Mohon tunggu...
nore inar
nore inar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

pe-lu-pa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Valentinsiana] Kau dan Puisi

16 Februari 2014   03:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

#5

Kau dan Puisi

Oleh: Louis Fernando & Nore Inar

Bagimu, puisi adalah tarian jemari

Sedang bagiku, ia adalah ungkapan rasa yang bernyanyi

Katamu, ia umpama kanvas putih tempat melukis segalanya

Benar...

Tapi aku mengartikannya sebagai jingga di langit senja yang penuh dengan kerinduan

Kemudian

Kau ibaratkan ia air,

Air yang mampu mengisi tiap celah, mendinginkan tiap amarah

Bukan!

Ia api

Api yang membara bergejolak dalam dada

Kau menasbihkan puisi adalah alam, lantas mengapa kau menyebutnya benci ketika kuartikan itu adalah rindu?

Puisiku adalah jingga merindu

Meluas ditiap langit senja

Namun, mengapa kau lukiskan dalam kebekuan benci?

Ketika jinggaku melukiskan kerinduan mendalam, mengapa engkau menyajikan warna berbeda dikanvasmu?

Kau tahu?

Warna itu menjelma hitam dan putih, membentuk siluet wajahmu

Lalu, kutemukan satu hal yang pasti:

Kaulah puisi itu

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Fiksi Valentine.

Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun