kini kembali sehat, merasa sangat bersalah atas perlakuannya terhadap ibunya. Ia teringat semua kata-kata kasar dan sikapnya yang dingin. Dengan air mata penyesalan, Anton memohon ampun pada Desi.

"Ibu, maafkan aku. Aku telah begitu jahat padamu. Aku tidak pantas menerima semua kasih sayangmu," kata Anton dengan suara bergetar.

Desi tersenyum lembut, menghapus air mata Anton. "Nak, ibu sudah lama memaafkanmu. Tidak ada yang lebih penting bagi ibu selain melihatmu bahagia dan sehat."

Anton terharu mendengar kata-kata ibunya. Ia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dan menjadi anak yang lebih baik. Dengan bantuan Pak Surya dan dukungan Desi, Anton mulai membangun kembali hidupnya.

Anton mendapatkan pekerjaan sederhana di kampung dan mulai menata hidupnya dari awal. Ia tidak lagi mengejar kekayaan, melainkan kebahagiaan yang sederhana bersama ibunya. Mereka menjalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun