Mohon tunggu...
Inayati Ashriyah
Inayati Ashriyah Mohon Tunggu... -

Editor buku, penulis, istri, ibu dari seorang putri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wanita-wanita

27 April 2011   06:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:20 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu,
baik laki-laki atau perempuan. (QS. Ali Imran [03]:159)

Wahai, Wanita!
Beruntunglah engkau karena dilahirkan setelah cahaya kebenaran itu muncul. Bayangkan, apa jadinya engkau jika hidup dalam peradaban besar yang tidak mengenal hakikat hidup yang dapat memuliakanmu. Engkau akan menjadi sosok yang berada dalam sekapan ketidakadilan, tanpa tahu hak dan kewajiban. Kalaupun engkau tinggal di dalam istana megah, engkau hanyalah tawanan di sana. Kalaupun engkau mendapatkan kebebasan, engkau hanyalah menjadi budak pemuas nafsu para lelaki.

Wahai, Wanita!
Engkau sungguh beruntung karena mengenal yang hak dan batil. Jika engkau hidup pada masa kebodohan, engkau dianggap sebagai sosok yang lebih mematikan dibandingkan racun, ular, dan api. Engkau akan selalu berada di bawah kekuasaan laki-laki yang berhak menjual, mengusir, menganiaya, dan membunuhmu.

Wahai, Wanita!
Engkau sungguh beruntung karena dianugerahi potensi dan kemampuan yang cukup untuk memikul tanggung jawab. Jika merujuk pada asal muasal penciptaan manusia, engkau ada karena Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Engkau tidak lebih hina atau mulia dari pasanganmu karena keduanya diberikan kesempatan yang sama untuk menjadi makhluk yang sempurna. Engkau sama dengan pasanganmu dan sekaligus engkau pun berbeda darinya. Persamaan dan perbedaan ini tidak akan menempatkanmu terjebak dalam konflik kecuali engkau sendiri yang memilih untuk berada di sana.

Wahai, Wanita!
Engkau lagi-lagi beruntung karena mendapat kesempatan untuk memilih siapakah yang berhak menjadi pendamping hidupmu. Engkau berhak menentukan kapan engkau ingin mengakhiri masa lajangmu. Engkau berhak menerima lamaran dan engkau pun berhak menolaknya. Bukankah ini menguntungkan dirimu sebagai wanita?

Wahai, Wanita!
Engkau bisa menjadi seperti Aisyah yang menikah pada usia dini. Engkau pun bisa menjadi seperti Khadijah yang memilih pasangan hidup yang usianya lebih muda darinya. Lalu, mengapa engkau kini termenung dan tampak gurat kesedihan pada wajahmu? Apakah masa menikah seperti Aisyah telah engkau lewati? Ataukah, tidak ada seorang pun yang usianya lebih muda darimu memilihmu menjadi belahan jiwanya? Apakah engkau yang selalu menunda-nunda waktu dan memilih saat yang tepat untuk melepaskan masa lajangmu? Apakah engkau kini merenungi penyesalanmu karena ternyata semuanya berakhir dengan penantian panjang nan melelahkan?

Wahai, Wanita!
Masa penantian memang terasa melelahkan jika engkau hanya menanti tak berbuat apa-apa. Yakinkah Engkau akan janji Sang Penguasa hati bahwa Dia menciptakanmu berpasang-pasangan? Hingga saat ini mungkin engkau tak lelah menagih janji-Nya untuk menghadiahimu pasangan hidup. Namun, apakah dunia mengetahui bahwa engkau sesungguhnya sedang menanti seorang pangeran datang menghampiri dan melamarmu untuk menjadikanmu sebagai pendamping hidupnya? Jangan-jangan, tidak ada seorang pun yang tahu akan hal ini. Siapkah sekarang engkau katakan kepada dunia dan kepada orang-orang yang belum tahu bahwa I’m Available! Katakanlah sekarang dengan penuh keberanian atau engkau akan menyesal karena tidak melakukannya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun