Sudah sejak tahun 2014, Indonesia menerima dan dinyatakan bebas dari kasus Polio oleh WHO (World Health Organization). Namun Indonesia telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio setelah ditemukannya kembali kasus polio pertama di Kabupaten Pidie, Aceh pada akhir November 2023. Muncul keresahan yang mengkhawatirkan akan adanya pandemi yang kedua kalinya setelah pandemi covid-19 terhadap Bangsa Indonesia.Â
Menurut KBBI pandemi merupakan suatu keadaan atau tempat di mana masalah yang terjadi pada kesehatan dengan frekuensinya dalam waktu yang begitu singkat memperlihatkan adanya peningkatan yang sangat maksimum juga penyebarannya telah mencapai kapasitas di suatu wilayah yang sangat luas dan cepat. Pandemi bisa juga dikatakan sebagai wabah yang menyebar hampir di penjuru negara atau dunia akibat banyaknya orang telah terpapar penyakit wabah tersebut. Penetapan status KLB yang ada di Indonesia menjadi suatu langkah pencegahan, karena Indonesia sudah mendapatkan sertifikat eradikasi polio. Jangan sampai kasus ini membuka kembali sejarah kelam di Indonesia atas penyakit polio yang menyebabkan kelumpuhan penderita.
Penyakit Polio adalah penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh virus. Pembawa penyakit ini, merupakan sebuah virus yang dinamakan Polio Virus (PV), virus tersebut masuk ke tubuh melalui mulut, yang kemudian menginfeksi bagian saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah, infeksi yang disebabkan PV terjadi di dalam saluran pencernaan yang menyebar ke kelenjar limfe, dan sebagian kecil menyebar ke sistem saraf. Sistem saraf yang bersangkutan adalah saraf motorik, sehingga bisa menimbulkan dampak hingga pada kelumpuhan. Penyakit ini dapat menyerang semua kalangan usia, namun kelompok yang paling rentan terkena penyakit Polio berada di kisaran antara 1-15 tahun. Risiko kelumpuhan meningkat terhadap usia yang lebih dewasa, terutama bila menyerang individu yang berusia lebih dari 15 tahun. Penelitian juga menyebutkan bahwa 33,3% dari kasus polio adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Penyakit KLB Polio dapat menular secara langsung maupun tidak langsung. Transmisi langsung terjadi melalui feses penderita yang menyebar melalui jari kemudian mengontaminasi alat makan. Sedangkan penularan secara tidak langsung, dapat terjadi melalui sumber air yang rendah sanitasi. Kontaminasi PV melalui makanan dan air yang digunakan bersama dalam suatu komunitas menjadi ancaman untuk menjadi wabah penyakit. Polio Virus tipe 1, 2, dan 3 semuanya dapat berpotensi menyebabkan kelumpuhan. Dengan ini, Kemenkes memaparkan cakupan imunisasi polio di Indonesia menurun sejak munculnya pandemi COVID-19. Semenjak Indonesia diserang pandemi wabah covid-19, menyebabkan seluruh masyarakat gempar akan covid-19, di sini imunisasi polio menjadi terasingkan, sehingga memicu pertumbuhan polio kembali.
Oleh sebab itu munculnya kembali kasus polio ini di suatu daerah tertentu perlu terus diwaspadai, dan di sinilah peran kesehatan masyarakat bisa ikut turun dan pengabdi pada masyarakat. Mulai dari upaya-upaya preventif yang bisa dilakukan, sanitasi kesehatan, edukasi pentingnya menjaga diri dan kebersihan, turut andil dalam upaya penyebaran vaksinasi yang aktif, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat menjadi poin yang cukup diwaspadai terutama jika cakupan vaksinasi nya rendah. Setiap negara tetap berisiko mengalami munculnya kembali virus polio sampai virus tersebut benar-benar dapat dieradikasi di seluruh dunia. Munculnya kembali Polio Virus ini, jangan sampai membuat negara Indonesia digemparkan dengan pandemi kembali.
Referensi
Baharuddin, D., Septiani, R., & Murahman, I. (2023). HANDLING DATA OF POLIO IMMUNIZATION IN ACEH: A COMMUNITY SERVICE. ABDIMU: Jurnal Pengabdian Muhammadiyah, 3(2).
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. 2024. http://kbbi.kemdikbud.go.id [Online]. (Diakses tanggal 27 Mei 2024)
Radji, Maksum. 2022. Polio Muncul Kembali. https://www.esaunggul.ac.id/polio-munculkembali-ini-kata-ahli-mikrobiologi-universitas-esa-unggul/ [Online]. (Diakses tanggal 27 Mei 2024)
Rahmawati, Dwi. 2008. Validitas Penapisan AFP untuk Diagnosa Polio. https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123434- S-5383-Validitas%20Penapisan-Literatur.pdf [Online]. (Diakses tanggal 27 Mei 2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H