Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menanamkan Budi Pekerti pada Anak Melalui Cerita dan Permainan

20 November 2022   14:49 Diperbarui: 20 November 2022   14:49 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, bertempat di Hutan Kota Sumber Kabupaten Cirebon, sekelompok PNS Kabupaten Cirebon yang tergabung dalam Komunitas Penyuluh Anti Korupsi Kabupaten Cirebon (Kompak Kece) melakukan kegiatan edukasi kepada anak-anak usia TK dan SD tentang budi pekerti . Budi pekerti berdasarkan KBBI diartikan sebagai tingkah laku, perangai, akhlak dan watak atau dalam bahasa latin dikenal sebagai etika. Budi pekerti merupakan induk segala etika, tata krama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Berangkat dari keprihatinan melihat begitu tingginya angka korupsi di Indonesia, khususnya dalam birokrasi pemerintahan, kelima PNS Pemerintah Kabupaten Cirebon yang terdiri dari Ina Purmini, Nur Qomarijah, Rina Inayati, Istiyati dan Winarso tergerak untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan untuk menjadi Penyuluh Anti Korupsi yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Harapannya dengan menjadi Penyuluh Anti Korupsi dapat memberikan sosialisasi, edukasi, peningkatan pengetahuan tentang seluk beluk korupsi dan bagaimana upaya untuk pencegahan dan pemberantasannya bagi ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cirebon khususnya dan masyarakat Kabupaten Cirebon pada umumnya. Dengan mengerti apa, mengapa, bagaimana dan akibat korupsi diharapkan muncul kesadaran dalam diri untuk tidak melakukan korupsi, sehingga meminimalisir terjadinya korupsi.

Kegiatan pagi tadi menyasar kepada anak-anak usia TK dan SD yang sedang bermain di area hutan Kota Sumber. Kompak Kece mengajak anak-anak mendengarkan cerita/dongeng dan bermain game sebagai salah satu bentuk edukasi/pendidikan anti korupsi. Anak-anak sangat antusias mendengarkan cerita dengan judul Jadi Juara yang mengisahkan tentang perjuangan  bebek kecil untuk mengikuti lomba membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk sampai menjadi juara. Setelah dongeng/cerita selesai dibacakan dijelaskan kepada anak-anak tentang pesan moral yang terkandung di dalamnya yaitu nilai-nilai kejujuran, keberanian, kemandirian, disiplin, kerja keras, sikap sederhana, pentingnya bersikap adil, bertanggung jawab serta peduli dengan keadaan sekitar/teman.

Setelah mendengarkan cerita, anak-anak diajak bermain game yaitu memasangkan contoh perbuatan dengan nilai budi pekerti yang sesuai, misalnya contoh sikap jujur adalah tidak menyontek, tidak berbohong. Contoh sikap mandiri misalnya menyiapkan peralatan sekolah sendiri, mencuci piring sendiri setelah makan. Contoh sikap peduli misalnya berbagi bekal dengan teman yang tidak membawa bekal, memberikan sumbangan/donasi bag korban bencana. Contoh sikap adil misalnya membagi tugas piket untuk semua anak. Contoh sikap sederhana misalnya tidak membeli baju mewah saat lebaran, tidak memakai perhiasan berlebihan. Contoh sikap kerja keras misalnya latihan renang dengan sungguh-sungguh dalam rangka O2SN, rajin belajar untuk hasil terbaik. Contoh sikap tanggung jawab misalnya ikhlas dihukum karena terbukti bersalah. Contoh sikap disiplin misalnya masuk kelas tepat waktu, setiap pukul 19.00 WIB mulai belajar. Dan contoh sikap berani misalnya berani mengikuti lomba puisi, berani bertanya jika ada yang tidak jelas ketika guru menerangkan.

Setiap anak diberikan kertas contoh perbuatan dan diminta memasukkan ke dalam kotak nilai/etika yang sesuai. Dan mereka nampak bergembira melakukan permainan ini. Kepada anak-anak yang sudah selesai dan benar memasukkan ke kotak yang sesuai diberikan hadiah berupa kotak pensil, block note, pensil, pin "Jujur itu Hebat" dan juga sticker.

Dengan aktifitas seperti ini diharapkan akan tertanam dalam benak anak-anak untuk selalu bersikap baik, sehingga kelak ketika dewasa akan terbawa,  tertanam karakter yang kuat, menjadi seorang dewasa yang berbudi pekerti luhur baik dalam keseharian maupun dalam pekerjaan. Tentu penanaman nilai-nilai seperti ini akan lebih efektif jika dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak, yaitu di lingkungan sekolah, di rumah maupun di masyarakat, karena pada dasarnya pendidikan anak memang tanggung jawab kita bersama.

Selamat memperingati Hakordia 2022. Indonesia Pulih, Bersatu Lawan Korupsi.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun