Pembangunan perkebunan kelapa sawit skala besar di Aceh Barat Daya telah menjadi sebuah perbincangan publik. Berbagai pro-kontra terlontar menyikapi rencana pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) atau Crude Palm Oil (CPO) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), senilai Rp 30 miliar yang menggunakan dana Otsus tahun 2010. Belasan ribu hektar kelapa sawit rakyat yang dikembangkan di seluruh kecamatan di Abdya diperkirakan akan berproduksi secara besar-besaran dua tahun mendatang, terutama areal kelapa sawit rakyat di Kecamatan Babahrot dan Kuala Batee. Mimpi-mimpi kesejahteraan pun dilemparkan oleh para pimpinan daerah kepada masyarakatnya. Kebun kelapa sawit akan dibangun dan diberikan kepada masyarakat. Sedangan polemic yang terjadi dimasyakat jelas pro-kontra baik dikalangan DPRK dan DPRA itu sendiri apalagi eksekutif dengan legislative, kedua lembaga yang dipilih oleh rakyat ini dan membawa aspirasi rakyat justru tidak memberikan jawaban yang pasti dikalangan masyakat sendiri. Selalu diungkapkan disaat pemerintah mempromosikan pembangunan perkebunan kelapa sawit adalah peningkatan ekonomi yang akan diperoleh dari perkebunan kelapa sawit. Dalam beberapa kajian, terungkap bahwa perkebunan kelapa sawit tidak memberikan kesejahteraan bagi kelompok masyarakat, dan hanya memberikan kucuran rupiah bagi pengusaha. Belakangan, pembangunan perkebunan kelapa sawit juga telah menjadi sebuah komoditas politik. Kepentingan-kepentingan politikus sangat terlihat dalam pembangunan perkebunan besar kelapa sawit. Begitu besarnya kebutuhan keuangan untuk pertarungan politik, telah menjadikan kelahiran negosiasi politik antara politikus dengan pengusaha perkebunan. Pemberian perijinan perkebunan besar, dibarengi dengan kucuran dana politik. Sehingga bukan sesuatu yang aneh lagi bila menemukan adanya janji politik berkaitan dengan pembangunan perkebunan kelapa sawit kepada masyarakat. Lalu, apakah benar sawit bisa memberikan sebuah kesejahteraan bagi masyarakat? Apakah perkebunan sawit skala besar akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal? Dan apakah pembangunan perkebunan kelapa sawit merupakan keinginan masyarakat ataukah hanya menjadi kepentingan pemerintah dan pengusaha? Saat ini, ditengah begitu banyaknya kepentingan yang bermain dan memain-mainkan kepentingan masyarakat, sudah saatnya masyarakat menjadi lebih kritis terhadap berbagai gagasan dari pihak pemerintah maupun pengusaha. Apakah sebuah janji akan direalisasikan dan memberikan keuntungan sebenarnya? Ataukah sebenarnya hanya sebuah penjeratan baru bagi masyarakat yang akhirnya menjadi sebuah belitan kesengsaraan? Kesejahteraan akan sangat ditentukan oleh bagaimana masyarakat bisa memilih secara lebih cerdas dan kritis. Bukan dengan sebuah buaian janji politik, yang terkadang tak pernah berpihak pada masyarakat disaat telah berkuasa. Kesejahteraan masyarakat hanya akan bisa terwujudkan bila pemimpin yang dipilih adalah yang benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Jangan pernah memberikan kepercayaan kepada kelompok yang akan menindas dan menghisap masyarakat.
oleh : Inas oos
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H