Jika mengingat banyaknya hal yang telah terlewati bersama, apakah kamu merasa bahagia sayang? Atau justru sebaliknya? Apakah hadirnya saya disisimu sekarang mampu menciptakan bahagia untuk dirimu? Kau tahu, saya seringkali meragukan kebahagiaan itu sayang.Â
Apakah benar ini bahagia atau sekadar rasa senang sesaat saja? Tentu kau tahu bahwa dirimu adalah laki-laki yang kini saya cintai. Dan selayaknya orang yang jatuh cinta, saya menginginkan untuk selalu bersama dengan orang yang dicintai.
Bahkan bukan hanya bersama. Tapi memastikan kekasihnya tetap baik-baik saja dan senantiasa bahagia. Saya selalu memohon maaf kepadamu jika sikap tersebut terlalu egois, dan jika kehadiran saya justru malah membuat kacau dirimu.Â
Kamu pernah berkata kepada saya bahwa temanmu sejak kecil adalah buku dan tulisan. Katamu, kita bisa bebas mengungkapkan apa saja disana. Dan prosesmu hingga dititik ini telah melahirkan banyak karya tulis sayang. Karena saya tahu, beberapa hal yang kamu lakukan sekarang ini sangat berbeda dengan tulisan yang ada dibuku.Â
Beberapa buku yang khas akan tulisanmu telah saya baca. Dan beberapa diantaranya mengungkapkan perasaan dan harapan pada dirimu dimasa depan. Jika saya kaitkan dengan hubungan kita, maka saya lah yang salah sayang. Saya adalah penghalang harapan yang sudah kamu impikan bersama dengan seseorang.Â
Andai saya diizinkan kembali pada waktu sebelumnya, saya tak ingin bertemu apalagi jatuh cinta terhadapmu. Kau pun pasti menginginkan hal itu juga sayang. Tapi kita malah dipertemukan dan saling memiliki rasa.Â
Kamu pasti menyesal namun berusaha menerima semuanya, kan? Karena kamu memiliki prinsip kalau manusia hanya menjalankan apa yang sudah menjadi takdirnya. Begitu juga dengan kita.Â
Penyesalan dan keraguan yang selalu hadir membuat saya lelah sendiri menyalahkan mengapa saya menjalani takdir seperti ini. Dan pada akhirnya saya terus menjalaninya bersama dirimu. Saya hanya punya harapan untuk bisa bersanding denganmu.Â
Sembari saya menjalani kisah ini dengan sebaiknya. Saya tahu jika sebuah harapan tanpa perbuatan maka tingkat berhasilnya hanya sepersekian persen. Maka dari itu, meski saya sering menangis tetapi saya tetap berjalan pelan.
Seharusnya saya tak perlu mencemaskan bagaimana akhir] . Saat ini kita sama-sama mengusahakan yang terbaik untuk cinta ini. Kamu yang berusaha selalu ada untuk saya, dan saya yang berusaha belajar menunggu tanpa meminta sesuatu yang lebih.