Mohon tunggu...
Inas Mardiyah
Inas Mardiyah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa STEI SEBI

hobi saya menulis dan fotografi dengan kepribadian saya yang ambivert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resiko Kegagalan Edukasi Pemilahan Sampah terhadap Lingkungan

25 Januari 2024   18:32 Diperbarui: 25 Januari 2024   18:37 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Sulistyanto, sampah berasal dari aktivitas kehidupan manusia sehari-hari baik berasal dari domestik rumah tangga maupun pabrik. Sampah dapat menyebabkan berbagai permasalahan apabila salah dalam mengelolanya. Dampak negatif dari adanya sampah yang menumpuk yaitu banjir, pemanasan global, menyebabkan polusi, menimbulkan berbagai penyakit, dan pencemaran lingkungan

Sampah yang terdapat dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi sampah basah dan sampah kering. Sampah organik (basah) terbentuk dari pembusukan tumbuhan dan benda hidup yang mampu diurai oleh mikroorganisme. Sampah organik dapat dijadikan pupuk kompos dan biogas. Edukasi pemilahan sampah anorganik (kering) dapat dijadikan beberapa kerajinan seperti tas, dompet, jepit rambut, bando, tempat pensil, dan barang lainnya yang memberi nilai lebih.

Sampah anorganik (kering) adalah sampah yang sulit terurai. Jika tertimbun di tanah, bisa menyebabkan pencemaran tanah karena akan tertimbun dalam tanah dalam waktu yang lama dan bisa menyebabkan rusaknya lapisan tanah.

Edukasi pemilahan sampah ini sangat penting untuk masyarakat karena banyak masyarakat yang belum mengetahui cara ataupun pemahaman mengenai pemilahan sampah. Bahkan banyak juga masyarakat yang kurang peduli terhadap hal ini, biasanya karena belum tau apa dampak nya jika sampah tidak di pilah.

Padahal pada tahun 2005 di Bandung, tepatnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah Kota Cimahi terjadi ledakan keras yang diikuti longsor sampah yang disebabkan oleh gunungan sampah yang terlalu tinggi dan hujan deras yang membuat gas metan dalam tumpukan sampah meledak. Kejadian ini bahkan menewaskan 157 jiwa.

Mirisnya saat ini, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia sudah penuh semua dan tidak ada tempat lagi untuk menampungnya, maka dari itu masyarakat harus bisa memilah nya sendiri. Jika masyarakat tidak mengelola sampah nya sendiri dengan baik dan benar, maka sampah akan makin menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan tidak terpilah yang akan menyebabkan gas pada sampah organik (basah) dan anorganik (kering) akan tercampur.

Pada saat ini lumayan banyak wilayah yang sudah membuat Bank Sampah, yaitu tempat untuk menukar sampah anorganik (kering) dengan uang untuk warga setempat. Biasanya diadakan seminggu sekali agar warga bisa mengumpulkan sampah nya dulu lalu ditimbang di Bank Sampah. Tetpai masih banyak juga wilayah yang belum menyediakan Bank Sampah.

Biasanya Bank Sampah juga membuat seminar atau penyuluhan mengenai pemilahan sampah organik (basah) dan anorganik (kering). Bahkan tim Bank Sampah sendiri terkadang mempraktikkan langsung cara memilah dan mengelola sampah pada saat acara berlangsung. Misalnya untuk sampah organik (basah) mereka akan menyediakan sampah sisa makanan yang akan diolah menjadi pupuk. Dan sampah anorganik (kering) seperti plastik kemasan yang akan di anyam menjadi jepi rambut, dompet, dan kerajinan tangan lainnya.

Tahap - tahap memilah sampah yaitu pisahkan dulu bak sampah antara sampah organik (basah) dan anorganik (kering) lalu olah sampah organik (basah) menjadi pupuk kompos dan menyerahkan sampah anorganik (kering) pada Lembaga pengelolaan sampah seperti Bank Sampah agar bisa sampai di pengelolaan sampah selanjutnya.

Jika sampah tidak dapat dikelola dengan baik, maka dapat berdampak menjadi beban dan menyebabkan masalah yang signifikan. Namun jika dikelola dengan baik akan menjadi asset dan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat. Masalah sampah harus diantisipasi untuk mencegah dampak terjadinya pencemaran lingkungan yang menjadi lebih buruk di masa depan. Pengelolaan limbah padat dapat dilakukan dengan ramah lingkungan teknologi mengikuti prinsip teknis, meningkatkan cakupan layanan dan kualitas sistem layanan dan pengurangan sampah ke tempat pembuangan akhir dengan konsep 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)

Tetapi kembali lagi, masih banyak sekali masyarakat yang acuh akan hal ini dan tidak mau ikut acara edukasi pemilahan sampah karena kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungannya. Makanya Bank Sampah sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah agar mendapat lebih banyak perhatian dari masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun