Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Gus Dur

5 Maret 2015   20:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:07 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di tengah hingar bingar politik di Indonesia akhir-akhir ini, mengingatkan kita pada tokoh besar Indonesia yang juga Presiden ke-4 RI yaitu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang terkenal dengan ucapannya, "gitu saja kok repot". Dengan kata-kata tersebut membuat masalah-masalah yang berat sekalipun terasa ringan dan mudah diselesaikan.

Beberapa sikap Gur Dur yang bisa kita teladani yang tetap relevan, bahkan menurut Inayah putri bungsu beliau justru urgent untuk saat ini antara lain :

1. Humanis

Gus Dur selama hidupnya selalu menganjurkan dan memberikan contoh untuk selalu memanusiakan manusia, humanis. Beliau terkenal sebagai pembela kaum marjinal, kaum minoritas, sangat menghargai perbedaan. Itu semua karena beliau mengamalkan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin..rahmat bagi seluruh alam, termasuk buat mereka yang terpinggirkan, yang berbeda, yang minoritas dan siapapun bahkan apapun yang ada di alam ini.

2. Bermanfaat bagi orang lain

Gus Dur menekankan bahwa dalam kehidupan kita pada akhirnya pencapaian tertinggi adalah manakala kita bisa bermanfaat untuk orang lain. Hal ini diceritakan oleh puteri beliau, ketika sedang dalam perjalanan mereka melihat anak-anak jalanan, dan mengatakan bahwa "seharusnya tidak ada anak-anak terlantar seperti ini, bukankah negara wajib memelihara anak-anak terlantar, sebagaimana diamanatkan UUD 1945". Gus Dur menjawab bahwa baik mengkritisi hal-hal tersebut, tetapi  teruslah belajar dan bekerja untuk dapat memberi manfaat bagi orang lain.

3. Dari rakyat untuk rakyat

Diceritakan oleh puteri beliau bahwa ketika akan diadakan open house di Istana, salah satu pegawai di Istana menyarankan untuk melakukan open house di luar gedung, karena bila dilakukan di dalam istana, karpetnya akan kotor semua. Dan Gus Dur menjawab, "Lho kenapa harus takut kotor? itu kan dibeli dari uang rakyat ya biarkan saja diinjak-injak sama rakyat." Artinya beliau sadar benar bahwa semua yang berasal dari rakyat harus sebesar-besarnya digunakan untuk kepentingan rakyat.

4. Tak ada kompromi dalam politik

Ketika Gus Dur  akan dilengserkan, diminta keluar dari istana, sebenarnya ada seorang pengusaha yang datang dan menawarkan kepada beliau, bahwa posisi Gus Dur sebagai Presiden akan tetap aman, karena dia sudah menyiapkan 'sekarung uang' untuk mereka-mereka yang akan melengserkan Gus Dur. Namun Gus Dur tidak mau melakukan hal tersebut, beliau tidak mau melakukan kompromi politik dan lebih memilih keluar dari istana.

5. Menjadi diri sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun