Siang ini mentari sangat terik tetapi maksud hati tetap ingin ngopi sambil membaca Koran, disalah satu kedai kopi aku memilih meja no 2 dari garis pintu masuk, ngopi ditemani 234 menyala asappun mengepul, satuhal yang masih heran dari jaman dulu sejauh ingatan ketika bertanya tentang kondisi kampus pada kakak letting atau banyak orang belang itu senior, walau menurut aku tak mempermasalahkan bagaimana hubungan senior dan junior dalam tatanan kampus, semoga bukan hanya berlaku dalam ospek saja. Berbicara mahasiswa tak ada habisnya tentang orang-orang yang lagi belajar di perguruan tinggi, bermacam alasan untuk belajar disana ketika terlepas atau sering disebut wisuda. Jika saja cara-cara penerapan akademik tidak dilakukan kearah perbaikan maka tak lebih dari boneka-boneka cantik yang baru dikeluar dari produk.
Mahasiswa kembali demo, kali ini bukan berbicara cinta di Pansus Century, bukan aksi Irwandi Nazar pemerintahan tak menyentuh rakyat, bukan karena busung lapar atau pengusuran, tetapi kali ini mahasiswa berdemo tentang ruang lingkupnya tapi bukan diseputaran kampus malahan dipusat keramaian. Tak ubahnya di nasional juga ada aksi serupa Cuma dalam kemasan lain yaitu Badan Hukum Pendidikan (BHP), dengan adanya BHP apakah jaminan kesejahteraan pendidikan dan masyarakat itu akan terjamin?, lalu bagaimana dengan masyarakat miskin yang memiliki sejuta impian untuk anaknya agar bisa belajar diperguruan tinggi, apakah sebuah impian belaka bagi orang miskin ataukah orang-orang miskin jangankan untuk belajar diperguruan bermimpi saja tak boleh, sedangkan dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 tertulis AtasberkatrakhmatAllahYangMahaKuasadandengandidorongkanoleh keinginanluhur,supayaberkehidupankebangsaanyangbebas,makarakyatIndonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.. Jika dicerna lebih dalam akan tujuan pendidikan dan definisi pendidikan maka sungguh menyimpang yang benar-benar terjadi hari ini.
Pendidkan merupakan proses perubahan atau pembentukan pola pemikiran manusia dan lebih sering disebut memanusiakan manusia. Sector pendidikan merupakan sector yang sangat mempengaruhi kemajuan bangsa, apalagi melalui intrumen pendidikan ini banyak lahirnya putra terbaik bangsa yang nantinya akan memimpin atau generasi masa depan bangsa. Dan penyelamatan terhadap generasi sangatlah penting dan apalagidampak perang secara psikologis juga cukup berat. Kebijakan strategis ini dapat juga dilaksanakan secara selektif. Jangan sampai lost generation itu benar-benar itu benar-benar terjadi.
Kalau kita cermati negara maju, bagaimana dengan kualitas pendidikan mereka? Mengapa Negara tersebut mengutamakan pendidikan? Sederhana saja. Pendidikan adalah keberhasilan, jika Negara tersebut berhasil dalam pendidikan praktis Negara tersebut juga berhasil dibidang ekonomi dan diikuti oleh bidang lainya. Hal ini terjadi karena perubahan yang dihasilkan dari pendidikan adalah peningkatan mutu SDM, jika SDM baik, maka mengelola apapun akan baik juga hasilnya. Semua hal terjadi bahkan apa saja bisa terjadi dengan kondisi yang selalu diciptakan, dalam masa proses pembelajaran saja sudah diperlihatkan bahwa transparansi itu tak usah, karena takut kebodohan orang-orang tua yang duduk menjabat sebagai birokrasi kampus, padahal mereka dulu juga mahasiswa atau seperti awal tadi senior dari junior, system yang konon berlaku ketika ospek saja, disana sudah mulai diterapkan system pembungkaman yang memperkosa hak-hak demokrasi sunguh naïf.
Mahasiswa Kecam Birokrasi Kampus di Acehkarna dinilai tak Demokratis, banda Aceh – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pro demokrasi (Gema-Prosem) Minggu (21/2) sore, mengelar aksi di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh. Para mahasiswa itu mengencam kebijakan birokrasi kampus di Aceh yang tidak demokratis.
Pembungkaman demokrasi di kampus di nilai cukup sitematis. Disebutkan, ketika mahasiswa menuntut kampus agar transparan dan demokrasi dalam segala hal, malah pihak kampus melakukan intimidasi pada mahasiswa. “ini yang terjadi saat ini di semua fakultas dan univeristas di Aceh. Kebebasan menyampaikan aspirasi dibungkam, dengan cara memanggil mahasiswa, pengurangan haknya sebagai mahasiswa sampai pada acaman Do,” sebut Alfa Oryzos coordinator aksi (serambi Indonesia, Senin 22 Februari 2010).
Kopi pun sudah habis, kini saat jua harus beranjak pergi dari kedai kopi, salam hangat.
INAS OOS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H