Mohon tunggu...
Aqmarina Andira
Aqmarina Andira Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

A mischievous girl who can fly and magically refuses to grow up

Selanjutnya

Tutup

Catatan

90 Menit Bersama Susanne Gervay

26 September 2013   14:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:22 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antara tumpukan essay dan artikel yang menghantui serta antusiasme yang menggebu-gebu karena liburan tengah semester sudah di depan mata, saya menyempatkan diri untuk menghadiri sebuah workshop di Sydney Story Factory. Workshop kali ini menghadirkan Susanne Gervay, seorang penulis senior di Australia.

Sebelum workshop ini, saya tidak tahu siapa dia dan saya belum pernah membaca karyanya. Namun setelah ini, membaca karyanya menjadi keharusan bagi saya.

Satu hal yang sangat menonjol dari Susanne adalah, dia benar-benar merupakan seorang storyteller. Dia bukan sekedar penulis, tapi seorang pencerita. Dia punya banyak cerita, dan dia sangat suka bercerita.

Dia menceritakan tentang pengalaman hidupnya, keluarganya, orang-orang yang dia kagumi, semua hal yang menjadi inspirasinya. Hal-hal yang kemudian bisa menginspirasi kami yang mendengarkannya.

Susanne menceritakan kehidupan masa kecilnya sebagai seorang anak pengungsi dari Hungaria di Australia. Bagaimana orang tuanya mengorbankan begitu banyak hal agar keluarga mereka bisa hidup aman dan damai di Australia. Bagaimana ibunya yang dulu hidup bagaikan putri di rumahnya, sekarang harus bekerja keras dan mengerjakan segala seauatunya sendiri. Bagaimana orang tuanya terlihat selalu merindukan rumah dan kampung halaman mereka, tapi tidak berniat untuk kembali agar anak-anak mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Dan bagaimana semua hal di masa kecilnya tersebut membuantnya tumbuh menjadi anak yang senantiasa hidup diliputi rasa bersalah. Bagaimana begitu banyak pikiran dan beban di benak dan di pikirannya, namun dia tidak bisa membaginya dengan siapapun. Karena dia tidak mau membebani orang tuanya, serta tidak nyaman mendiskusikannya dengan teman atau saudara. Oleh karenanya, Susanne mulai menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.

Kemudian Susanne juga menceritakan mengenai kondisi kesehatannya dan kondisi ruman tangganya, yang kemudian ia jadikan sebagai inspirasi dalam menulis novel Always Jack. Bagaimana Ia berusaha kuat dan menutupi kondisi kanker payudaranya kepada anak-anaknya, tetapi malah merasa bersalah karena anak-anaknya menjadi sulit untuk mempercayainya karena telah membohongi mereka. Susanne juga menceritakan bagaimana dia merasa takut ditinggalkan karena sedang berada di tengah-tengah proses perceraian dan takut anak-anaknya akan meninggalkannya. Semua emosi dan perasaannya tersebut kemudian dituangkannya menjadi sebuah novel fiksi. Novel fiksi yang memiliki nyawa dan dapat membuat orang-orang yang membacanya percaya karena hal-hal yang dirasakan oleh karakter di dalam novelnya benar-benar merupakan interaksi kehidupan manusia yang nyata.

Susanne juga menekankan pentingnya research. Novelnya yang berjudul Butterfly, mendapatkan inspirasi dari salah seorang pembaca yang memintanya menuliskan kisahnya, seorang burn survivor. Burn survivor, bukan burn victim. Tadinya Susanne menolak karena merasa tidak mengetahui apa-apa mengenai hal ini. Namun karena tersentuh dengan pembacanya, Susanne pun akhirnya memutuskan untuk meluluskan permintaan ini. Susanne mengisi ketidaktahuannya dengan proses 1 tahun penuh riset. Ia memulai dengan membaca buku tebal kedokteran mengenai kasus-kasus luka bakar. Kemudian ia mewawancarai dokter-dokter, tim medis, dan pasien-pasien luka bakar. Ia juga melakukan observasi langsung di rumah sakit untuk mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh para pasien, keluarga, kerabat, dan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Selain pengalaman dan inspirasinya, Susanne juga memberikan beberapa tips menarik untuk para penulis. Pertama, cari tahu apa tujuan dan motivasi dalam menulis. Menjadi penulis dapat menjadi sebuah profesi yang penuh tekanan. Banyak orang yang memandang sebelah mata. Banyak penolakan di sana-sini. Jika tujuan dan motivasi di dalam diri kita tidak kuat, maka perjalanan karir menjadi seorang penulis akan sangat berat dan melelahkan. Namun jika motivasi dan tujuannya tepat dan kuat, maka perjalanan menjadi seorang penulis akan menjadi sangat menyenangkan. Mengapa? Karena menjadi penulis adalah salah satu pekerjaan yang senantiasa memperkaya diri kita. Setiap saat kita akan belajar hal baru, dan kita akan semakin ahli setiap harinya.

Kedua, buat diri kita jatuh cinta dengan karakter yang kita ciptakan. Kenali secara detil kebiasaannya, pemikirannya, wataknya. Buat agar karakter yang kita ciptakan seolah-olah benar-benar hidup. Pastikan kita benar-benar bisa mendengar suara karakter tersebut. Lebih lanjut, Susanne memberi tips untuk tidak menciptakan karakter lebih dari tiga. Memberi nyawa pada banyak karakter sangatlah susah. Hanya sedikit penulis berpengalaman yang mampu melakukan hal tersebut. Oleh karenanya, batasi jumlah karakter, namun berikan nyawa pada karakter-karakter Anda.

Ketiga, selalu mulai di tengah. Jangan habiskan waktu untuk memberi perkenalan yang detil. Mulailah dengan hal yang menarik, dan beri penjelasan di sela-sela peristiwa yang sedang terjadi. Biarkan kesan alami dalam proses perkenalan antara pembaca dan karakter yang kita ciptakan.

Keempat, cerita yang kita kreasikan harus memiliki backbone, hal yang dapat mengikat semua peristiwa yang terjadi. Meskipun menginginkan cerita yang kaya dan menarik, fokus adalah hal yang juga sangat penting untuk diperhatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun