Menurut Suroyo (2002), integrasi nasional adalah proses dimana orang-orang dari berbagai daerah dengan perbedaan etika, sosial, budaya atau kasta bersatu menjadi satu bangsa yang disebut "bangsa", terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama.  Dalam realitas nasional, integrasi nasional dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari segi politik biasa disebut dengan integrasi politik, dari segi ekonomi (economic integrasi) yaitu integrasi nasional, saling ketergantungan ekonomi yang sinergis antar daerah, dan dari segi sosial budaya (socio-cultural integrasi) yaitu hubungan antar suku, lapisan dan kelompok. Berdasarkan pernyataan tersebut, integrasi nasional meliputi:Â
Integrasi politik, integrasi politik mempunyai dimensi vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal menyangkut hubungan antara elite dan massa, baik antara elite politik dengan massa pengikutnya, maupun antara penguasa dan rakyat, untuk mengatasi perbedaan dalam perkembangan proses politik partisipatif. Sedangkan dimensi horizontal mencakup persoalan kewilayahan, hubungan antar wilayah, suku, umat beragama, dan kelompok sosial di Indonesia.Â
Integrasi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menimbulkan saling ketergantungan antar daerah, yang menjadikan daerah dan masyarakat yang berbeda asal usulnya melakukan kerja sama yang saling menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain, integrasi nasional diartikan sebagai penghapusan hambatan teritorial yang menciptakan hubungan tidak proporsional antara keduanya, seperti peraturan, standar, prosedur, dan rancangan aturan kontrak bersama yang dapat menciptakan integrasi di sektor ekonomi.
Integrasi sosiokultural adalah proses mengadaptasi unsur-unsur yang berbeda antar masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda ini meliputi ras, agama, bahasa, adat istiadat, dan lain-lain. Integrasi sosiokultural juga merupakan adanya kesatuan antar kelompok sosial yang berbeda. Â Di Indonesia, integrasi nasional terancam oleh sejumlah ancaman militer dan non-militer. Ancaman militer adalah ancaman bersenjata terorganisir yang dianggap mampu mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keamanan bangsa secara keseluruhan.Â
Ancaman militer dapat berupa pelanggaran teritorial, agresi, spionase, sabotase, perang saudara, dan pemberontakan. Ancaman non militer adalah ancaman yang bersifat fisik dan tidak terlihat seperti ancaman militer. Namun ancaman non-militer adalah ancaman politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya, pembendungan, dan keamanan. Â Berikut ini contoh permasalahan integrasi bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain perbedaan kepentingan, meningkatnya kriminalitas, konflik sosial, protes, demonstrasi, dan kenakalan remaja. Â Pentingnya integrasi nasional bagi masyarakat patut dipahami karena Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau negara yang masih mencari jati diri. Selain itu integrasi nasional merupakan hal terpenting yang dapat dilakukan, karena integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H