Siapa yang tidak mengenal pisang? Buah yang di gemari semua orang, dari tua sampai muda, dari petani sampai pekerja kantoran.
Ya pisang adalah buah rakyat, kapan pun di mana pun pisang menjadi panganan murah meriah untuk siapa saja.
Tapi taukah kita kalau pisang yang kita makan beragam jenisnya? Bahkan Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman pisang tertinggi di dunia, sekitar 200 jenis banyaknya.
Taukah kita kalau pisang yang biasa kita santap langsung berbeda secara genetis dengan pisang yang biasa dimasak terlebih dahulu ?
Berdasarkan klasifikasi dari bapak taksonomi Linneaus, pisang merupakan monokotil yang termasuk dalam genus Musa (Musaceae, Zingiberales). Pisang merupakan tanaman herba dan umumnya memiliki tinggi hingga mencapai 3 meter, tanpa lignifikasi dan penebalan sekunder pada batang. Sering masyarakat kita salah kaprah dengan menyebut tanaman pisang sebagai ‘pohon pisang’ padahal pisang tidak termasuk pohon karena tidak ada pembentukan batang. Lebih tepat di sebut herba pisang.
Genus Musa sendiri diklasifikasikan menjadi empat grup besar yaitu Callimusa, Australimusa, Eumusa, dan Rhodachamys. Callimusa dan Australimusa merupakan tanaman pisang berbiji yang memiliki jumlah kromosom 2n = 2x = 20, sedangkan tanaman pisang tidak berbiji adalah Eumusa dan Rhodochlamys memiliku jumlah kromosom n = 11. Grup terbesar dari genus Musa adalah Eumusa yang telah dibudidayakan dengan spesies yang tersebar luas di Asia Tenggara hingga ke kepulauan pasifik.
Sebagian besar pisang yang dibudidayakan berasal dari persilangan antar dan intra specific antara dua diploid (2n = 2x = 22) spesies liar, yaituMusa acuminata dan Musa balbisiana. Dalam hal set kromosom, genomnya di kenal dengan AA untuk
M. acuminata atau BB untuk M. balbisiana. Spesies Musa diploid memiliki buah
berbiji dengan sedikit pati dan hanya memiliki sejumlah kecil daging buah serta tidak bernilai sebagai tanaman pangan.
Tanaman pisang yang telah dibudidayakan berbeda dengan spesies liarnya. Pisang budidaya menunjukkan karakter tanpa biji dan partenokarpi. Partenokarpi merupakan pembentukan buah yang tanpa perkembangan biji (polinasi) dan fertilisasi. Dasar mutasi genetik pada genom A yang memberikan karakter partenokarpi tersebut belum dikarakterisasi, sedangkan genom B diploid tidak memberikan karakter partenokarpi, walaupun hibrid dari keduanya memperlihatkan karakter tersebut. Hal tersebut terlihat pada gambar II.2, di mana terdapat beberapa jalur mekanisme perkembangan spesies liar dan hibrid antara M. acuminata dan M. balbisiana menjadi pisang konsumsi yang banyak di tanam dan dibudidayakan. Bagan persilangan pisang sendiri dapat di lihat dari gambar di bawah ini:
Jalur perkembangan dan hibrid pisang spesies liar
menjadi pisang konsumsi budidaya
Seperti yang sudah di kemukan, Di Indonesia terdapat kurang lebih 230 jenis pisang, namun tidak semua jenis pisang yang ada dapat diperoleh di pasaran. Berdasarkan paparan dari Valmayor(2000), secara umum terdapat dua jenis pisang yang dapat dimakan dan dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Pertama, pisang meja (banana) yang umum disajikan sebagai buah segar, dan kedua, pisang untuk olahan (plantain) yang hanya enak dimakan setelah terlebih dahulu diolah menjadi berbagai produk makanan. Jenis pisang meja yang terkenal antara lain pisang Ambon Kuning, Ambon Lumut, Barangan, Emas, Lampung, Raja Bulu dan Raja Sere, sedangkan jenis pisang olahan yang terdapat banyak di pasaran adalah Kepok, Kapas, Nangka, Siem, Tanduk, dan pisang Uli. Dua kelompok pisang tersebut termasuk dalam keluarga Musaceae. Jenis pisang lainnya yaitu pisang Batu dan pisang Klutuk yang banyak dimanfaatkan daunnya, karena buahnya banyak mangandung biji. Terdapat juga jenis pisang yang diambil seratnya yaitu pisang Manila dan abaca.
Beberapa keragaman pisang Indonesia antara lain:
1.Pisang Raja Sere
Pisang Raja Sere dikenal sebagai pisang meja. Ukuran buahnya kecil dengan panjang buah 10-15 cm dan diameter 3-4 cm. Berat per tandan antara 10-14 kg,jumlah sisir 5-9, dan tiap sisir terdiri dari 12-16 buah. Buah yang matang warna kulitnya kuning kecoklatan dengan bintik bintik coklat kehitaman. Kulit buah tipis, warna daging buah putih, rasanya manis dan aromanya harum.
2.Pisang Ambon Kuning
Merupakan buah meja yang penting dan umum disajikan setelah makan. Pisang Ambon Kuning pada saat matang berwarna kuning dengan warna daging buah krem atau putih
kekuningan. Rasa daging buahnya manis dan aromanya kuat. Selain sebagai buah meja, pisang Ambon digunakan sebagai makanan pemula untuk bayi. Berat tandan antara 15-25 kg tersusun dari 10-14 sisir. Setiap sisir terdiri dari 14-24 buah. Ukuran buahnya termasuk besar, panjang tiap buah 15-20 cm dan diameter 3,45 cm. Selain untuk pisang meja, buah pisang Ambon dapat diolah menjadi sari buah, dodol, sale, jam dan tepung pisang.
3.Pisang Ambon Lumut
Warna kulit pisang Ambon Lumut hijau kekuningan dengan bintik-bintik coklat kehitaman. Daging buahnya berwarna putih kemerahan dan lunak. Rasanya manis, enak, dan aromanya kuat. Berat per tandan mencapai kisaran 15-18 kg dengan jumlah sisir 8-18. Setiap sisir kurang lebih 20 buah. Ukuran buah 15-20 cm dengan diameter 3-3,5 cm. Selain untuk buah meja, pisang Ambon Lumut dapat diolah menjadi sari buah, dodol, sale, jam dan tepung pisang.
4.Pisang Emas
Pisang Emas memiliki bentuk buah kecil-kecil dengan panjang 8-12 cm dan diameter 3-4cm. Berat per tandan antara 8-12 kg terdiri dari 5-9 sisir. Setiap sisir rata-rata berisi 14-18 buah. Pisang Emas, bila matang berwarna kuning cerah, kulit buahnya tipis, rasanyasangat manis dan aromanya kuat. Selain sebagai buah meja, pisang Emas dapat diolah menjadi sari buah, dodol, sale, jam, dan keripik utuh (yang digoreng vakum).
5.Pisang Cavendish
Termasuk dalam kelompok pisang Ambon, saat ini kultivar Cavendish banyak ditanam di  Indonesia oleh perusahaan swasta besar untuk ekspor dan pasar domestik. Pisang Cavendish yang diperdagangkan rata-rata memiliki kualitas baik, karena sudah dibudidayakan dengan baik dan sesuai dengan anjuran dan juga diproduksi untuk pasar. Seperti pisang Ambon, ukuran buah termasuk besar, panjang buah antara 17-23 cm dengan diameter 3,5-4 cm, berat tiap buah 130-200 gram, warna kulit buah kuning merata saat matang dan daging buah putih kekuningan dan aroma kuat. Susunan buah rapi dan kompak membentuk sisir, sisir yang besar bisa berisi 16-20 buah. Tandan buahnya juga besar, berisi sekitar 14-20 sisir.
6.Pisang Lampung
Pisang jenis ini mirip pisang Emas, perbedaannya terletak pada ujung buahnya. Pisang Lampung memiliki ujung buah lancip, sedangkan pisang Emas ujung buahnya tumpul. Setiap tandan terdiri dari 6-8 sisir dengan setiap sisir terdiri dari 18-20 buah. Berat setiap sisir adalah ± 940 gram, berat setiap buah 50 gram. Panjang buah 9 cm dan diameter buah 3-4 cm. Warna kulit buah kuning dan warna daging buah putih kemerahan. Rasanya manis dan aromanya harum. Pisang Lampung disajikan sebagai buah segar. Kelemahan jenis pisang ini adalah jari pisang mudah rontok dari sisirnya. Selain untuk buah meja, pisang Lampung dapat diolah menjadi sari buah, dodol, sale, dan tepung pisang.
7.Pisang Barangan
Jenis pisang ini termasuk buah meja yang banyak dihasilkan dari daerah Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan, terkenal karena rasanya yang manis dan aroma harum. Tiap sisir berisi 16-23 buah, dengan besar buah yang hampir rata, panjang buah antara 12-15 cm, susunan buah dalam satu sisir kompak, sehingga mudah diatur dalam pengepakan. Tiap tandan memiliki berat 12-20 kg, berisi antara 8-12 sisir. Kulit buah ketika mentah hijau dengan bintik-bintik coklat dan saat matang berwarna kuning dengan bintik-bintik coklat pada permukaan kulitnya. Daging buahnya berwarna kuning kemerahan dengan aroma pisang yang kuat. Pisang Barangan dari Sumatera Utara memiliki daya tahan yang cukup kuat dan tidak mudah rontok, saat ini dipasarkan sampai Jakarta.
8.Pisang Raja Bulu
Pisang Raja Bulu atau dikenal dengan pisang Raja termasuk buah yang dapat digunakan sebagai buah meja dan bahan baku produk olahan atau campuran dalam pembuatan kue. Daging buah rasanya manis dan aromanya kuat, namun, kulit agak tebal sehingga bagian yang dapat dimakan hanya 75%. Pada waktu matang, warna kulit buahnya kuning berbintik coklat atau kuning merata, dengan warna daging buah kuning kemerahan. Setiap tandan memiliki berat berkisar 4-22 kg dengan jumlah sisir 6-7 sisir dan jumlah buah 10-16 setiap sisir. Sebagai buah segar, pisang Raja Bulu memiliki nilai ekonomis yang tinggi terutama di pulau Jawa. Pisang Raja cocok untuk diolah menjadi sari buah, dodol dan sale.
9.Pisang Kepok
Buah pisang Kepok enak dimakan setelah diolah terlebih dahulu. Bentuk buahnya agak pipih karenanya sering disebut pisang gepeng dan memiliki kulit tebal. Berat per tandan dapat mencapai 22 kg memiliki 10-16 sisir. Setiap sisir terdiri dari 12-20 buah. Bila matang warna kulit buahnya kuning penuh. Pisang Kepok, yang terkenal di antaranya pisang Kepok Putih dan Kepok Kuning. Pisang Kepok Putih memiliki warna daging buah putih dan pisang Kepok Kuning daging buahnya berwarna kuning. Pisang Kepok Kuning rasa buahnya lebih enak dibanding Kepok Putih sehingga lebih disukai dan harganya lebih mahal. Pisang Kepok merupakan jenis pisang olahan yang penting terutama pisang goreng dalam berbagai variasi, sangat cocok diolah menjadi keripik, buah dalam sirup, aneka olahan tradisional dan tepung. Saat ini pisang Kepok sangat dikenal sebagai pisang goreng yang dijajakan di restoran dan gerai khusus yang menjual pisang goreng dengan cara menggoreng yang khas. Bentuk pisang goreng yang terkenal seperti kipas, pisang goreng ala Pontianak dan pisang goreng pasir sudah menjadi hidangan yang populer di kota-kota besar. Untuk pisang goreng di Jakarta, selain dari Banten, pisang Kepok juga berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera dan Kalimantan.
10.Pisang Nangka
Warna kulit buah pisang Nangka saat matang tetap hijau dengan rasa buahnya asam manis. Berat per tandan antara 11-14 kg terdiri dari 6-8 sisir, dan tiap sisir terdiri dari 14-24 buah. Panjang buah 24-28 cm dengan diameter 3,5-4 cm. Pisang Nangka digunakan untuk pisang olahan. Buah pisang Nangka cocok diolah menjadi keripik, buah dalam sirup dan tepung serta olahan sehari-hari seperti pisang goreng dan kolak pisang.
11.Pisang Siem
Pisang jenis ini rata-rata tiap tandan buah terdiri atas 6 sisir yang masing-masing tersusun oleh 15 buah pisang. Berat buah pisang sekitar 92 gram dengan panjang 20-25 cm dan diameter 3,2 cm. Bentuk buahnya melengkung dengan bagian pangkal bulat. Warna daging buahnya kuning kemerahan tanpa biji. Empulur buahnya nyata, dengan tekstur kasar, rasanya manis. Lamanya tanaman berbunga sejak tunas adalah 14 bulan. Pisang jenis ini hanya cocok untuk olahan terutama keripik dan sale. Bila dibuat tepung menghasilkan tepung pisang dengan rasa agak asam.
12.Pisang Tanduk
Pisang Tanduk berukuran besar dan bentuknya menyerupai tanduk. Buah matang memiliki warna kulit buah coklat kemerahan berbintik-bintik dan warna daging buahnya kuning kemerahan. Pisang jenis ini hanya cocok untuk pisang olahan. Berat setiap tandan berkisar antara 7-10 kg yang terdiri atas tiga sisir, dan setiap sisir berisi paling banyak sekitar 10 buah. Ukuran buah pisang tanduk termasuk besar, yaitu panjang 25,3-30,9 cm, lingkar buah 13,6-15,2 cm dengan berat buah 247,4-346,3 g, daging buah berkisar 113-199 g. Pisang Tanduk sangat cocok diolah menjadi keripik, buah dalam sirup, aneka olahan tradisional (pisang goreng, rebus) dan tepung. Persentase daging buah sekitar 73% karena bagian kulitnya cukup tebal.
13.Pisang Tongka langit
Pisang Tongka Langit merupakan pisang khas dari daerah Maluku. Pisang jenis ini cukup unik karena tumbuhnya tidak turun ke bawah seperti pisang pada umumnya tetapi buahnya tumbuk memuncak ke arah atas makanya pisang ini dinamakan pisang tongkak yang artinya mengarah ke atas, keistimewaan pisang besar Tongkat Langit adalah garis tengah 6 cm menjulang ke langit.
Tanaman Pisang Tongka Langit umumnya mulai berproduksi pada umur 1-1,5 tahun dengan waktu berbunga sepanjang tahun. Masa panen bisa dilakukan pada umur tujuh bulan setelah berbunga dengan jumlah sisir/tandan tiga hingga enam serta pada masing-masing sisir terdapat enam sampai 13 buah. Jika sudah dalam keadaan masak, warna buahnya menjadi merah-orange dengan panjang 17-23 cm, berat 250-300 gram serta diameter 5-6,63 mm. Pisang ini mempunyai tinggi 4-5 meter. Pisang Tongka Langit dapat dikonsumsikan setelah matang. Bagi masyarakat Maluku jenis pisang ini hanya dimakan setelah direbus, digoreng dan dibakar (yang sudah matang). Orang Maluku, keberadaan pisang tongkak mulai dijadikan bahan makanan alternatif pengganti tepung terigu dan beras. Oleh mereka, pisang tongkak diolah menjadi tepung yang dapat dimanfaatkan menjadi aneka makanan dan kue.
Referensi:
1.Badan Penanaman Modal Provinsi Maluku. http://www.bkpmd-maluku.com/index.php/informasi/wisata/50-wisata/341-pisang-tongka-langit-khas-maluku?lang
2.Heslop-Harrison, J. S. & Trude Schwarzacher. Domestication, Genomics and the
Future for Banana. 2007. Annals of Botany 100: 1073–1084.
3.Prabawati, S., Suyanti, & D. A. Setyabudi. 2008. Teknologi Pascapanen dan
Teknik Pengolahan Buah Pisang, ed: W. Broto. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
4.Valmayor, R. V, Jamaluddin, S. H., Silayori, B., Kusomo, S., Danh, L. D.,
Pascua, O. C., & Espino, R. R. C. 2000. Banana cultivar names and synonyms in Southeast Asia. INIBAP, Asia and the Pacific Office.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H