Mohon tunggu...
NASRUDDIN OOS
NASRUDDIN OOS Mohon Tunggu... melalang buana, kerja g jelas kuliahpun tidak jelas -

Ah, Gelap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan yang Pernah Mencintai Aku

22 Agustus 2011   08:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jalan batu penuh debu Ku gandeng tangan mu berjalan dengan ku Aku tak tahu bagaimana cara menceritakan semua itu Sebelum persimpangan ego merajai Kita telah berpisah sayangku Pengakuan mu ketika menadah tangan pada yang Maha Kuasa Dan aku tak terlihat dalam do'a mu Untuk di halalkan olehNYA Cinta, Telah kita lebelkan atas kebersamaan kau dan aku Perasaan, Seketika hilang tertelan tanpa pancaran bintang Kasih sayang, yang terkenang saat kita sendirian Kau tak pernah kehilangan sayangku Do'a ku menemani mu, kau tak ikhlas Foto ; Dok OOS Jujur aku tak punya sayap Tuk terbang bersamamu mengapai impian mu yang tinggi Tak ku salahkan mu memiliki impian itu Karna mimpi akan menjadi nyata Aku mengenang mu diatas sajadah-sajadah cintaku Kau perempuan terbaik ku kenal Dan aku bukan lelaki terbaik untuk mu, dan kau tahu itu Lalu kau masuk dalam hidup ku memberi sedikit catatan kau semakin tahu bukan aku yang kau mau Cinta tak berkisah demikian Aku pikir kau perempuan terakhir ku cintai Cinta tak menuntut pamrih Cinta tak harus bersama Tetapi haruskah aku membagi cinta antara kau dan perempuan yang ku halalkan, tidak! Disaat perempuan lain ku halal dalam pernikahan yang sah Itulah cintaku sayangku Dia datang menutupi kekurangan ku Dan aku berbagi kelebihannya dalam cinta kami berdua Wahai perempuan yang pernah mencintaiku Wahai perempuan yang pernah singgah dalam hidupku Terima kasih atas perasaan dan kasih sayang mu, kau curahkan untuk ku Aku masih di jalan batu penuh debu Aku akan beranjak sampai musim kemarau berlalu Foto bersama mu tertinggal digubuk itu, tak ku ikut serta Karna diam mu tak mengikhlaskan ku mengenangnya Selamat jalan sayang ku Dipersimpangan ini kita berpisah Bukan ditempat semula kita bertemu Semoga kau temukan harapmu kita tak jadi menikah, berpisah dipersimpangan jalan. Cincin putih bernama kenapa kau buang, kau meminta mengukirnya ditaman sari malam itu. Aku juga pergi saat kau lelap dalam mimpi mu Maaf aku tak pamit, tak tega membangunkan mu. Dan diam2 aku telah menatap wajah mu terakhir kali dlm perasaan cintaku Walau esok, lusa nanti kita bertemu Maka tak ada lagi nyanyian rindu Karena bukan milik mu, lagi Semoga Bermanfaat. Salam sayang penuh cinta NASUDDIN OOS Sikabu, Kuala Batee, Aceh Barat Daya, 22 Agustus 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun