Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Curug Ngelay, Keindahan Tersembunyi yang Belum Tergali

31 Desember 2023   14:28 Diperbarui: 31 Desember 2023   14:35 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber foto : Nativeindonesia.com)

Saatnya liburan sekolah, Natal dan Tahun baru 2024 telah tiba. Di berbagai obyek wisata mainstream yang sudah terkenal seperti kawasan Puncak di Bogor, kawasan Taman Nasional Bromo, Dieng, dan masih banyak lagi, diberitakan lalu lintas sangat padat, bahkan macet tak bisa bergerak. Kondisi yang membuat suasana liburan menjadi sedikit tidak menyenangkan tentu saja. Dan untungnya tahun ini saya tidak mengunjungi tempat-tempat wisata populer tersebut, sebab si tengah yang sedang kuliah di luar kota belum libur.

Saya dan keluarga mengunjungi obyek wisata yang dekat-dekat saja dengan rumah, orang menyebut Wilayah III Jawa Barat yang terdiri dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu. Dan tujuan wisata kami kali ini, setelah googling, adalah Curug Ngelay. Informasi yang kami peroleh dari google, curug ini  ketinggian tebingnya  sekitar 100 m dan lebar 50 m. Pemandangan asri khas pedesaan, hijau segar, udaranya sejuk dan indah. tentu saja.

Curug Ngelay terletak di Desa Bagawat Kecamatan Selajambe Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Berjarak sekitar 40 km dari Cirebon dengan waktu tempuh sekitar 1 jam saja. Tetapi untuk sampai ke titik lokasi di Desa Bagawat membutuhkan waktu 2 kali lipat  sebab lokasi Desa Bagawat masih sekitar 31 km ke arah selatan dari ibukota Kuningan.

Untuk mencapai Desa tersebut, kami harus berkali-kali bertanya sebab petunjuk jalan dari google semakin menyempit dan hanya bisa dilalui satu mobil. Alhasil kami menemui jalan buntu. Untungnya ada tempat parkir untuk mobil berbalik arah di halaman sebuah Balai Pertemuan Dusun di Desa Bagawat.

(Foto : dokpri)
(Foto : dokpri)

Berdasar info dari seorang pemuda dusun yang kami tanya, dan menjawab dengan ramah, kami harus berbalik arah sekitar 500 m dan sebaiknya parkir di pertigaan yang ada warung kecil. Dari situ kami harus tracking menuju Curug Ngelay. Kami pun memarkirkan mobil di situ, tetapi ada bapak-bapak yang sedang duduk-duduk dan kami bertanya arah Curug Ngelay, bapak tersebut menyarankan bahwa mobil masih bisa naik, tetapi hati-hati karena jalannya sempit.

Kami pun menuruti saran bapak-bapak tersebut, dengan harapan trackingnya nanti tidak terlalu jauh. Dan betul  jalannya hanya cukup 1 mobil serta tempat parkirnya belum memadai. Kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Ngelay dengan tracking. Kali ini jalurnya berupa jalan setapak yang sudah dirabat beton/plester, namun hanya sekitar 300 m saja, setelah itu jalanan berupa pematang sawah atau jalanan berbatu.

Di sinipun kami sempat salah jalan, sebab tidak ada petunjuk arah. Seharusnya mengambil jalan setapak yang menanjak, tetapi kami malah mengambil jalur yang menurun. Beberapa kali kami bertanya kepada ibu-ibu atau bapak-bapak setempat yang sedang bekerja di sawah atau yang berpapasan di jalan. 

Setelah tinggal beberapa ratus meter sampai ke lokasi, ada bapak-bapak yang bertanya dalam bahasa sunda (saya mengerti bahasa sunda pasif), "Mau kemana?" Kami jawab mau ke Curug Ngelay dan bapak-bapak tersebut menjawab, "Sedikit lagi nyampai tapi airnya sedang kering, karena musim kemarau. Tapi ya gak pa pa lanjutin saja, tanggung." katanya. Dengan sedikit kecewa kami melanjutkan tracking dengan harapan, masih adalah air terjunnya meskipun kecil.

Tak lama kemudian dari kejauhan kami  bisa melihat tebing Curug Ngelay,  tampak gagah namun tidak tampak air terjun mengalir. Dari rumah terakhir di dusun tersebut bisa terlihat pemandangan air terjun itu. Dan sepertinya ada mbak-mbak di belakang rumah tersebut memperhatikan kami yang ragu, akan meneruskan perjalanan atau tidak sebab air terjunnya sedang kering. Masih dalam bahasa sunda, mbak-mbak tersebut menyarankan untuk melanjutkan perjalanan. "Tanggung barangkali penasaran." demikian sarannya. Ya sudah kami pun melanjutkan kembali untuk tracking.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun