Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengutarakan Isi Hati

27 November 2024   20:55 Diperbarui: 27 November 2024   21:05 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sempat berfikir bahwa inilah akhir kisah cinta saya. Datang tak diundang, pergi pun tanpa berpamitan. Saya selalu meyakinkan diri untuk bersabar dan optimis akan mampu melepas dirimu. Berkali-kali saya mengatakan kepada diri untuk belajar ikhlas dan menerima kenyataan bahwa kamu akan segera kembali pada perempuan yang telah lebih dahulu mencintai dirimu dibanding saya. 

Berat dan harus dilakukan. Seharian kemarin nyatanya kamu mampu menghendle semuanya tanpa keterlibatan saya sedikitpun. Itu menjadi alasan yang paling mendasar bahwa kamu akan melepaskan saya. Meski beberapa hari yang lalu kamu mengatakan belum sanggup untuk kehilangan saya. Tetapi saya sadar. Keinginan manusia bisa berubah dalam kondisi dan situasi apapun. Termasuk juga dirimu.

Sore harinya saya malah menyaksikan hal yang begitu amat pelik. Hal yang selalu sampaikan kepadamu untuk meninggalkan rasa dendam. Saya tak ingin menjabarkannya. Saya yakin kamu sudah mengetahuinya lewat status yang dibuat teman kita. 

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya. Manusia bisa berubah sesuai kondisi dan keadaan sekitar. Namun rupanya hal itu tak berlaku untuk perlakuanmu kepada saya. Atau barangkali saya yang terbuai oleh ucapan dan janji manismu. Saya ingatkan bahwa kamu pernah berjanji untuk mengatakan apapun yang kamu rasakan, meski tak lengkap. Kamu juga sudah sepakat apabila kamu sampai difase itu, kamu akan menyampaikan kalau ada sesuatu. Kamu juga tahu jika hal itu dimaksudkan untuk mengkonfirmasi apa yang saya rasakan saat itu juga. Tetapi lagi-lagi kamu tak menepati janji itu. 

Karena tak dipungkiri dalam beberapa kali kesempatan perasaan yang saya rasakan akan dirimu benar adanya. Dan saya bimbang mana yang harus saya percaya. Perasaan ini atau kenyataan bahwa kamu sudah tak membutuhkan saya lagi? 

Kamu juga membuat saya bingung. Kamu berjanji untuk kita sama-sama menghadapi apapun itu, namun kamu sendiri yang mengingkarinya. Harga diri dan kehormatanmu sebagai laki-laki masih kamu tonjolkan didepan saya. Padahal kamu tahu, bukan itu yang saya inginkan dalam hubungan kita. Jika kamu masih menjunjung tinggi sebuah harga diri, mengapa kamu masih mempertahankan saya yang sudah jelas merusak harga dirimu dihadapan semua orang?

Kamu pasti akan menjawab seperti ini. Kita jalani saja ya, kita patuh terhadap kehendak-Nya. Betapa EGOIS dirimu. Apakah kamu hanya mementingkan dirimu sendiri?

Namun karena saya telah jatuh cinta padamu, maka saya akan mengusahakan cinta saya. Saya akan terus meminta pada Tuhan untuk memberikan yang terbaik. Terlepas sakit hati yang bertubi-tubi terus menghampiri, saya akan memperjuangkan cinta ini meski sendiri. Sampai saya lupa bagaimana rasanya lelah dan bagaimana rasanya cemburu juga sakit hati.

Pada akhirnya hari ini saya telah melewati perasaan-perasaan yang menguras emosi dan air mata selama tiga hari berturut-turut. Saya tak ingin terus mengungkit yang sudah berlalu. Langkah saya hari ini dan seterusnya untuk terus berharap yang terbaik pada cinta ini. Saya mohon maaf atas keterdiaman saya kemarin. Saya benar-benar minta maaf. 

Apapun keputusanmu setelah membaca tulisan ini tentang cinta kita, saya akan tetap mendukungmu. Terimakasih karena hari ini kamu masih mau menghubungi dan memanggil saya dengan sebutan "SAYANG". 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun