Tetapi nilai tersebut benar-benar mencerminkan kemampuan diri, sementara yang nilainya bagus tetapi karena dibantu orang tua tidak mencerminkan kemampuan anak.Â
"Berarti itu nilai orang tuanya. Lha yang sekolah siapa? Anaknya apa orang tuanya?", tanya saya kepada anak.Â
"Ya anaknyalah yang sekolah", jawabnya.
"Ya sudah, kalo begitu adik harus tetap jujur, mengerjakan sendiri sesuai kemampuan. Kalau belajarnya rajin, benar-benar memahami materi, nanti suatu hari juga akan terbukti." kataku memotivasi.
Nah, hari Jum'at kemarin adalah sebuah pembuktian, karena si adik berhasil menjadi terbaik 1 di kelasnya. Tentu dia sangat senang sebab seolah itu sebuah pembuktian bahwa kejujuran akan tetap menang melawan ketidakjujuran, sebagaimana sebuah kejahatan pada akhirnya akan kalah oleh sebuah kebaikan.
Jadi, tetap ajarkan kejujuran kepada anak-anak kita, meskipun sebagai orang tua selalu ada dorongan untuk membantu agar anak kita menjadi yang terbaik dan ada banyak kesempatan untuk membantu, namun tetap harus diperhatikan agar membantu dengan cara-cara yang baik dan jujur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H