Mohon tunggu...
INAS ROSYIDA ASYJAR ROBBANI
INAS ROSYIDA ASYJAR ROBBANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Public Health Student at Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Anemia Lebih Dalam

14 Agustus 2023   22:22 Diperbarui: 14 Agustus 2023   22:23 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kurang darah atau sering disebut sebagai Anemia, merupakan gangguan pada tubuh oleh darah yang ditandai dengan jumlah eritrosit (sel darah merah) yang terlalu rendah atau kurang befungsi dengan maksimal. Jumlah eritrosit dan hemoglobin yang berkurang, menyebabkan penderita sering merasa lemas dan terlihat pucat karena kondisi oksigen yang tidak tersuplai dengan baik akibat terjadinya Anemia. Anemia merupakan isu medik/kesehatan yang kerap dijumpai di klinik seluruh dunia, khususnya Indonesia. Sebanyak 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang menderita anemia, sebagian besar tinggal di daerah tropis.

Anemia bukan suatu penyakit, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan karena bermacam sebab, seperti:
1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
2. Kehilangan darah yang keluar dari tubuh (pendarahan)
3. Terjadi proses hemolysis atau penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya

Seseorang dinyatakan menderita anemia, apabila kadar hemoglobinnya kurang dari 13 gram per desiliter (laki-laki), dan kurang dari 12 gram per desiliter (wanita), serta kurang dari 11 gram per desiliter (wanita hamil). Sedangkan apabila kadar hemoglobin sudah kurang dari 8 gram per desiliter maka dapat dikategorikan berat sebagai anemia gravis.

Gejala yang dialami penderita sangat bermacam-macam, tergantung dari penyebabnya. Gejala anemia dapat berupa rasa sakit kepala, sering mengantuk, kulit tampak pucat atau kekuningan, badan cepat lelah, detak jantung kurang teratur, dan napas pendek. Gejala-gejala ini dapat dicegah dengan mengonsumsi pola makan kaya nutrisi, terutama makanan yang mengandung zat besi, seperti kacang-kacangan, daging, sereal, dll.

Pengobatan anemia juga bergantung pada jenis anemia yang diderita, mulai dari mengonsumsi suplemen zat besi, vitamin B12, suplemen asam folat, transfusi darah, hingga transplantasi sumsum tulang. Pencegahan dari jauh hari yang dilakukan, akan sangat bermanfaat bagi tubuh dikemudian hari. Sebelum komplikasi buruk menyerang penderita, akan lebih baik bila segera dilakukan pengobatan sesegera mungkin.

.

.

.

.

(References)

Anemia and Polycythemia. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 18th ed. Chap 57. 

Alhidayah, 'Effect of Herbal Medicine on Levels of Student Haemoglobine', JURNAL VOICE OF MIDWIFERY (2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun