Mohon tunggu...
Inas Haifa Adila
Inas Haifa Adila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

being the way that you are is enough

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Tuhan Melukis Pertolongan kepada Fatur Pemuda Desa yang Putus Kuliah

26 Juni 2022   02:48 Diperbarui: 26 Juni 2022   04:40 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Fatur sebagai Perangkat Desa (Dok.Pribadi)

Gubug indah dibawah gunung merapi yang menjadi saksi seorang pemuda dalam mengenyam manis pahitnya kehidupan, tak pernah usai dengan hiruk pikuknya kejadian-kejadian yang menimpanya memaksa Fatur harus berdiri sekuat pohon besar nan lebat buahnya. Hati tangguh, kesabaran baja dan kebaikan yang tak hingga membuat orang-orang disekelilingnya memberi respon baik kepada Fatur. Sungguh benar bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula.

Ketika tahun 2017, ia menempuh kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Surakarta, semasa kuliahnya ia menjadi sosok yang sangat aktif di beberapa organisasi bahkan menduduki posisi strategis dan penting di dalam organisasi. Tak lupa juga bahwa proses akademik sebagai mahasiswa yang belajar bersama dosen tak pernah ia tinggalkan, memang betul ia pandai dalam mengatur waktu dan prioritas sehingga membuat ia bangga dengan usahanya.

Perkuliahan berjalan dua tahun dengan banyak perkembangan yang ia peroleh, pada tahun 2019 ia mengalami penurunan semangat dalam dunia perkuliahan. Satu persatu faktor timbul dan berimbas pada perkuliahannya, faktor paling kompleks timbul dari internal yaitu keluarga hangatnya. Adiknya yang kala itu berusia 17 tahun sedang merasakan senangnya bermain bersama teman-temannya sehingga lalai dalam pergaulan tersebut, banyak yang ia timbulkan dari pertikaian, pertengkaran dan perkelahian. Sebagai putra sulung yang hanya dua bersaudara dengan sang adik, Fatur memberi perhatian dan pengawasan secara berkala terhadap sang adik. Hal yang dilakukan oleh Fatur berjalan sekitar satu tahun dan memberikan perubahan yang baik terhadap sang adik. Tidak lama dari kejadian tersebut, ibunda Fatur jatuh sakit dan lagi-lagi peran Fatur sebagai putra sulung yang harus menjaga keluarga hangatnya. Ia tak tega melihat ayahnya seorang diri mengurus sang ibu.

Kejadian-kejadian pahit dan manis terus menghantarkan Fatur untuk melanjutkan perjalanan kehidupan, dengan kekuatan, semangat dan kerja keras, ia tetap melanjutkan perkuliahan namun hanya fokus pada akademiknya saja karena menurutnya, ia tak lagi sanggup untuk berada di organisasi dengan pertimbangangan yang cukup matang. Kala itu, ia harus menempuh perjalanan pulang dari Magelang-Solo setiap harinya karena ia tetap ingin menjaga dan bertanggungjawab atas keluarga hangatnya.

6 bulan ia tetap bertahan kuliah dengan kondisi yang demikian, dan pada waktu yang tidak terduga, kondisi ibunya sudah sangat genting yang memaksa ia tidak dapat lagi mengikuti perkuliahan karena faktor waktu dan financial yang menghalanginya. Ia tidak kecewa atas hal itu, dengan kelonggaran hatinya ia menerima keadaan tersebut dan tetap menjadi putra yang berbakti. Pada waktu yang tak terduga kondisi ibunya semakin genting dan sang ibunda pulang kepada-Nya dengan tulus. Berduka, iya berduka yang sangat mendalam atas rangkaian kejutan kehidupan, Fatur putra sulung yang selalu menguatkan keluarganya tepat di hari itu ia tak bisa melakukannya, ia lemah. Segala hal yang kembali kepada-Nya memang tidak ada seorangpun yang dapat menahannya.

Putaran roda kehidupan harus tetap berputar, memang iya sulit bagi Fatur untuk melanjutkan perjalanan tapi dengan kesadaran dan semangatnya ia bangkit menuju pintu kehidupan tanpa sosok ibu. Keinginan Fatur untuk melanjutkan perkuliahan hadir kembali akan tetapi ia memikirkan keadaan sang ayah yang berada dirumah seorang diri, pada akhirnya ia memutuskan untuk membantu sang ayah dalam mencukupi kehidupan. Setengah tahun sudah ia berada dirumah dengan kesibukan di desanya, memang dulu ia pernah mencalonkan sebagai ketua pemuda akan tetapi tidak diberi izin karena masih berkuliah. Kala ini ia benar-benar membantu menghidupkan warga sekitar dengan banyak kegiatan yang ia realisasikan. Warga merespon baik atas kegiatan yang diberikan oleh Fatur, dan orang disekitarnya bangga akan kebaikan Fatur.

Pada tahun 2021 desa tersebut membuka pendaftaran perangkat desa karena untuk menggantikan perangkat desa yang sudah usai. Ia teringat dengan pesan almarhumah ibunya bahwa sang ibu ingin melihat Fatur menjadi orang yang berperan di warga sekitarnya, ibunya menginginkan Fatur menjadi pioneer dalam lingkungan hidupnya. Dari pesan mendalam sang ibu, Fatur memutuskan untuk mencoba mendaftar sebagai perangkat desa yang kala itu bersaing dengan 5 calon. Tahapan demi tahapan ia lalui sampai di  tahap pengumaman dan dengan kuasa Tuhan ia mendapatkan jawaban atas keinginan sang Ibu.

Ia merasa bahwa dirinya dapat menjadi human dimana saja dan kapan saja bahkan dengan kondisi apapun itu asalkan tetap terus melihat kedepan. Kehidupan semenjak menjadi perangkat desa membuat ia terus sadar berbuat kebaikan tiada batas. "Kehilangan masa lalunya yang di dambakan tidak menutup pintu kejutan di masa depan", tutur Fatur. Menurtunya, pahit manisnya kehidupan ya sudah dijalankan saja dengan rasa ikhlas, semangat dan tanggungjawab sepenuh jiwa dan hati untuk mencari pintu-pintu kehidupan berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun