Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tips Menjauhkan Anak-anak dari Gawai

28 Oktober 2015   10:33 Diperbarui: 28 Oktober 2015   11:06 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadget atau gawai memang sudah menjadi 'teman' keseharian kita, baik orang tua, anak-anak bahkan balita. Saya mempunyai anak balita perempuan yang saat ini usianya sekita 3,5 tahun. Sebagaimana balita pada umumnya dia sangat menyukai gawai dengan segala game yang ada di dalamnya. Awalnya memang saya biarkan dia bermain sesukanya yang penting dia 'anteng' dan kalau kita ambil/minta pasti nangis/ngamuk. Tapi setelah membaca akibat buruk/negatif dari gawai terhadap tumbuh kembang anak, saya pelan-pelan mulai 'menyapihnya' dari gawai. Alhamdulillah...berhasil dengan baik. Dan cara ini yang saya lakukan :

1. Tawarkan permainan lain yang menarik perhatiannya

Pada dasarnya balita mempunyai ketertarikan ke dalam banyak hal, misalnya main mobil-mobilan, masak-masakan, mewarnai, main sepeda, dst. Nah...pada saat dia sedang asyik dengan gawainya, jangan langsung ambil, tapi iming2i dia dengan permainan baru, misalnya kita ambil mainan dia dan komentar, "Wah...ini kompor sama kulkasnya baru ya dik? Bagus bangeeettt, kompornya sudah pernah dipakai masak belum? dst." Pasti dia akan menoleh, yang menunjukkan dia tertarik juga dengan yang kita sampaikan..Lanjutkan  terus komentar-komentar positif/memuji mainannya, dan pelan-pelan ajak berinteraksi/berkomunikasi dan selanjutnya pasti dia sudah asyik menceritakan dan mempraktekkan mainan masak-masakan barunya itu kepada kita.

2.  Teladan dari orang tua dan orang-orang sekitar

Para ahli mengatakan bahwa anak-anak paling pandai meniru. Dan hal yang sama terjadi pada kebiasaaan anak bermain dengan gawai. Bila anak-anak melihat orang tuanya, kakak-kakaknya, mbak/pengasuhnya seperti tak pernah lepas dari gawai selama di rumah, pastilah balita akan meniru kebiasaan ini dengan cepat.

Jadi kita sebagai orang tua sebaiknya memberi contoh untuk 'tahu waktu'. Bila kita juga sulit melepaskan diri dari gawai, coba dengan membatasi penggunaannya, misalnya memakai gawai untuk main hanya di hari sabtu-minggu. Jadual ini berlaku untuk semua anggota keluarga.

3. Jangan berikan gawai kepada anak-anak

Cara yang paling mudah sebenarnya adalah sterilkan rumah dari segala macam perangkat elektronik yang pintar, smartphone, tablet dan sejenisnya. Kasih anak-anak hape jadul yang cuma bisa telepon dan sms, demikian juga dengan hape kita (alamaaak...merana seluruh keluarga ya?). Cara ini tentu sangat efektif, syukur-syukur bila kejadiannya tak terencana misalnya tablet/smartphone rusak/hang...ya sudah biarin saja rusak tergeletak tak usah diperbaiki. Kalau anak-anak minta, dengan mudah bisa kita jawab, "Kan gawai sedang rusak...itu ada di meja" Dan...itu terjadi pada saya, saat ini saya hanya pakai hape jadul tak ada BB, WA, line dst dsb, cukup ber sms dan bertelepon ria. Ternyata hidupku tetap berlangsung dengan ria...

Demikian...

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun