Menelusuri jalan dengan alas sandal jepit dibawah terik sinar mentari yang meberi rasa panas mengeluarkan keringat diwajah hitam berminyak, perlu banyak mengeluarkan keringat setelah bangkit dari beberapa hari terbaring yang hanya menatap langit-langit kamar yang tiada perubahan apa-apa dari warna yang telah ada disananya.
Berhenti atau istilah lain aku mampir diwarung kopi sebagai manusia yang telah candu kopi memang hal ini tiap hari ku lakukan sambil menikmati kopi membaca Koran media local ternama di daerah ku.
Oh wow, terkejut sedikit dan sedikit sedikit aku terkejut dengan pemberitaan Koran bahwa pak Keuchik di kampong ku akan melakukan study banding ke Bandung setelah tahun lalu ke Padang. Namun tentu saja hal itu menjadi sorotan dari ketua komisi A DPRK Abdya seperti yang tertulis dalam media “Ketua Komisi-A DPRK Abdya, Reza Mulyadi melalui Serambi, Jumat (13/5) menyampaikan sorotan dan kecamannya terhadap rencana studi banding itu. Dia menilai rencana study banding keuchik se-Abdya ke Surabaya itu sebagai bentuk pencitraan dengan tujuan politik. Apalagi dana yang dipakai untuk rencana tersebut dinilai sangat besar dan bisa mengorbankan dana pembangunan insfrastruktur pedesaan yang semestinya harus lebih di prioritaskan. Oleh karena itu dirinya meminta semua pihak harus menolak rencana tersebut karena hanya menimbulkan persoalan baru di masyarakat.”
Walau hal sering terjadi ditanah air ini ketika para para orang diparlemen juga melakukan studi banding seperti baru baru anggota DPR Aceh juga melakukan kunker ke Bali, walau diprotes mereka juga pergi kesana, aji mumpung. Akankah hal itu juga akan terjadi pada forum Keuchik Se-Aceh Barat Daya. Adakah hal itu akan direspon oleh masyarakat sebagai bentuk positif atau bahkan sebaliknya, memang masih banyak yang harus dilakukan dalam Gampong/Desa dalam melayani segenap masyarakat, inikah bentuk program pemerintah dalam program Peumakmue Gampong?.
Memang ada sebagian dari keuchik keberatan untuk melakukan studi banding namun mengenai pendanaan tetap akan dilakukan pemotongan terhadap anggaran gampong seperti yang telah ditentukan. Hal itu dikakakan oelh beberapa keuchik ketika kita ajak diskusi tentang bagaimana mekanisme studi banding kesana. Apapun programnya pemerintahan harus mengutamakan kepentingan rakyat janganlah menjadi pengkianat rakyat setelah anda-anda dipilih oleh rakyat, hamper disemua level dipilih oleh rakyat tetapi rakyat masih tetap menjadi lading bisnis dan proyek dari orang orang yang dipilih oleh rakyat.
Mentari pun mulai layu dari teriknya, cuaca panas yang tak begitu panas lagi namun masih panas, aku kembali ketempat semula setalah menghabiskan segelas kopi. Jalanan ini masih berdebu, debu yang dibawa oleh mobil pengangkut beji besi yang memang tak dilakukan pemisahan dari batu yang mengadung biji besi dan kata masyarakat lagi ada bebrapa unsure lain yang adadalam batu itu itu selain dari biji besi. Kapan kita bisa berdaulat diatas negeri sendiri, menjadi investor untuk daerah sendiri, menjadi pengusaha dikampung sendiri, jika saja mekanisme birokrasinya tak tak rumit mungkin hal itu takan akan tertutup kemungkinan.
Salam sayang penuh cinta
Nasruddin oos
Sabtu, 12 Mei 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H