Anakku, surat ini ku tulis untuk menjadi pengingat tentang hangatnya Cinta yang melingkupi kehidupan kita berdua...
Niatku, jika nanti kita berada dalam kerumitan hubungan ibu dan anak, aku bisa kembali kesini dan mengeja kembali harapan-harapan yang membuat hidup kita menjadi indah. Begitu pun mungkin engkau, dapat belajar memahami seberapa besar rasa sayang ku padamu.
Hadirmu didunia membuat rasa keibuan ku lengkap. Meski ketika engkau mulai tumbuh, merangkak, berjalan dan mulai belajar berbicara, aku belum mampu menjadi ibu yang sempurna. Aku hanya bisa tertawa melihat tingkah lucu mu, merasa khawatir saat engkau sakit, kadang mengabaikan mu ketika aku merasa lelah, diam-diam mencium pipimu ketika engkau tidur dan sering dipenuhi rasa bersalah karena merasa tak bisa menjadi ibu yang baik. Diusia mu yang masih sangat dini, aku kenalkan engkau pada gelombang hidup yang tidak ramah. Tapi hati kanak-kanak mu yang polos masih saja mengukir senyum diwajah mu.
Kepolosan dan ketulusan kasih sayang mu yang membuat aku jatuh cinta setengah mati pada mu. Aku merecoki mu dengan cerita tentang putri-putri dari kerajaan yang jauh, tentang negeri-negeri diatas awan dan tentang mimpi-mimpi yang akan jadi nyata jika engkau memperjuangkannya. Aku katakan padamu bahwa hidupmu adalah keajaiban dan berjanji aku akan selalu ada untuk mu.
Aku adalah ibu dan juga seorang anak perempuan dari ibu ku. Proses sedang menjadi ibu sekaligus anak yang aku jalani mengajariku banyak hal. Aku belajar bahwa semua orang tua ingin anaknya bahagia dan semua anak ingin orang tuanya bahagia. Aku yakin sebagai anak, tak terbersit sedikit pun ingin mu untuk mengecewakan aku. Mulai hari ini aku tidak akan melihat dan menilai apapun tindakanmu sebagai sebuah langkah sengaja untuk melukai ku. Kesalahan mu semata-mata karena ketidaktahuan dan kenaifan mu. Â Maka percayalah, stok maafku lebih banyak dari jumlah kekeliruanmu.
Aku belajar bahwa rasa cinta dan sayang antara kita berdua tidak memiliki hubungan langsung dengan sikap dan tindakan kita. Jika aku marah itu bukanlah karena aku tidak sayang padamu, pun begitu juga jika engkau membantah bukan juga karena engkau membenci ku. Kita hanya sedang berdiri didua titik yang berbeda sehingga sisi yang kita lihat tidaklah sama. Mulai hari ini, jika ada selisih antara kita, aku dan engkau harus rela duduk bersama dan berkompromi. Kita akan saling mendengarkan.
Aku belajar bahwa kita hidup dalam dua tubuh yang berbeda, dengan cara makan, cara bicara, keinginan dan mimpi yang berbeda. Aku bukanlah kau dan engkau bukanlah aku. Tidak pantas buatku untuk memaksamu cocok dan fit in dalam cetakan alur hidupku. Kita berdua mengikuti garis takdir masing-masing. Tugasku hanyalah membimbing, mengingatkan dan menjadi tempatmu untuk pulang. Aku akan menjadi pembimbing hidup yang terbaik, pengingat yang tepat waktu dan tempat pulang yang paling nyaman bagimu.
Aku telah mengajarkanmu terbang dan mengenal langit, maka aku tak akan menahanmu. Sesekali aku dan engkau mungkin akan terpeleset namun kita dapat saling berpegangan. Bahkan jika terjatuh kita dapat saling membantu yang lain untuk berdiri. Aku akan menjadi sandaran dan pegangan yang kokoh untukmu hingga engkau merasa kuat.
Aku tahu bahwa suatu hari nanti engkau akan meminta ku untuk mengerti pandangan dan ide mu tentang hidup. Engkau juga akan meminta ku untuk berhenti mengkhawatirkan mu dan menghormati keputusan mu. Aku akan melakukannya karena aku adalah fans berat mu dan menjadi orang yang sangat bahagia melihat kebahagiaan mu.
Anakku, aku berharap kita dapat melewati terjalnya hidup dalam kebersamaan, saling percaya dan rasa cinta kasih yang dalam. Aku berharap kita menjadikan rasa simpati, empati dan rasa saling menghargai sebagai dasar hubungan kita. Aku berharap engkau memahami bahwa kekuranganku sebagai manusia tidak mengurangi rasa sayang ku padamu. Sebagaimana aku ingin difahami aku juga sadar betapa ingin engkau dimengerti.
Aku selalu mendoakan kebaikan dan kebahagiaan bagimu. Aku harap aku tak akan pernah merindukan tatapan cinta dimatamu karena engkau akan selalu menatapku dengan cinta selamanya. Aku menyayangimu apa adanya dirimu. Dengan seluruh benarmu, salahmu, baikmu dan burukmu. Aku tahu engkau juga merasakan yang sama seperti aku.